Pw. S.
Pius X, Paus (P)
Hak.
9:6-15
Mzm. 21:2-3,4-5,6-7
Mat. 20:1-16a
Hak.
9:6-15
9:6 Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh
Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin
di tugu peringatan yang di Sikhem.
9:7 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung
Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada
mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan
mendengarkan kamu juga.
9:8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi
raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!
9:9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku
meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan
pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah
raja atas kami!
9:11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku
meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas
pohon-pohon?
9:12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah,
jadilah raja atas kami!
9:13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku
meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan
pergi melayang di atas pohon-pohon?
9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah,
jadilah raja atas kami!
9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu
sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung
di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan
memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon
Mat. 20:1-16a
20:1 "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan
rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun
anggurnya.
20:2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah
sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
20:3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya
ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
20:4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku
dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi.
20:5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar
pula dan melakukan sama seperti tadi.
20:6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati
orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja
di sini sepanjang hari?
20:7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami.
Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
20:8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya:
Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka
yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima
dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya
akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar
juga.
20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada
tuan itu,
20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu
jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat
dan menanggung panas terik matahari.
20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku
tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar
sehari?
20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada
orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu
dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Santo Paus Pius X, Paus dan Pengaku Iman
Guiseppe Melchiore Sarto-demikian
nama Paus Pius X-lahir
di Reise, Treviso, Italia pada tanggal 2 Juni 1835. Anak kedua dari 10 bersauadara
ini lahir dalam suasana kemiskinan sebuah keluarga petani sederhana. Pendidikan
dasar ditempuhnya di Reise dan Castelfranco, Italia. Pada tahun 1858, ia
menempuh pendidikan imam di Seminari Padua, Italia hingga ditabhiskan menjadi
imam pada tanggal 18 September 1858.
Karier imamatnya dimulai di Paroki
Tambolo, Italia sebagai pastor kepala. Setelah 9 tahun mengabdi di Tambolo, ia
dipindahkan ke Paroki Salzano. Umat senang sekali padanya karena kesalehannya,
kefasihannya berbicara dan kegiatan-kegiatan pastoralnya. Karena kesalehan dan
kemampuannya, ia diangkat sebagai imam kanonik di gereja Katedral Treviso pada
tahun 1875. Tak lama kemudian ia ditunjuk sebagai pembimbing rohani, pengajar
dan rektor di Seminari Treviso. Di Treviso karier Sarto benar-benar meningkat.
Semuanya itu perlahan-lahan
menghantarkannya ke atas jenjang imamat tertinggi sebagai Uskup. Oleh Paus Leo XIII,
Sarto diangkat menjadi Uskup di dioses Mantua, Italia pada tahun 1884. Kondisi
dioses Mantua kacau balau ketika Sarto menduduki tahkta keuskupan. Pendidikan
seminari sudah ditutup lebih dari 10 tahun karena situasi politik yang tidak
menentu; banyak paroki mengalami kekosongan kepemimpinan pastor; kaum buruh
semakin tidak menghiraukan hidup imannya karena pengaruh sosialisme; kaum
intelektual sudah termakan pengaruh liberalisme; aliran Freemansory terus giat
menyebarkan ajarannya, dan dimana-mana muncul semangat antiklerikalisme. Uskup
Sarto yang saleh ini dengan tenang dan berani menghadapi masalah-masalah ini.
Dengan sangat berani, ia membuka kembali pendidikan Seminari dan meneguhkan
imam-imamnya agar dengan tekun melayani umat di parokinya masing-masing. Uskup
Sarto pun tak kenal lelah mengadakan kunjungan pastoral ke semua paroki untuk
mengenal dari dekat situasi umatnya. Di mana-mana ia berkhotbah dan berjuang
mengembalikan umatnya kepada penghayatan iman yang benar.
Kunjungan pastoralnya itu
menggerakkan dia untuk mengadakan suatu sinode di Mantua. Sinode itu
diselenggarakan pada tahun 1888 dan berhasil merumuskan sebuah pedoman kerja
dioses yang baru untuk membangkitkan kembali kehidupan rohani umat seluruh
dioses. Tuhan ternyata memberkati karya Uskup Sarto. Di seluruh dioses,
lahirlah kembali suatu semangat baru untuk menghayati iman Kristiani. Antara
Negara dan Gereja terjalin suatu hubungan yang baik; pengajaran katekismus bagi
orang dewasa dan anak-anak digalakkan di seluruh dioses; perkawinan Katolik
ditegakkan kembali dan anak-anak sudah bisa menerima komuni pertama sejak masa
remajanya.
Melihat keberhasilan karya Uskup
Sarto, Paus Leo XIII mengangkat
Sarto menjadi Kardinal pada tanggal 12 Juni 1893. Tak lama kemudian Paus Leo
mengangkatnya menjadi Batrik Venesia. Di Venesia, Sarto tidak menemui banyak
masalah. Namun ia mengadakan beberapa pembaharuan di bidang pendidikan
Seminari, musik liturgi dan metode pewartaan. Pelajaran agama yang dilarang
oleh kaum Freemansorny diberikan lagi disekolah-sekolah umum. Gereja Venesia
benar-benar carah dibawah kepemimpinan Batrik Sarto.
Sepeninggal Paus Leo XIII,
para Kardinal memilih Kardinal Guiseppe Melchiore Sarto menjadi Paus. Mulanya
ia menolak menerima jabatan mulia itu. Dengan rendah hati, ia meminta para
Kardinal agar tidak memilihnya menjabat martabat Gerejawi yang luhur itu, namun
karena desakan para Kardinal, Sarto pun akhirnya menerima juga jabatan itu. Ia secara
resmi menduduki Tahkta Petrus pada
tanggal 9 Agustus 1903. Tekadnya yang utama sebagai Wakil Kristus di dunia
ialah membaharui segala sesuatu di dalam Kristus. Dua peristiwa penting yang
mewarnai masa pontifikatnya: Pertama, pemisahan antara Gereja dan negara di
Perancis yang mengakibatkan hampir seluruh kekayaan Gereja dirampas oleh
pemerintah, tetapi sebaliknya memberikan kebebasan penuh kepada Gereja dari
kekuasaan sipil. Kedua, kutukan terhadap gerekan filsafat dan teologi aliran
‘modernisme’.
Paus Pius yang takut akan
merosotnya otoritas rohani Gereja mencela bahkan mengutuk aliran modernisme
itu. Dalam dekritnya Lamentabili dan ensiklik Pascendi Dominici Gregis, Paus Pius X secara
resmi mengutuk modernisme. Sikap Paus yang kelewat tegas ini mengakibatkan
banyak pembantunya yang licik menggunakan kesempatan dan cara-cara yang tidak
terpuji, bahkan tidak halal untuk ahli-ahli teologi yang berpikiran maju.
Terhadap kegiatan kerasulan awam, khusus dibidang sosial dan politis, Pius
selamanya bersifat curiga.
Di samping ketegasannya itu, patut
dicatat pula bahwa Pius juga melakukan berbagai tindakan penting yang membantu
Gereja bersikap luwes dan adaptif dengan situasi dan tuntutan jaman. Misalnya,
kodifikasi hukum Gereja, reorganisasi dan modernisasi kuria Roma, pendirian
lembaga Studi dan pendidikan Kitab Suci dan usaha membaharui terjemahan Kitab
Suci dalam bahasa Latin (Vulgata: diselesaikan pada tahun 1979). Ia berusaha
keras menghidupkan ibadat umat terutama musik liturgi, mengajak umat untuk
menerima Komuni Kudus sesering mungkin bahkan setiap hari. Ia juga memajukan
devosi kepada Santa Perawan Maria.
Meskipun ia seorang Paus, namun ia
tetap sederhana dan sayang pada umat. Semasa hidupnya, ia beberapa kali menyembuhkan
beberapa umat dari penyakitnya secara ajaib. Sebelum meninggal dunia, dalam
surat wasiatnya ia menulis: “Saya dilahirkan miskin, saya hidup miskin dan saya
ingin mati secara miskin pula”. Beliau meninggal dunia pada tanggal 20 Agustus
1914 di Roma, dua minggu setelah pecah Perang Dunia I. Segera setelah ia
meninggal terdengar banyak permintaan agar dia dinyatakan ‘kudus’ oleh Gereja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar