Minggu, 11 Agustus 2019

Nyawa dan Tuhan


Jumat Biasa Pekan XVIII (H)
Ul.  4:32-40
Mzm. 77:12-13,14-15,16,21
Mat. 16:24-28



Ul.  4:32-40

4:32 Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu.
4:33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
4:34 Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?
4:35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
4:36 Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api.
4:37 Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar,
4:38 untuk menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini.
4:39 Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
4:40 Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.


Mat. 16:24-28

16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
16:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."



Nyawa dan Tuhan

Saudara terkasih, hari ini kita Bunda Gereja mengajak kita bersama merenungkan bagaimana kita mempertahankan nyawa. Apapun akan kita lakukan demi sehat, karena apa? Agar  tetap di dunia   ini bukan? Tetap menikmati dunia selama mungkin. Segala daya upaya dilakukan untuk  berobat, mempertahankan hidup. Sering ketika sakit parah sedikit saja panik dan berdoa dengan luar kebiasaan, lebih dekat pada Tuhan? Supaya apa? Biar masih bisa bertahan selama mungkin di dunia. Dunia yang semarak itu menarik.
Beberapa waktu lalu, rekan saya mengatakan kalau badannya mudah letih, loyo, dan capek, dan ia mengatakan jangan-jangan Tuhan sudah mau mengajaknya pulang. Saya jawab, jangan dulu, anak-anakmu masih kecil, sana bilang pada Tuhan biar saya gantikan, saya yang tidak memiliki tanggungan di dunia ini. Ia tertawa dan saat ini sudah baikan. Terkadang orang yang siap sedia namun malah belum juga dipanggil.
Pada sisi lain saudara sudah kepala tujuh namun masih takut mati. Banyak hal menjadi kendala untuk bisa berserah. Apalagi konteks imannya memang bukan di dalam Tuhan yang sangat menjanjikan. Hitung-hitungannya masih kurang jauh.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini kita diajak untuk melihat bagaimana mengikuti Tuhan itu harus siap sedia termasuk kehilangan nyawa. Apa yang paling berharga adalah nyawa bukan? Ketika semua hal diperoleh namun sakit-sakitan, buat apa coba? Atau malah semua dimiliki namun meninggal, semua ditinggalkan.
Menyangkal diri, bukan malah menyangkal Tuhan. Apa yang Tuhan kehendaki adalah berani mengalahkan egoisme, kecintaan diri berlebihan, untuk memanggul salib dan ikut Tuhan. Salib yang perlu dipanggul sebagai konsekuensi atas pilihan Tuhan dan jaminan Tuhan bagi keselamatan kita. Kita di dunia dan akan bahagia di surga, tentu memiliki konsekuensi bahwa tidak akan mudah di dunia ini. Dunia yang  sudah dikuasi maut, kita perlu mengalahkan untuk dapat memperoleh damai abadi dan sejati.
Mempertahankan nyawa demi dunia ini apa gunanya coba? Jauh lebih penting adalah mendapatkan surga meskipun kehilangan nyawa di dunia yang sementara ini. Namun sering pilihan  demi eksistensi di dunia malah melepaskan janji surgawi Tuhan Allah Bapa. Jabatan, materi, kekuasaan, popularitas bisa membuat kita melemparkan salib kita dan demi itu semua. Bagaimana kita memilih usai merenungkan bacaan hari ini? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar