Jumat
Pekan Biasa XVII (H)
Im.
23:1,4-11,15-16,27,24-37
Mzm.
8:3-4,5-6ab,10-11ab
Mat.
13:54-58
Im.
23:1,4-11,15-16,27,24-37
23:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari
pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang
tetap.
23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu,
pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
23:6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti
Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak
beragi.
23:7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus,
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN
tujuh hari lamanya; pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus,
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat."
23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada
mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu
menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu
kepada imam,
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan
TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari
sesudah sabat itu.
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah
sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap
tujuh minggu;
23:16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus
hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru
kepada TUHAN.
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang
kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh
hari lamanya.
23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus,
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban
api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan
pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari
raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu
maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian
kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan
korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.
Mat.
13:54-58
13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di
situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana
diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama
Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada
bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata
kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat
asalnya sendiri dan di rumahnya."
13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat
diadakan-Nya di situ.
Penolakan
dan Cara Pandang
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan firman-Nya yang berbicara mengenai penolakan atas kehendak
Tuhan karena pandangan manusiawi. Hal yang jamak kita alami, ketahui, saksikan,
atau kita sebagai pelaku atau korban karena pola pikir yang sama. Sangat mungkin
kita menilai dengan kaca mata kita, melihat dengan apa yang kita rasakan,
analisis, dan pikirkan, namun abai akan kehadiran Allah dengan kehendak-Nya di
sana.
Contoh saja, bagaimana kita bisa percaya pada orang
yang baru kita jumpai, baru saja kita ketemu dan kemudian memberikan kepada
kita banyak kepercayaan, hadiah, dan berbagai hal lainnya. benak kita akan
curiga, was-was, ada apa di balik kebaikannya. Keyakinan kita, kepercayaan
kita, budaya yang kita anut itu ada udang di balik batu. Ketulusan sering masih
jauh dari harapan. Ingat ini dunia, yang membawa kita memang berbeda dengan apa
yang Tuhan Allah kehendaki.
Kita memilih apa yang tidak sejalur dengan apa yang
Allah maksudkan. Kebaikan saja penuh dengan kecurigaan, curiga itu karya roh
jahat yang memang hendak membawa kita menjauh dari kasih Allah. ketika Tuhan
Allah menghendaki kita untuk percaya kita meragukan, bahkan menyangkal.
Kita pun diajak untuk menerima apapun dengan rendah
hati, namun kita memilih untuk iri. Kita
tahu bahwa orang lain bisa melakukan ini dan itu. Mendapatkan anugerah yang berbeda untuk dapat melengkapi satu sama lain.
Tidak ada talenta atau berkat yang sama. Hal itu untuk menguatkan kita di dalam
satu kesatuan utuh sebagai saudara. Ketika ditolak, sangat wajar karena sudut
pandang yang berbeda. Penolakan karena iri dan dengki.
Saudara terkasih, Tuhan Yesus pun mengalami
penolakan. Perbuatan ajaib di mana-mana tidak ditangkap dengan baik di
lingkungan asal-Nya. Pandangan manusiawi mereka lebih lekat, kuat, dan dominan,
sehingga mengabaikan kehendak Tuhan yang seharusnya menjadi pedoman di dalam
menilai segala sesuatu.
Sudut pandang yang perlu penyesuaian, ciri sudut
pandang yang seturut kehendak Allah adalah menyatukan dengan sesama, adanya
syukur bukan iri, merasa damai dan tenteram, bukan cemas dan ketakutan. Itulah mukjizat
Tuhan Allah setiap saat. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar