Jumat, 02 Agustus 2019

Penolakan dan Cara Pandang


Jumat Pekan Biasa XVII (H)
Im. 23:1,4-11,15-16,27,24-37
Mzm. 8:3-4,5-6ab,10-11ab
Mat. 13:54-58



Im. 23:1,4-11,15-16,27,24-37

23:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.
23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
23:6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN; tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi.
23:7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat."
23:9 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:10 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam,
23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.
23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
23:16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.



Mat. 13:54-58

13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.



Penolakan dan Cara Pandang

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman-Nya yang berbicara mengenai penolakan atas kehendak Tuhan karena pandangan manusiawi. Hal yang jamak kita alami, ketahui, saksikan, atau kita sebagai pelaku atau korban karena pola pikir yang sama. Sangat mungkin kita menilai dengan kaca mata kita, melihat dengan apa yang kita rasakan, analisis, dan pikirkan, namun abai akan kehadiran Allah dengan kehendak-Nya di sana.
Contoh saja, bagaimana kita bisa percaya pada orang yang baru kita jumpai, baru saja kita ketemu dan kemudian memberikan kepada kita banyak kepercayaan, hadiah, dan berbagai hal lainnya. benak kita akan curiga, was-was, ada apa di balik kebaikannya. Keyakinan kita, kepercayaan kita, budaya yang kita anut itu ada udang di balik batu. Ketulusan sering masih jauh dari harapan. Ingat ini dunia, yang membawa kita memang berbeda dengan apa yang Tuhan Allah kehendaki.
Kita memilih apa yang tidak sejalur dengan apa yang Allah maksudkan. Kebaikan saja penuh dengan kecurigaan, curiga itu karya roh jahat yang memang hendak membawa kita menjauh dari kasih Allah. ketika Tuhan Allah menghendaki kita untuk percaya kita meragukan, bahkan menyangkal.
Kita pun diajak untuk menerima apapun dengan rendah hati, namun kita memilih untuk  iri. Kita tahu bahwa orang lain bisa melakukan ini dan itu. Mendapatkan anugerah yang  berbeda untuk dapat melengkapi satu sama lain. Tidak ada talenta atau berkat yang sama. Hal itu untuk menguatkan kita di dalam satu kesatuan utuh sebagai saudara. Ketika ditolak, sangat wajar karena sudut pandang yang berbeda. Penolakan karena iri dan dengki.
Saudara terkasih, Tuhan Yesus pun mengalami penolakan. Perbuatan ajaib di mana-mana tidak ditangkap dengan baik di lingkungan asal-Nya. Pandangan manusiawi mereka lebih lekat, kuat, dan dominan, sehingga mengabaikan kehendak Tuhan yang seharusnya menjadi pedoman di dalam menilai segala sesuatu.
Sudut pandang yang perlu penyesuaian, ciri sudut pandang yang seturut kehendak Allah adalah menyatukan dengan sesama, adanya syukur bukan iri, merasa damai dan tenteram, bukan cemas dan ketakutan. Itulah mukjizat Tuhan Allah setiap saat. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar