Sabtu, 17 Agustus 2019

Kegembiraan dan Kecemasan Dunia juga Kegembiraan dan Kecemasan Gereja


HARI RAYA KEMERDEKAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (P)
Sir. 10:1-8
Mzm. 101:1a,2a,3a,6-7
1 Pet. 2:13-17
Mat. 22:15-21




Sir. 10:1-8

10:1 Pemerintah yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur.
10:2 Seperti penguasa bangsa demikianpun para pegawainya, dan seperti pemerintah kota demikian pula semua penduduknya.
10:3 Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya.
10:4 Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya.
10:5 Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya.
10:6 Hendaklah engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu apapun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu.
10:7 Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun oleh manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah.
10:8 Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan dan uang.


1 Pet. 2:13-17

2:13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
2:14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
2:17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja.


Mat. 22:15-21

22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"
22:21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.



Kegembiraan dan Kecemasan Dunia juga Kegembiraan dan Kecemasan Gereja

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja dan sebagai anak bangsa berbahagia karena merayakan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Gaudium et Spes menyatakan kegelisahan dan harapan dunia adalah kegelisahan Gereja, pun Mgr Soegija mengatakan, kita harus 100% Katolik dan 100% Indonesia. Tidak ada dalam kamus Gereja merasa bukan bagian dari bangsa ini.
Kebahagiaan bangsa yang merayakan kemerdekaan juga menjadi kebahagiaan Gereja, ketika ikut menyemarakan dengan upacara dan aneka lomba pesta rakyat. Dalam liturgi Gereja pun kita menempatkannya dalam posisi tertinggi Hari Raya yang dipersamakan dengan Hari Minggu. Pengorbanan para pahlawan juga pengorbanan Gereja. Ini hal yang cukup membanggakan sebagai bagian utuh dalam bernegara.
Keprihatinan negeri ini adalah masalah moralitas, korupsi, terorisme, dan penyalahgunaan obat dan narkotika. Masih pula ditingkahi dengan aneka fitnah, hoax, dan juga ketamakan dalam banyak hal. Korupsi bermuara dari gaya hidup yang berlebihan. Abai akan sikap moral yang baik, di mana pokoknya kaya, soal asal usul uangnya dari mana tidak peduli. Jangan merasa Gereja tidak terlibat karena susahnya akses dalam pemerintahan, karena toh tidak sedikit anak-anak Gereja juga menggunakan banyak kesempatan untuk melakukan kejahatan.
Intoleransi dan fundamentalisme beragama juga makin hari makin menguat dan menggejala. Gereja sering menjadi sasaran tembak, namun bukan itu alasannya berprihatin. Sebagai bangsa yang berdasar Pancasila, jangan merasa dominan, mayoritas, dan banyak kemudian memaksakan kehendak. Karena belum tentu sama di daerah lain.
Saudara terkasih, kita sebagai anak bangsa sekaligus anak Tuhan harus sinergi di dalam bertindak dan berbuat. Kita terikat dalam hukum positif dalam KUHP dan juga hukum gereja di dalam KHK. Jadi kita tidak menjadi lebih mudah dan lebih leluasa. Jangan karena merasa UU negera mengizinkan kemudian kita abai akan hukum Gereja. Paling tidak  yang cukup signifikan perbedaannya adalah perceraian dan aborsi. Ini adalah tantangan sekaligus menunjukkan kualitas kita sebagai orang beriman dan warga negara yang baik. Dua peran yang sangat baik di dalam menempa hidup bersama secara berkualitas.
Hukum kasih sangat linier dengan Pancasila, pengampunan, hidup damai, gotong royong, penghormatan akan Tuhan Yang Maha Esa, kemanusian, dan seluruh ajaran dasar Katolik senada dengan Pancasila. Benar bahwa 100% Indonesia dan 100% Katolik itu  pas dan kontekstual adanya. Bahagialah hidup di Bumi Indonesia BD.eLeSHa.

Dirgahayu Bangsa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar