Senin, 05 Agustus 2019

Berilah Mereka Makan, Peduli vs Abai


Senin Biasa Pekan XVIII (H)
Bil. 11:4-15
Mzm. 81:12-13,14-15,16-17
Mat. 14:13-21




Bil. 11:4-15

11:4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
11:5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
11:6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat."
11:7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
11:8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
11:9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
11:10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11:11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
11:12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
11:13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
11:14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
11:15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku."

Mat. 14:13-21

14:13 Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.
14:14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."
14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.
14:20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
14:21 Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.



Berilah Mereka Makan, Peduli vs Abai

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan ebtapa kasih Tuhan tidak berkesudahan, mengatasi halangan untuk mewujudkan kasih itu. bagaimana  kita, manusia, dan dunia ini biasa melemparkan dan melepaskan tanggung jawab. Para murid itu logis yang menjadi pilihan mereka. Betapa banyak orang yang ada di sana, sedang mereka hanya memiliki lima roti dan dua ikan.
Pilihan para murid melihat kendala, bukan peluang. Yesus yang memang memiliki kuasa jelas berpikir berbeda. Belas kasih-Nya mengatasi keterbatasan para murid. Hambatan  para murid diretas karena kasih-Nya yang tidak berkesudahan itu. Hal yang memang berbeda, jati diri Yesus yang dari surga Allah memang penuh kuasa.
Berilah mereka makan. Ini perintah yang tidak sederhana, di mana kita juga diberi mandat yang sama, jika ada orang, tetangga, lingkungan, apalagi kawasan kita kelaparan. Namun kita malah sakit perut karena kebanyakan makan. Apa yang bisa kita lakukan? Sangat sederhana, menghabiskan makan ketika sedang menyantap makanan di manapun. Sering kita saksikan bagaimana orang baikdalam pesta atau membeli di rumah makan, betapa banyak sisa makanan karena kita enggan menghabiskan. Mengambil atau membeli secukupnya saja, tidak usah berlebihan dan menyisakan itu. Bangsa kita termasuk bangsa yang boros membuang sisa makanan. Berkilo-kilo makan terbuang dan miris ada yang kekurangan.
Saudara terkasih, kita diperintahkan untuk memberikan makan, termasuk perhatian bagi yang kesepian, nasihat bagi yang menderita, dan menemani yang sedang terpuruk. Tugas kita adalah memberikan apa yang orang lain perlukan dan butuhkan. Ingat apa yang mereka butuhkan, bukan apa yang kita  ingin lakukan.
Belas kasihan ala Yesus menjadi inspirasi, bukan karena keinginan kita, bukan karena kita menghendaki memperoleh balasan, kita akan mendapatkan nama baik, ketenaran, atau balasan, namun bagaimana kita memberikan apa yang dibutuhkan orang lain. Belas kasih itu yang membedakan karena orang atau pihak lain yang menjadi tujuan, bukan kita.
Sering pelayanan kita tidak efektif karena berasal dari kita, belum tentu itu yang dibutuhkan siapa yang kita layani. Dialog dan diskusi serta komunikasi sangat membantu menjembatani salah pengertian dan juga salah sasaran. BD.eleSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar