Minggu, 25 Agustus 2019

Kepantasan dalam Keselamatan


Pw. Maria, Ratu (P)
Hak. 11:29-39
Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10
Mat. 22:1-14



Hak. 11:29-39

11:29 Lalu Roh TUHAN menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon.
11:30 Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
11:31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."
11:32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
11:33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroër sampai dekat Minit -- dua puluh kota banyaknya -- dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.
11:34 Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
11:35 Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur."
11:36 Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
11:37 Lagi katanya kepada ayahnya: "Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."
11:38 Jawab Yefta: "Pergilah," dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan.
11:39 Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,


Mat. 22:1-14

22:1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
22:3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
22:5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
22:6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
22:7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
22:8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.
22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."



Kepantasan dalam Keselamatan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Maria bersama-sama merenungkan sabda-Nya mengenai pilihan dan panggilan. Panggilan yang berkaitan dengan kerajaan surga. Di mana dalam bacaan Injil hari ini ada beberapa hal yang patut kita renungkan lebih dalam.
Pertama, keselamatan dan kerajaan surga itu sudah diberikan kepada bangsa terpilih, sejak awalnya. Namun karena pembangkangan mereka, diambil kembali oleh Si Empunya. Pemiliklah yang berwenang mau memberikannya kepada siapa Ia berkenan. Ilustrasi dalam bacaan Injil adalah dengan undangan yang diberikan kepada orang tertentu.
Kedua, Allah sebagai Pemilik Kerajaan Surga mengalhkan hak dan keselamatan itu kepada siapa saja yang mau mendengarkan-Nya. Taat kepada-Nya dan mau hidup di jalan-Nya sebagai jaminan keselamatan. Dalam bacaan hari ini digambarkan IA memerintahkanhamba-hamba-Nya untuk  mengantikan siapa saja yang diundang dengan orang-orang baru dan itu berbeda sama sekali.
Ketiga, keselamatan dan kerajaan surga kini menjadi milik siapa saja yang mau mendengarkan dan taat kepada Tuhan. Keaatan dan kesetiaan ini menjadi pembeda, karena pada awalnya orang yang sudah ditetapkan itu malah meremehkan dan menganggap tidak penting. Mereka asyik dengan dunia mereka sendiri. Asyik dengan kesenangan dan keadaan dunia yang menggoda mereka.
Keempat, ada kepantasan dan upaya yang sebanding dari manusia. Gambaran pakaian tidak pantas tersebut adalah upaya untuk menjadikan orang menghargai karya keselamatan. Kerajaan surga perlu diupayakan, agar orang tidak seenaknya sendiri dan menganggap toh pasti akan selamat.
Point yang keempat, dan point pertama itu berkaitan, orang meremehkan dan orang yang merasa tiak lagi memerlukan. Di sinilah ada keseimbangan antara berkat dan upaya manusiawi.
Saudara terkasih, memang Tuhan memanggil banyak, bahkan semua orang, namun yang menanggapi secara kayak dan pantas itu terbatas. Ada sinkronisasi antara berkat dari Allah dan upaya dari manusia. Jangan lupa inisiatif itu dari Allah, undangan, kasih karunia itu sudah diberikan, namun bagaimana kita menanggapi, menjawab, dan merespons tawaran itu juga penting. Pantas, itu menjadi point penting. Hidup kita perlu pantas di depan Tuhan, pantas pula di hadapan sesama. Kepantasan itu tergantung pada kehendak Tuhan. Jelas bukan di awal bacaan itu apa yang menjadi kehendak Tuhan? BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar