Pw.
Maximilianus Maria Kolbe, Mrt. (M)
Ul.
34:1-12
Mzm.
66:1-3a,5,8,16-17
Mat.
18:15-20
Ul.
34:1-12
34:1 Kemudian
naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga,
yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri
itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,
34:2 seluruh
Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah
barat,
34:3 Tanah Negeb
dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
34:4 Dan
berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah
kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan
negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi
engkau tidak akan menyeberang ke sana."
34:5 Lalu matilah
Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6 Dan
dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan
tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7 Musa berumur
seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya
belum hilang.
34:8 Orang Israel
menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah
hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.
34:9 Dan Yosua
bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya
ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada Musa.
34:10 Seperti
Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang
bangkit di antara orang Israel,
34:11 dalam hal
segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir
terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
34:12 dan dalam
hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan
Musa di depan seluruh orang Israel.
Mat.
18:15-20
18:15
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
18:16
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya
atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.
18:17
Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan
jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang
tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
18:18
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat
di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
18:19
Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat
meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang
di sorga.
18:20
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka.
Santo Maximilian Kolbe, Martir
Maximilian Kolbe lahir
di Zdunska-Wola, dekat Lodz Polandia pada tanggal 7 Januari 1894. Ia kemudian
dipermandikan dengan nama Raymond. Setelah dewasa, ia masuk biara Fransiskan
dan mengambil nama Maximilianus. Kaul kebiaraannya yang pertama diucapkannya pada
tahun 1911. Sebagai seorang biarawan Fransiskan, Maximilian dikenal sebagai
seorang yang saleh. Pada tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di
Roma untuk memajukan kebaktian kepada Bunda Maria yang dikandung tanpa noda.
Pada tahun 1918, Maximilian ditabhiskan menjadi imam dan kemudian kembali ke
Polandia untuk berkarya disana. Di Polandia, ia menyebarkan berbagai tulisan
tentang Bunda Maria dalam buletin 'Militia Maria Immaculata'. Selain itu ia
mendirikan biara di Niepokalanov pada tahun 1927 untuk memberi tempat pada 800
biarawan. Biara yang sama didirikannya di Jepang dan India. Dikemudian hari, ia
menjadi superior sendiri. Itulah sekilas kebesaran dan karya Maximilian.
Tuhan mencobai Maximilian yang saleh dan setia ini melibihi
orang-orang lain. Kiranya benar juga bahwa semakin kuat dan besar iman
seseorang, semakin berat juga cobaan yang harus dialami, demi memurnikan
imannya dan mempertinggi kesuciannya. Pada tahun 1939 Gespato, Jerman yang keji
itu memasuki wilayah Polandia. Diktator Jerman itu yakin bahwa untuk mematahkan
semangat orang Polandia perlulah menahan, memenjarakan dan membunuh para
pemimpinnya, baik pololik, maupun keagamaan dan para ahlinya. Lebih-lebih pers
Polandia harus dihancurkan.
Maximilian Kolbe dikenal sebagai seorang penulis dan editor
majalah. Maka ia ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Lamsdorf, Jerman dan
dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi Amstitz. Pernah ia dilepaskan, tetapi
kemudian ditangkap lagi pada tahun 1941, dan dipenjarakan di Pawiak, lalu dipindahkan
ke kamp konsentrasi Auscwitz. Di kamp konsentrasi ini, Maximilian dengan
diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana.
Dengan kondisi tubuh yang kurus kering, Maximilian turut serta dalam kerja
paksa. TBC yang dideritanya semakin parah karena kerja paksa itu.
Pada suatu hari seorang sersan bernama Gajowniczek dijatuhi
hukuman mati. Karena sangat takut, ia berteriak-teriak menyebut anak-anak dan
istrinya. Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju dengan tegap
untuk meminta menggantikan sersan malang itu. "Daripada sersan yang
beranak-istri ini mati, lebih baiklah saya yang mati. Karena toh saya tidak
beranak-istri", kata Maximilian. Bersama dengan para sandera lainnya,
Maximilian tidak diberi makan dan minum. Namun ia bisa bertahan sebagai korban
terakhir, dan baru mati setelah disuntik dengan carbolic acid.imankatolik.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar