Senin
Pekan Biasa XXI (H)
1
Tes. 1:2-5,8-10
Mzm.
149:1-2,3-4,5-6,9
Mat.
23:13-22
1
Tes. 1:2-5,8-10
1:2 Kami selalu mengucap
syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1:3 Sebab kami selalu
mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada
Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1:4 Dan kami tahu, hai
saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1:5 Sebab Injil yang kami
beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga
dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang
kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
1:8 Karena dari antara kamu
firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua
tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak
usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
1:9 Sebab mereka sendiri
berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu
berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan
yang benar,
1:10 dan untuk menantikan
kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang
mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang
Mat.
23:13-22
23:13 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena
kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri
tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
23:14 [Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa
yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
23:15 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang
saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia
orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
23:16 Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu
tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
23:17 Hai kamu orang-orang
bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang
menguduskan emas itu?
23:18 Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya,
sumpah itu mengikat.
23:19 Hai kamu orang-orang
buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan
persembahan itu?
23:20 Karena itu barangsiapa
bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya.
23:21 Dan barangsiapa
bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang
diam di situ.
23:22 Dan barangsiapa
bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang
bersemayam di atasnya
Munafik,
Buta, dan Penyesat
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan firman-Nya yang menyajikan kemarahan dan kejengkelan Tuhan
atas perilaku munafik, buta buta hati dan budi, dan penyesat. Merekalah yang
membuat kejengkelan Yesus karena perilaku munafik yang potensial membawa orang
pada keadaan yang lebih buruk. Sederhananya, munafik adalah tidak satunya kata
dan perbuatan.
Munafik, sering kita berlaaku munafik, mendua, dan
memiliki standart ganda. Jika menguntungkan, minimal tidak ada kerugian, adalah
teman. Kala potensi merugikan atau membuat dampak buruk adalah lawan yang perlu
dijauhi. Jangan salah dan menyepelekan sikap ini, karena sangat mungkin kita
pun berbuat demikian terhadap Tuhan. Menjalin relasi dengan Tuhan pun dalam
ranah ini, ketika perlu menjadi rajin berdoa, berziarah, dan berdevosi, novena
ini dan itu, namun ketika memperoleh yang diinginkan? Lupa semua.
Sangat mungkin juga jarkoni, isa ujar ra isa nglakoni. Mengatakan yang indah-indah
dalam renungan, dalam kotbah, atau sharing saat pendalaman iman atau memimpin
ibadat atau Misa, namun hanya sebatas di sana. Perilakunya jauh dari harapan.
Buta, bagaimana kebutaan kita akan yang sering
rohaniah, namun itu ciptaan kita. Kita bisa melihat, bagaimana hidup rohani
kita, menomorsatukan Tuhan, namun abai akan keadaan sesama. Mengejar novena,
namun meninggalkan Misa sebelum waktunya. Hal-hal sepele sebenarnya, namun itu
adalah kebutaan hati kita melihat kasih Allah. abai akan hal yang mendasar,
kepedulian kita kepada sesama dan Tuhan demi hasrat kita sediri.
Penyesat, hati-hati, kita bisa menjadi penyesat
bagi pihak lain. Ketika kita membuat aturan-aturan sendiri, ketika kita
menciptakan aturan-aturan yang mempersulit umat beriman di dalam menjalin
relasi kepada Tuhan. Jangan salah, kita kadang merasa diri lebih dari yang lain, sehingga ide dan gagasan itu malah
mempersulit orang lain untuk bisa beribadah dengan baik.
Saudara terkasih, kita pelu berhati-hati, setan dan
iblis juga menggoda kita, mempengaruhi kita termasuk dalam hal-hal yang baik. Hal
rohani sebenarnya, namun malah menjadikan kita munafik, sesat, dan bahkan
buta. Mereka paham kita sudah sadar
dalam trik-trik yang buruk, dipergunakanlah yang awalnya kesalehan malah menuju
kesalahan karena kita yang jatuh dalam pengaruh kuasa jahat. Jangan terlena. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar