Senin, 26 Agustus 2019

Munafik, Buta, dan Penyesat


Senin Pekan Biasa XXI (H)
1 Tes. 1:2-5,8-10
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6,9
Mat. 23:13-22



1 Tes. 1:2-5,8-10

1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.
1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.
1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,
1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang


Mat. 23:13-22

23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
23:14 [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya



Munafik, Buta, dan Penyesat

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman-Nya yang menyajikan kemarahan dan kejengkelan Tuhan atas perilaku munafik, buta buta hati dan budi, dan penyesat. Merekalah yang membuat kejengkelan Yesus karena perilaku munafik yang potensial membawa orang pada keadaan yang lebih buruk. Sederhananya, munafik adalah tidak satunya kata dan perbuatan.
Munafik, sering kita berlaaku munafik, mendua, dan memiliki standart ganda. Jika menguntungkan, minimal tidak ada kerugian, adalah teman. Kala potensi merugikan atau membuat dampak buruk adalah lawan yang perlu dijauhi. Jangan salah dan menyepelekan sikap ini, karena sangat mungkin kita pun berbuat demikian terhadap Tuhan. Menjalin relasi dengan Tuhan pun dalam ranah ini, ketika perlu menjadi rajin berdoa, berziarah, dan berdevosi, novena ini dan itu, namun ketika memperoleh yang diinginkan? Lupa semua.
Sangat mungkin juga jarkoni, isa ujar ra isa nglakoni. Mengatakan yang indah-indah dalam renungan, dalam kotbah, atau sharing saat pendalaman iman atau memimpin ibadat atau Misa, namun hanya sebatas di sana. Perilakunya jauh dari harapan.
Buta, bagaimana kebutaan kita akan yang sering rohaniah, namun itu ciptaan kita. Kita bisa melihat, bagaimana hidup rohani kita, menomorsatukan Tuhan, namun abai akan keadaan sesama. Mengejar novena, namun meninggalkan Misa sebelum waktunya. Hal-hal sepele sebenarnya, namun itu adalah kebutaan hati kita melihat kasih Allah. abai akan hal yang mendasar, kepedulian kita kepada sesama dan Tuhan  demi hasrat kita sediri.
Penyesat, hati-hati, kita bisa menjadi penyesat bagi pihak lain. Ketika kita membuat aturan-aturan sendiri, ketika kita menciptakan aturan-aturan yang mempersulit umat beriman di dalam menjalin relasi kepada Tuhan. Jangan salah, kita kadang merasa diri lebih dari  yang lain, sehingga ide dan gagasan itu malah mempersulit orang lain untuk bisa beribadah dengan baik.
Saudara terkasih, kita pelu berhati-hati, setan dan iblis juga menggoda kita, mempengaruhi kita termasuk dalam hal-hal yang baik. Hal rohani sebenarnya, namun malah menjadikan kita munafik, sesat, dan bahkan buta.  Mereka paham kita sudah sadar dalam trik-trik yang buruk, dipergunakanlah yang awalnya kesalehan malah menuju kesalahan karena kita yang jatuh dalam pengaruh kuasa jahat. Jangan  terlena. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar