Rabu, 07 Agustus 2019

Kemuliaan Tuhan dan Pandangan Manusia



Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya (p)
Dan. 7:9-10,13-14
Mzm. 97:1-2,5-6,9
Luk. 9:28-36




Dan. 7:9-10,13-14

7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
7:10 suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.


Luk. 9:28-36

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
9:34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
9:35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
9:36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.



Kemuliaan Tuhan dan Pandangan Manusia

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda-Nya dan pengalaman para murid menyaksikan kemuliaan Tuhan. Penggambaran peristiwa surgawi hanya mampu sebatas analogi, tidak bisa lebih lagi. Peristiwa yang tidak bisa digambarkan dan dilukiskan dengan rupa dunia dan manusiawi. Namun paling tidak bisa dipahami bahwa kejadian itu ditandai dengan hal yang luar biasa.
Pandangan  dan penilaian para murid yang disampaikan Petrus adalah ingin mendirikan tenda untuk Yesus dan nabi-nabi yang terdahulu. Maunya menetapkan, tinggal, dan menjadikan itu sebuah monumen. Gambaran manusiawi, dunia, dan kinginan umum bagi manusia. Ingin merasa memiliki, menetapkan, dan menjadikannya sebagai  kesempatan pribadi yang perlu dipertahankan.
Saudara terkasih, Yesus berbeda, dan fokus Yesus tidak berubah, bahkan tidak sedikitpn tergoda untuk tetap tinggal. Yesus tetap berjalan pada rencana dan rancangan Allah. Di mana, peristiwa  di atas gunung ini hanyalah sebuah bagian utuh namun kecil dari keseluruhan karya-Nya di tengah dunia ini. harapan Petrus dan para rasul bisa menjadi batu sandungan jika tidak siap dan fokus akan karya-Nya.
Apa yang terjadi dengan Petrus dan para murid juga sering kita alami. Kita gagal fokus da malah memilih berhenti karena merasa sudah mendapatkan apa yang kita perlukan, kita inginkan, padahal masih jauh dari apa yang seharusnya. Di dalam Tuhanlah kita tidak akan salah dan terlena, sebagaimana Yesus yang tidak mabuk pujian dan kemuliaan itu.
Saudara terkasih, mengapa kita bisa terlena dan tersesat, termasuk Petrus dan para murid? Karena mereka memandang dengan kaca mata dunia, kacamata dan pandangan mereka sendiri, tanpa melibatkan Tuhan dan kehendak-Nya. Sepanjang kita di dunia ini, kita adalah utusan untuk melakukan apapun yang Tuhan kehendaki.
Apapun yang kita lakukan, kerjakan, menjadi alat bagi kehendak dan rancangan Tuhan. Kita tidak bisa melepaskan itu sebagai bagian utuh karya Allah. kemuliaan Yesus juga kita bawa dan kita tampilkan, jika kita sebagai anak-anak Allah namun perilakunya jauh dari jalan-Nya ya sama juga mempermalukan bukan menampilkan wajah dan kemuliaan Tuhan. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar