Kamis, 15 Agustus 2019

Pertobatan dan Balik Arah


Rabu Pekan Biasa XIX (H)
Ul. 31:1-8
Ul. 32:3-4ab, 7,8,9,12
Mat. 18:1-5,10,12-14




Ul. 31:1-8

31:1 Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel.
31:2 Berkatalah ia kepada mereka: "Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.
31:3 TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.
31:4 Dan TUHAN akan melakukan terhadap mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka.
31:5 TUHAN akan menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan kepada mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu.
31:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
31:7 Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya.
31:8 Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."



Mat. 18:1-5,10,12-14

18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”
18:12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.



Pertobatan dan Balik Arah

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan betapa baiknya Tuhan dan anugerah anak-anak dalam diri kita. Ada dua kehendak Tuhan dalam bacaan yang perlu kita cermati hari ini, mengenai anak-anak dan pertobatan.
Mengenai anak-anak, kita diajarkan bagaimana menghargai anak-anak, bukan merendahkan, apalagi suka mmenghardik. Keselamatan bagi anak-anak karena mereka memang yang memiliki Kerajaan Surga. Mengapa demikian? Karena mereka mengandalkan Tuhan semata dalam hidupnya. Kita diajak untuk menjadi seperti anak kecil, yang tidak neka-neka, tidak mengandalkan diri, tidak jemawa, dan tidak merasa lebih dari siapapun. Mengandalkan Tuhan itu perlu perjuangan.
Malaikat menjaga anak-anak itu sangat logis. Bayangkan saja sering anak itu lepas dari bahaya karena memang mereka masih mengandalkan naluri dan  itu karena mereka bersama malaikat. Sering orang terbelit masalah dan ribet dengan hidupnya karena mengandalkan diri dan kemampuannya.
Saudara terkasih, yang kedua mengenai pertobatan. Tuhan mengajak kita bertobat dan berperilaku seperti anak kecil, namun tentu bukan dalam ranah yang naif dan mau menang sendiri. Pertobatan sebagai perwujudan balik arah menuju kepada Bapa dan kembali pada jalan kebenaran. Kembali pada sikap kanak-kanak yang mau belajar terus menerus dan memperbaiki hidupnya lagi.
Salah satu yang fundamental dalam hidup pertobatan adalah berbalik arah dari kebiasaan lama menuju kebiasaan baru yang lebih baik dan lebih tepat. Mengapa demikian? Tobat itu bukan hanya kalimat, pernyataan, atau ungkapan sesal semata, ada kehendak dan tindak nyata untuk berubah dan berbenah, bukan hanya mau dan keinginan saja, ada tindakan.
Suka cita surga karena satu domba tersesat ditemukan, dari pada 99 ekor yang tidak hilang. Hal yang sangat mungkin kita alami. Betapa banyaknya kepemilikan kita, toh kalau ada satu saja barang yang ketlingsut, atau hilang kita akan mencarinya dengan berusaha sangat keras, dan ketika ketemu, kita akan bersuka cita untuk itu.
Saudara terkasih, kita perlu bertobat dan berlaku menjadi anak kecil agar kita boleh masuk dalam Kerajaan Surga, tuntutan Tuhan tidak lah berat, namun sering kita memilih sebaliknya. Menjadi pribadi besar dan malah menjauh dari jalan Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar