Rabu Pekan
Biasa XIX (H)
Ul. 31:1-8
Ul.
32:3-4ab, 7,8,9,12
Mat. 18:1-5,10,12-14
Ul. 31:1-8
31:1 Kemudian
pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang
Israel.
31:2 Berkatalah
ia kepada mereka: "Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak
dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak
akan kauseberangi.
31:3 TUHAN,
Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan
bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka;
Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN.
31:4 Dan TUHAN
akan melakukan terhadap mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan
Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri
mereka.
31:5 TUHAN akan
menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan kepada mereka tepat
seperti perintah yang kusampaikan kepadamu.
31:6 Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab
TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan
engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
31:7 Lalu Musa
memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel:
"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama
dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek
moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin
mereka sampai mereka memilikinya.
31:8 Sebab TUHAN,
Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah
takut dan janganlah patah hati."
Mat. 18:1-5,10,12-14
18:1
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya:
"Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah
mereka
18:3
lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat
dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
18:4
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5
Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut
Aku."
18:10
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku
berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah
Bapa-Ku yang di sorga.”
18:12
"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
18:13
Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih
besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat.
18:14
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari
anak-anak ini hilang.
Pertobatan
dan Balik Arah
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan betapa
baiknya Tuhan dan anugerah anak-anak dalam diri kita. Ada dua kehendak Tuhan
dalam bacaan yang perlu kita cermati hari ini, mengenai anak-anak dan
pertobatan.
Mengenai anak-anak, kita diajarkan bagaimana
menghargai anak-anak, bukan merendahkan, apalagi suka mmenghardik. Keselamatan bagi
anak-anak karena mereka memang yang memiliki Kerajaan Surga. Mengapa demikian?
Karena mereka mengandalkan Tuhan semata dalam hidupnya. Kita diajak untuk
menjadi seperti anak kecil, yang tidak neka-neka, tidak mengandalkan diri,
tidak jemawa, dan tidak merasa lebih dari siapapun. Mengandalkan Tuhan itu
perlu perjuangan.
Malaikat menjaga anak-anak itu sangat logis. Bayangkan
saja sering anak itu lepas dari bahaya karena memang mereka masih mengandalkan
naluri dan itu karena mereka bersama
malaikat. Sering orang terbelit masalah dan ribet dengan hidupnya karena mengandalkan
diri dan kemampuannya.
Saudara terkasih, yang kedua mengenai pertobatan.
Tuhan mengajak kita bertobat dan berperilaku seperti anak kecil, namun tentu
bukan dalam ranah yang naif dan mau menang sendiri. Pertobatan sebagai
perwujudan balik arah menuju kepada Bapa dan kembali pada jalan kebenaran. Kembali
pada sikap kanak-kanak yang mau belajar terus menerus dan memperbaiki hidupnya
lagi.
Salah satu yang fundamental dalam hidup pertobatan
adalah berbalik arah dari kebiasaan lama menuju kebiasaan baru yang lebih baik
dan lebih tepat. Mengapa demikian? Tobat itu bukan hanya kalimat, pernyataan,
atau ungkapan sesal semata, ada kehendak dan tindak nyata untuk berubah dan
berbenah, bukan hanya mau dan keinginan saja, ada tindakan.
Suka cita surga karena satu domba tersesat
ditemukan, dari pada 99 ekor yang tidak hilang. Hal yang sangat mungkin kita
alami. Betapa banyaknya kepemilikan kita, toh kalau ada satu saja barang yang ketlingsut, atau hilang kita akan
mencarinya dengan berusaha sangat keras, dan ketika ketemu, kita akan bersuka
cita untuk itu.
Saudara terkasih, kita perlu bertobat dan berlaku
menjadi anak kecil agar kita boleh masuk dalam Kerajaan Surga, tuntutan Tuhan
tidak lah berat, namun sering kita memilih sebaliknya. Menjadi pribadi besar
dan malah menjauh dari jalan Tuhan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar