Sabtu, 03 September 2016

Panggilan Para Murid

Kamis Biasa Pekan XXII (H)
1 Kor. 3:18-23
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 5:1-11



1 Kor. 3:18-23

3:18 Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
3:20 Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
3:21 Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.


Luk. 5:1-11

5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia."
5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.



Panggilan Para Murid

Saudara terkasih, hari ini  kita diajak untuk merenungkan panggilan para murid. Panggilan-Nya dimulai dengan karya Yesus yang penuh kuasa dan wibawa. Karya-Nya dalam bentuk pengajaran dan penyembuhan. Menilik banyaknya pendengar dan yang mengikuti-Nya, Tuhan mulai memanggil para murid yang pertama.
Apa yang perlu kita renungkan ialah sikap Petrus yang taat mendengarkan sabda dan perintah Yesus untuk menebarkan jalanya. Fokus Petrus bukan soal banyaknya hasil, namun karena perintah Yesus yang ia ikuti. Ia sadar dan menjadi kenal lebih dalam siapa yang ia ikuti dan dengarkan itu. Kesadaran dan pengenalan siapa sejatinya Yesus melalui tindakan besar-Nya. Pengenalan sebagai guru dan kemudian Tuhan dan kesadaran diri sebagai pribadi berdosa. Perjumpaan yang menghidupkan dan memberikan diri jauh lebih berkualitas, bukan masalah ikan yang berhasil mereka peroleh.
Ketidakpantasan Petrus bukan menjadi penghalang atas panggilan Yesus. Yesus menggunakan mereka sebagai pribadi utuh, baik kelebihan ataupun kekurangannya. Dalam hal ini mempersiapkan perutusannya di bab berikut semakin jelas. Kali ini persoalan tersebut belum sampai ke sana, namun sudah mempersiapkan itu semua. Panggilan bagi orang yang selama ini tersisihkan karena akan diutus ke arah sana.
Saudara terkasih apa yang kita pikirkan sering itu berkaitan dengan pola pikir kita, bagaimana hasil yang melimpah, namun lupa kepada pemberinya. Berpikir soal hasil namun lupa kepada proses dan yang memberikannya.
Berkaitan dengan panggilan kita, juga, merasa bahwa Tuhan menghendaki kita sebagai pribadi yang sempurna dan tidak memiliki cacat cela, tidak demiikian. Tuhan mengutus kita apa adanya. Tuhan kita mengubah pilihan-Nya meskipun kita salah dan lemah. Tuhan hadir untuk menguatkan dan memberikan kesempatan kepada kita. Kesanggupan kita untuk taat dan mendengarkan-Nya. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar