Kamis
Biasa Pekan XXII (H)
1
Kor. 3:18-23
Mzm.
24:1-2,3-4ab,5-6
Luk.
5:1-11
1
Kor. 3:18-23
3:18 Janganlah ada orang yang
menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini
adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang
berhikmat dalam kecerdikannya."
3:20 Dan di tempat lain:
"Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya
semuanya sia-sia belaka."
3:21 Karena itu janganlah ada
orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah
milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos,
maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu
yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik
Kristus dan Kristus adalah milik Allah.
Luk.
5:1-11
5:1 Pada suatu kali Yesus
berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak
mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di
tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
5:3 Ia naik ke dalam salah
satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari
atas perahu.
5:4 Setelah selesai
berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan
tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
5:5 Simon menjawab:
"Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap
apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka
melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai
koyak.
5:7 Lalu mereka memberi
isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang
membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua
perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus
melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan,
pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."
5:9 Sebab ia dan semua orang
yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka
tangkap;
5:10 demikian juga Yakobus
dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada
Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala
manusia."
5:11 Dan sesudah mereka
menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu,
lalu mengikut Yesus.
Panggilan
Para Murid
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan panggilan para
murid. Panggilan-Nya dimulai dengan karya Yesus yang penuh kuasa dan wibawa.
Karya-Nya dalam bentuk pengajaran dan penyembuhan. Menilik banyaknya pendengar
dan yang mengikuti-Nya, Tuhan mulai memanggil para murid yang pertama.
Apa yang perlu kita renungkan ialah sikap Petrus
yang taat mendengarkan sabda dan perintah Yesus untuk menebarkan jalanya. Fokus
Petrus bukan soal banyaknya hasil, namun karena perintah Yesus yang ia ikuti.
Ia sadar dan menjadi kenal lebih dalam siapa yang ia ikuti dan dengarkan itu.
Kesadaran dan pengenalan siapa sejatinya Yesus melalui tindakan besar-Nya.
Pengenalan sebagai guru dan kemudian Tuhan dan kesadaran diri sebagai pribadi
berdosa. Perjumpaan yang menghidupkan dan memberikan diri jauh lebih berkualitas,
bukan masalah ikan yang berhasil mereka peroleh.
Ketidakpantasan Petrus bukan menjadi penghalang
atas panggilan Yesus. Yesus menggunakan mereka sebagai pribadi utuh, baik
kelebihan ataupun kekurangannya. Dalam hal ini mempersiapkan perutusannya di
bab berikut semakin jelas. Kali ini persoalan tersebut belum sampai ke sana,
namun sudah mempersiapkan itu semua. Panggilan bagi orang yang selama ini
tersisihkan karena akan diutus ke arah sana.
Saudara terkasih apa yang kita pikirkan sering itu
berkaitan dengan pola pikir kita, bagaimana hasil yang melimpah, namun lupa
kepada pemberinya. Berpikir soal hasil namun lupa kepada proses dan yang
memberikannya.
Berkaitan dengan panggilan kita, juga, merasa bahwa
Tuhan menghendaki kita sebagai pribadi yang sempurna dan tidak memiliki cacat
cela, tidak demiikian. Tuhan mengutus kita apa adanya. Tuhan kita mengubah
pilihan-Nya meskipun kita salah dan lemah. Tuhan hadir untuk menguatkan dan
memberikan kesempatan kepada kita. Kesanggupan kita untuk taat dan
mendengarkan-Nya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar