Sabtu
Biasa Pekan XXV (H)
Pkh.
11:9-12:8
Mzm.
90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk.
9:43b-45
Pkh.
11:9-12:8
11:9 Bersukarialah, hai
pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan
turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena
segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari
hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup
adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu
pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun
yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan
terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali
sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga
rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan
penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela
semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi
jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti
kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut
tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret
dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi --
karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di
jalan,
12:6 sebelum rantai perak
diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata
air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi
tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas
kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Luk.
9:43b-45
9:43b Ketika semua orang itu
masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya:
9:44 "Dengarlah dan
camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti
perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak
dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu
kepada-Nya.
Jalan
Salib, di antara Pujian
Saudara terkasih hari ini kita diajak untuk
merenungkan pengalaman Yesus di anta puja dan puji pendengar-Nya. Diungkapkan di
sana bagaimana orang heran akan segala perbuatan-Nya. Heran di sini dalam
artian positif, memuji, kagum, dan menaruh penghormatan yang besar. Apa yang
terjadi? Yesus menggunakan itu untuk mengingatkan kembali para murid jalan
sengsara yang menghadang. Apa yang mereka dengar, apa yang Yesus alami tidak
mengubah keadaan mesianisme yang harus Ia tempuh.
Apa yang disampaikan ini merupakan kontras dengan
apa yang mereka saksikan. Bisa saja para murid jatuh mentalnya karena adanya
perbedaan bahkan bertolak belakang ini. Kebingungan ini menjadi tanya besar dan
mereka tidak berani menanyakan apa artinya itu. Baru usai kebangkitan mereka
mengerti dan memahami apa yang Tuhan sampaikan.
Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan ini merupakan
sebuah permenungan, bagaiman mengikuti Tuhan itu tidak mudah dan bahkan
membutuhkan perjuangan. Tantangan dan hambatan itu bagian utuh dari proses
kemuliaan. Tidak ada jalan enak untuk memperoleh berkat luar biasa. Perlu juga
ingat dan sadar kala mendapatkan pujian dan tepuk tangan, waktu roda berputar
di atas, untuk tetap waspada dan ingat bahwa itu hanya sebagian kecil bukan
utuh hidup ini. Yesus mengajarkan kepada kita untuk ingat apa yang Tuhan Allah
kehendaki dalam hidup ini. Jika kita ingat apa yang Allah rencanakan mampu
menjalani itu dengan suka cita dan ringan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar