Minggu, 25 September 2016

Jalan Salib, di antara Pujian

Sabtu Biasa Pekan XXV (H)
Pkh. 11:9-12:8
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Luk. 9:43b-45



Pkh. 11:9-12:8

11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.


Luk. 9:43b-45

9:43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
9:44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
9:45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.



Jalan Salib, di antara Pujian

Saudara terkasih hari ini kita diajak untuk merenungkan pengalaman Yesus di anta puja dan puji pendengar-Nya. Diungkapkan di sana bagaimana orang heran akan segala perbuatan-Nya. Heran di sini dalam artian positif, memuji, kagum, dan menaruh penghormatan yang besar. Apa yang terjadi? Yesus menggunakan itu untuk mengingatkan kembali para murid jalan sengsara yang menghadang. Apa yang mereka dengar, apa yang Yesus alami tidak mengubah keadaan mesianisme yang harus Ia tempuh.
Apa yang disampaikan ini merupakan kontras dengan apa yang mereka saksikan. Bisa saja para murid jatuh mentalnya karena adanya perbedaan bahkan bertolak belakang ini. Kebingungan ini menjadi tanya besar dan mereka tidak berani menanyakan apa artinya itu. Baru usai kebangkitan mereka mengerti dan memahami apa yang Tuhan sampaikan.
Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan ini merupakan sebuah permenungan, bagaiman mengikuti Tuhan itu tidak mudah dan bahkan membutuhkan perjuangan. Tantangan dan hambatan itu bagian utuh dari proses kemuliaan. Tidak ada jalan enak untuk memperoleh berkat luar biasa. Perlu juga ingat dan sadar kala mendapatkan pujian dan tepuk tangan, waktu roda berputar di atas, untuk tetap waspada dan ingat bahwa itu hanya sebagian kecil bukan utuh hidup ini. Yesus mengajarkan kepada kita untuk ingat apa yang Tuhan Allah kehendaki dalam hidup ini. Jika kita ingat apa yang Allah rencanakan mampu menjalani itu dengan suka cita dan ringan. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar