Senin, 12 September 2016

Sikap Positif terhadap Yesus

Senin Biasa Pekan XXIV (H)
1 Kor. 11:17-26
Mzm. 40:7-8a,8b-9,10,17
Luk. 7:1-10



1 Kor. 11:17-26

11:17 Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan.
11:18 Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya.
11:19 Sebab di antara kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.
11:20 Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan perjamuan Tuhan.
11:21 Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
11:22 Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.


Luk. 7:1-10

7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.



Sikap Positif terhadap Yesus

Saudara terkasih, hari ini  kita diajak untuk merenungkan mengenai iman perwira di Kapernaum. Ia seorang kafir yang selain percaya kepada Yesus namun juga rendah hati. Sikapnya ini ditunjukkan dengan tidak merepotkan Yesus, namun menyatakan kuasa Yesus itu bisa menguasai semuanya.
Ia tahu dengan baik bahwa budaya Yahudi itu tidak bisa berkunjung ke rumah orang kafir, maka ia tidak mau Yesus singgah ke sana, bukan karena tidak mau dikunjungi, namun menghormati Yesus. Lebih luar biasa lagi ia percaya bahwa sabda Yesus atau yang dikatakan Yesus bisa mengatasi apa yang terjadi, tanpa Yesus harus hadir atau datang sendiri.

Saudara terkasih, apa yang ditampilkan oleh perwira ini sering tidak bisa kita lakukan bahkan oleh yang telah dibaptis, diangkat, dan diselamatkan Yesus. Apa yang kita lakukan justru sering merepotkan Yesus, memohon terus, tanpa mau tahu apa yang Tuhan kehendaki. Merepotkan Tuhan dengan rengekan kita. Iman kita tidak bisa sebesar itu, ia tahu dengan baik karena ia percaya Yesus mampu melakukan banyak hal. Iman ini kita perlukan bagi hidup kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar