HARI
MINGGU PEKAN XXIII (H)
Keb.
9:13-18
Mzm.
90:3-4,5-6,12-13,14,17
Flm.
9b-10,12-17
Luk.
14:25-33
Keb.
9:13-18
9:13 Manusia manakah dapat
mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki
Tuhan?
9:14 Pikiran segala makhluk
yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap.
9:15 Sebab jiwa dibebani
badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir.
9:16 Sukar kami menerka apa
yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan,
tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga?
9:17 Siapa gerangan sampai
mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan,
dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?
9:18 Demikianlah diluruskan
lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan
pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan."
Flm.
9b-10,12-17
1:9 tetapi mengingat kasihmu
itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi
tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan
kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimu.
1:12 Dia kusuruh kembali
kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau
menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan
karena Injil,
1:14 tetapi tanpa
persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan
engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena
itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya
untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai
hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih,
bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam
Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap
aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.
Luk.
14:25-33
14:25 Pada suatu kali banyak
orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang
datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di
antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah
meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang
yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang
itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang
kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan
yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan
mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat
perdamaian.
14:33 Demikian pulalah
tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Kebijaksanaan
Saudara terkasih, hari Minggu ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan berkaitan dengan kebijaksanaan. Bagaimana sikap
kita di dalam memilih dan memberikan prioritas dalam hidup kita. Sering kita
tidak perlu hal yang besar dan luar biasa untuk mengikuti Tuhan itu. Sangat sepele
dan sederhana, bagaimana kita memilih ibadat atau nonton bola, atau mau Misa atau shopping
dengan rekan kita? Sering hal ini menjadi pengalaman sehari-hari, dan memiliki
kecenderungan memilih yang lebih kita sukai bukan? Dan kemudian mencari-cari
pembenar.
Dalam skala yang lebih besar dan serius, jika kita
menghadapi pilihan, pasangan hidup atau Yesus, atau pekerjaan yang
diidam-idamkan dan sangat menjanjikan dihadapkan dengan harus meninggalkan
iman. Hal ini sering menjadi begitu mudahnya ketika dipengaruhi banyak
kepentingan yang di depan mata, sedang Tuhan dan panggilan-Nya jelas saja tidak
kasat mata.
Inilah kualitas kita sebagai orang beriman. Mungkin
bagi kita seperti sebuah pilihan yang sangat berat ketika itu pasangaan atau
pekerjaan atau jabatan, namun apakah juga yang sama ketika hanya untuk mengakui
siapa Yesus di depan orang yang diketahui sangat tidak suka akan Yesus? Artinya
apa? Bahwa apa yang menjadi penghalang
akan iman kita tidak sedikit, ada yang kecil, remeh, dan biasa, namun tidak
jarang hal itu adalah hal yang sangat besar dan tidak mudah.
Pilihan kita yang terbaik ialah bersama Tuhan dan
di dalam Tuhan untuk memilihnya sehingga tidak salah pilih dan malah
meninggalkan Tuhan demi hal yang sepele. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar