Minggu, 04 September 2016

Kebijaksanaan

HARI MINGGU PEKAN XXIII (H)
Keb. 9:13-18
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Flm. 9b-10,12-17
Luk. 14:25-33



Keb. 9:13-18

9:13 Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?
9:14 Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap.
9:15 Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir.
9:16 Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga?
9:17 Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?
9:18 Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan."


Flm. 9b-10,12-17

1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimu.
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.


Luk. 14:25-33

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.




Kebijaksanaan

Saudara terkasih, hari Minggu ini  kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan  berkaitan dengan kebijaksanaan. Bagaimana sikap kita di dalam memilih dan memberikan prioritas dalam hidup kita. Sering kita tidak perlu hal yang besar dan luar biasa untuk mengikuti Tuhan itu. Sangat sepele dan sederhana, bagaimana kita memilih ibadat atau  nonton bola, atau mau Misa atau shopping dengan rekan kita? Sering hal ini menjadi pengalaman sehari-hari, dan memiliki kecenderungan memilih yang lebih kita sukai bukan? Dan kemudian mencari-cari pembenar.
Dalam skala yang lebih besar dan serius, jika kita menghadapi pilihan, pasangan hidup atau Yesus, atau pekerjaan yang diidam-idamkan dan sangat menjanjikan dihadapkan dengan harus meninggalkan iman. Hal ini sering menjadi begitu mudahnya ketika dipengaruhi banyak kepentingan yang di depan mata, sedang Tuhan dan panggilan-Nya jelas saja tidak kasat mata.
Inilah kualitas kita sebagai orang beriman. Mungkin bagi kita seperti sebuah pilihan yang sangat berat ketika itu pasangaan atau pekerjaan atau jabatan, namun apakah juga yang sama ketika hanya untuk mengakui siapa Yesus di depan orang yang diketahui sangat tidak suka akan Yesus? Artinya apa? Bahwa apa yang  menjadi penghalang akan iman kita tidak sedikit, ada yang kecil, remeh, dan biasa, namun tidak jarang hal itu adalah hal yang sangat besar dan tidak mudah.
Pilihan kita yang terbaik ialah bersama Tuhan dan di dalam Tuhan untuk memilihnya sehingga tidak salah pilih dan malah meninggalkan Tuhan demi hal yang sepele. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar