Senin
Biasa Pekan XXIII (H)
1
Kor. 5:1-8
Mzm.
5:5-6,7,12
Luk.
6:6-11
1
Kor. 5:1-8
5:1 Memang orang mendengar,
bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti
yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.
5:2 Sekalipun demikian kamu
sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang
melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?
5:3 Sebab aku, sekalipun
secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku
hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang
semacam itu.
5:4 Bilamana kita berkumpul
dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita,
5:5 orang itu harus kita
serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar
rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
5:6 Kemegahanmu tidak baik.
Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
5:7 Buanglah ragi yang lama
itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi.
Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
5:8 Karena itu marilah kita
berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan
kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Luk.
6:6-11
6:6 Pada suatu hari Sabat
lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati
tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada
hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia mengetahui
pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu:
"Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan
berdiri.
6:9 Lalu Yesus berkata kepada
mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari
Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau
membinasakannya?"
6:10 Sesudah itu Ia memandang
keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu:
"Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah
tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah
mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Penyembuhan
pada Hari Sabat
Saudara terkasih, apa yang Tuhan kehendaki hari ini
ialah merenungkan bagaimana Yesus menyembuhkan pada hari Sabat. Persoalan yang
ada ialah bahwa hari itu, termasuk para tabib dilarang membuka praktek, artinya
bahwa mereka sama sekali tidak boleh menyembuhkan orang sakit pada hari itu. Mereka,
ahli Taurat dan orang Farisi memang sudah mengamat-amati dan mencari-cari
kesempatan jika Yesus melakukan penyembuhan pada hari terlarang.
Apa yang Yesus lakukan? Takut, mundur, atau tetap
melakukan termasuk di dalamnya menghadapi penolakan. Yesus tidak mundur apapun
risikonya, dan itu terjadi. Penyembuhan yang Ia lakukan, karena memang lebih
mendesak dan mendasar daripada hukum buatan orang. Ia malah menyembuhkan di depan orang yang
mengamat-amati-Nya. Ia melakukan karena memang bukan untuk mencari kemegahan
diri namun belas kasih-Nya yang besar untuk menyelamatkan orang tersebut.
Saudara terkasih, apa yang Yesus ajarkan ialah,
bahwa kita harus tahu dan bersikap pada yang mendasar, bukan pada hal yang
remeh dan sekadar saja. Hal ini dipertunjukkan ketika ada orang sakit dan
meminta kesembuhan, padahal ancamannya adalah dimusuhi banyak orang. Ia tidak
takut dengan hal itu, karena Ia memang mengawal kebenaran.
Apakah kita berani demikian, jika menghadapi
permusuhan, meskipun itu adalah kebenaran yang dikhianati banyak orang. Mencari
aman atau tetap melangkah demi kebenaran tersebut? Inilah kualitas kita sebagai
anak-anak Allah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar