Jumat
Biasa Pekan XXIII (H)
1
Kor. 9:16-19, 22-27
Mzm.
84:3,4,5-6,12
Luk.
6:39-42
1
Kor. 9:16-19, 22-27
9:16 Karena jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu
adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
9:17 Kalau andaikata aku
melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah.
Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan
itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
9:18 Kalau demikian apakah
upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan
bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
9:19 Sungguhpun aku bebas
terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku
boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
9:22 Bagi orang-orang yang
lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan
mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya
aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
9:23 Segala sesuatu ini aku
lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
9:24 Tidak tahukah kamu,
bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa
hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa,
sehingga kamu memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka
berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh suatu mahkota yang abadi.
9:26 Sebab itu aku tidak
berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
9:27 Tetapi aku melatih
tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada
orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Luk.
6:39-42
6:39 Yesus mengatakan pula
suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak
lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan
sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau
melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu
sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau
dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang
ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Orang
Buta Menuntun Orang Buta
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan mengenai orang buta yang menuntun orang buta. Apa artinya, bahwa
bisa sama-sama menderita, karena tidak ada yan tahu arah. Perumpamaan berikutnya
mengenai kemunafikan orang, yang lebih sering melihat kekurangan dan kesalahan
orang lain daripada yang dimiliki sendiri kasihan orang demikian karena tidak
merasa dan menyadari bahwa ia memiliki kekurangan dan kesalahan yang seharusnya
diatasi terlebih dahulu.
Saudara terkasih, kita diajak oleh Tuhan untuk
menyadari kelemahan kita, kesalahan kita, dan kekurangan kita. Tidak perlu
menjadi sempurna dan paling baik, namun mengusahakan ke arah kesempurnaan
tersebut. Mengakui kelemahan dan kekurangan sebagai bagian utuh kemanusiaan
kita.
Apa yang kita tutupi, apa yang kita pakai untuk
menyimpan kelemahan dan kekurangan kita, membuat cara pandang kita tidak
jernih. Pandangan kita kabur atau malah terhalang, dan bisa tersesat karena
kita tidak melihat dengan jelas. Dengan demikian, kita bisa terperosok dan
terjatuh karena pandangan kita yang tertutup.
Jika kita memiliki kelemahan, kekurangan, dan kebutaan,
kita datang kepada Tuhan agar dibantu, dilepaskan dari kebutaan kita. Kita tidak
bisa berbuat apa-apa dengan diri kita tanda DIA yang akan emmbantu kita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar