Sabtu
Biasa Pekan XXIV (H)
1
Kor. 15:37-39, 42-49
Mzm.
56:10,11,-12,13-14
Luk.
8:4-15
1
Kor. 15:37-39, 42-49
15:37 Dan yang engkau
taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak
berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:38 Tetapi Allah memberikan
kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada
tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.
15:39 Bukan semua daging
sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging
burung, lain dari pada daging ikan.
15:42 Demikianlah pula halnya
dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam
kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah
tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah,
maka ada pula tubuh rohaniah.
15:45 Seperti ada tertulis:
"Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang
akhir menjadi roh yang menghidupkan.
15:46 Tetapi yang mula-mula
datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang
yang rohaniah.
15:47 Manusia pertama berasal
dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
15:48 Makhluk-makhluk alamiah
sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama
dengan Dia yang berasal dari sorga.
15:49 Sama seperti kita telah
memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang
sorgawi.
Luk.
8:4-15
8:4 Ketika orang banyak
berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota
menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang
penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih
itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara
memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah
yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat
air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di
tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai
mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah
berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya
kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi
kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan
itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir
jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu
mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan
diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya
dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja
dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak
duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan
selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup,
sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang
baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam
hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Perumpamaan
tentang Penabur
Saudara terkasih, perumpamaan digunakan untuk
memberikan pengajaran, dengan pendengar yang bersungguh-sungguh. Mengapa harus bersungguh-sungguh?
Perumpamaan diberikan dengan mmeberikan gambaran tidak secara langsung, mereka
harus memperhatikan dan kemudian menerjemahkan, berbeda dengan indoktrinasi
yang harus disampaikan dengan lugas, tegas, dan singkat.
Di dalam perumpamaan tentang penabur ini ternyata
benar mereka bingung menghadapi pengajaran Yesus. Tidak heran kalau mereka
bingung dan memerlukan penjelasan secara lebih jauh oleh Yesus. Bisa pula orang
masih bertanya-tanya apakah pemahaman tersebut sama dengan apa yang dimaui oleh
pengajar dalam hal ini Yesus.
Yesus memberikan peluang penafsiran bagaimana
mereka hendak memahami pengajaran-Nya. Sabda Tuhan yang menyatakan, barangsiapa memiliki telinga, hendaklah
mendengarkan. Pesan yang disampaikan menggunakan perumpamaan dunia agraris.
Sebagian besar pendengar memang hidup dalam dunia agraris.
Saudara terkasih, apa yang disampaikan Yesus adalah
sabda Tuhan, sebagai benih tersebut. Apa yang disampaikan untuk membuat mereka
memahami bagaimana sabda Tuhan itu kita hidupi. Apa yang kita dengar dari sabda
Allah, bisa bertahan di dalam hati kita dan berbuah, namun bisa pula sejenak
dan hanya membuat pijar namun tidak menyala, bahkan ada yang sama sekali tidak
membawa bekas atau pengaruh dalam hidup ini.
Saudara terkasih, kita layak menyediakan hati kita
menjadi ladang yang subur dan mendengarkan sabda yang harus kita hidupi, bukan
menyenangkan di telinga dan kemudian terbang entah ke mana. Apa yang bisa kita
lakukan adalah memohon kepada-nya agar memelihara budi dan hati kita, agar
tidak mudah tergoda. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar