Sabtu, 17 September 2016

Perumpamaan tentang Penabur

Sabtu Biasa Pekan XXIV (H)
1 Kor. 15:37-39, 42-49
Mzm. 56:10,11,-12,13-14
Luk. 8:4-15



1 Kor. 15:37-39, 42-49

15:37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:38 Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.
15:39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.
15:42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.
15:43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.
15:44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.
15:45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.
15:46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.
15:47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.
15:48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.
15:49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.

Luk. 8:4-15

8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."



Perumpamaan tentang Penabur

Saudara terkasih, perumpamaan digunakan untuk memberikan pengajaran, dengan pendengar yang bersungguh-sungguh. Mengapa harus bersungguh-sungguh? Perumpamaan diberikan dengan mmeberikan gambaran tidak secara langsung, mereka harus memperhatikan dan kemudian menerjemahkan, berbeda dengan indoktrinasi yang harus disampaikan dengan lugas, tegas, dan singkat.
Di dalam perumpamaan tentang penabur ini ternyata benar mereka bingung menghadapi pengajaran Yesus. Tidak heran kalau mereka bingung dan memerlukan penjelasan secara lebih jauh oleh Yesus. Bisa pula orang masih bertanya-tanya apakah pemahaman tersebut sama dengan apa yang dimaui oleh pengajar dalam hal ini Yesus.
Yesus memberikan peluang penafsiran bagaimana mereka hendak memahami pengajaran-Nya. Sabda Tuhan yang menyatakan, barangsiapa memiliki telinga, hendaklah mendengarkan. Pesan yang disampaikan menggunakan perumpamaan dunia agraris. Sebagian besar pendengar memang hidup dalam dunia agraris.
Saudara terkasih, apa yang disampaikan Yesus adalah sabda Tuhan, sebagai benih tersebut. Apa yang disampaikan untuk membuat mereka memahami bagaimana sabda Tuhan itu kita hidupi. Apa yang kita dengar dari sabda Allah, bisa bertahan di dalam hati kita dan berbuah, namun bisa pula sejenak dan hanya membuat pijar namun tidak menyala, bahkan ada yang sama sekali tidak membawa bekas atau pengaruh dalam hidup ini.
Saudara terkasih, kita layak menyediakan hati kita menjadi ladang yang subur dan mendengarkan sabda yang harus kita hidupi, bukan menyenangkan di telinga dan kemudian terbang entah ke mana. Apa yang bisa kita lakukan adalah memohon kepada-nya agar memelihara budi dan hati kita, agar tidak mudah tergoda. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar