Jumat, 03 Oktober 2014

Tugas Perutusan Para Murid Berciri Partisipatif

Jumat Biasa (H)
Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38
Mzm. 139: 1-3,7-8,9-10,13-14ab
Luk.10:13-16


Ayb. 38:1,12-21; 39:36-38

38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:
38:12 Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
38:13 untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
38:14 Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
38:15 Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
38:16 Engkaukah yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
38:17 Apakah pintu gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
38:18 Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
38:19 Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
38:20 sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
38:21 Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak
39:36 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
39:37 "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
39:38 Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."


Luk.10:13-16

10:13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
10:14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
10:15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.


Tugas Perutusan Para Murid Berciri Partisipatif

Saudara terkasih, Tuhan Yesus mengecam beberapa kota yang tidak bisa menerima pewartaan-Nya. Menolak apa yang telah diajarkan-Nya, bahkan dengan menyaksikan mukjizat sekalipun mereka tidak menerima itu sebagai hal yang berasal dari Tuhan Allah. Yesus membandingan Betsaida dan Khorazim dengan kota zaman Perjanjian Lama yaitu Tirus dan Sidon, keempatnya sama, berbuat dosa dan menerima pewartaan serta mukjizat, namun kota di dunia Perjanjian Lama tersebut bertobat dari kedosaannya. Kapernaum, merupakan pusat pewartaan Yesus di Galilea, banyak mukjizat dilakukan Yesus, namun mereka tidak juga bisa menerima dengan mata hati, oleh karenanya, Yesus mengatakan Kapernaum akan mengalami pengalaman yang buruk, bukan ditinggikan dan mendapat kemuliaan, namun diturunkan ke dunia orang mati.
Yesus tentu menyadari penolakan akan membuat hati para murid ciut, nyali mengecil, dan itu tidak boleh terjadi. Yesus memberikan peneguhan apapun yang dilakukan orang kepada para murid itu juga berarti dilakukan kepada Yesus. Perutusan seorang murid, merupakan perutusan partisipatif. Perutusan yang mengambil peran dalam perutusan Yesus yang diutus Bapa-Nya.
Kisah Ayub merupakan contoh iman yang teguh dalam menghadapi gempuran dunia, bacaan kali ini menyajikan Yahwe atau Allah yang mengajak Ayub melihat apa yang telah Dia lakukan. Ayub diajak menyadari bahwa Allah telah memberikan keindahan penciptaan yang memperlihatkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah. Ayub diajak untuk mengalami misteri penciptaan sejak awal. Dan pada akhirnya Ayub menyadari bahwa dia hanyalah kecil di hadapan Allah, satupun yang telah dilakukan Allah tidak ada yang akan mampu ia lakukan.
Saudara terkasih, kita sering merasa hebat, merasa paling berjasa bahkan di hadapan Tuhan sekalipun. Merasa sudah hidup dengan baik dan beribadat dengan baik, namun berdoa tidak dikabulkan marah dan protes kepada Tuhan, namun pernahkah kita sadar membuat lidi yang kecil dan biasa saja kita tidak mampu? Kemajuan teknologi telah sering seoalh-olah menjadikan manusia lebih hebat dari Tuhan, namun pernahkah kita sadar, membuat warna merah lombok saja kita masih membutuhkan Tuhan untuk melakukannya?BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar