Jumat
Biasa (H)
Ayb.
38:1,12-21; 39:36-38
Mzm.
139: 1-3,7-8,9-10,13-14ab
Luk.10:13-16
Ayb.
38:1,12-21; 39:36-38
38:1 Maka dari dalam badai
TUHAN menjawab Ayub:
38:12 Pernahkah dalam hidupmu
engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan tempatnya
38:13 untuk memegang
ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari padanya?
38:14 Bumi itu berubah
seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti kain.
38:15 Orang-orang fasik
dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan.
38:16 Engkaukah yang turun
sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya?
38:17 Apakah pintu gerbang
maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam
pekat?
38:18 Apakah engkau mengerti
luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.
38:19 Di manakah jalan ke
tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan,
38:20 sehingga engkau dapat
mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya?
38:21 Tentu engkau
mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah
banyak
39:36 Maka jawab Ayub kepada
TUHAN:
39:37 "Sesungguhnya, aku
ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup
dengan tangan.
39:38 Satu kali aku
berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan
kulanjutkan."
Luk.10:13-16
10:13 "Celakalah engkau
Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka
bertobat dan berkabung.
10:14 Akan tetapi pada waktu
penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada
tanggunganmu.
10:15 Dan engkau Kapernaum,
apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan
sampai ke dunia orang mati!
10:16 Barangsiapa
mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia
menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.
Tugas
Perutusan Para Murid Berciri Partisipatif
Saudara terkasih, Tuhan Yesus mengecam beberapa
kota yang tidak bisa menerima pewartaan-Nya. Menolak apa yang telah diajarkan-Nya,
bahkan dengan menyaksikan mukjizat sekalipun mereka tidak menerima itu sebagai
hal yang berasal dari Tuhan Allah. Yesus membandingan Betsaida dan Khorazim
dengan kota zaman Perjanjian Lama yaitu Tirus dan Sidon, keempatnya sama,
berbuat dosa dan menerima pewartaan serta mukjizat, namun kota di dunia
Perjanjian Lama tersebut bertobat dari kedosaannya. Kapernaum, merupakan pusat
pewartaan Yesus di Galilea, banyak mukjizat dilakukan Yesus, namun mereka tidak
juga bisa menerima dengan mata hati, oleh karenanya, Yesus mengatakan Kapernaum
akan mengalami pengalaman yang buruk, bukan ditinggikan dan mendapat kemuliaan,
namun diturunkan ke dunia orang mati.
Yesus tentu menyadari penolakan akan membuat hati
para murid ciut, nyali mengecil, dan itu tidak boleh terjadi. Yesus memberikan
peneguhan apapun yang dilakukan orang kepada para murid itu juga berarti
dilakukan kepada Yesus. Perutusan seorang murid, merupakan perutusan
partisipatif. Perutusan yang mengambil peran dalam perutusan Yesus yang diutus
Bapa-Nya.
Kisah Ayub merupakan contoh iman yang teguh dalam
menghadapi gempuran dunia, bacaan kali ini menyajikan Yahwe atau Allah yang
mengajak Ayub melihat apa yang telah Dia lakukan. Ayub diajak menyadari bahwa
Allah telah memberikan keindahan penciptaan yang memperlihatkan kekuasaan dan
kebijaksanaan Allah. Ayub diajak untuk mengalami misteri penciptaan sejak awal.
Dan pada akhirnya Ayub menyadari bahwa dia hanyalah kecil di hadapan Allah,
satupun yang telah dilakukan Allah tidak ada yang akan mampu ia lakukan.
Saudara terkasih, kita sering merasa hebat, merasa
paling berjasa bahkan di hadapan Tuhan sekalipun. Merasa sudah hidup dengan
baik dan beribadat dengan baik, namun berdoa tidak dikabulkan marah dan protes
kepada Tuhan, namun pernahkah kita sadar membuat lidi yang kecil dan biasa saja
kita tidak mampu? Kemajuan teknologi telah sering seoalh-olah menjadikan
manusia lebih hebat dari Tuhan, namun pernahkah kita sadar, membuat warna merah
lombok saja kita masih membutuhkan Tuhan untuk melakukannya?BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar