Senin
Biasa (H)
Gal.
1:6-12
Mzm.
111:1-2,7-8,9-10c
Luk.
10:25-37
Gal.
1:6-12
1:6 Aku heran, bahwa kamu
begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan
Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk
memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami
atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang
berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami
katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu
terima, terkutuklah dia.
1:10 Jadi bagaimana sekarang:
adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan
kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka
aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku menegaskan
kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil
manusia.
1:12 Karena aku bukan
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus
Luk.
10:25-37
10:25 Pada suatu kali
berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa
yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya:
"Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya:
"Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk
membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku
manusia?"
10:30 Jawab Yesus:
"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan
penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga
memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang
imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang
Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang
Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu
membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia
menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan
jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara
ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang
jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu:
"Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Siapakah
Sesamamu?
Saudara terkasih, berbicara mengenai saudara atau
sesama, saat ini paling mudah dan akan dianggap sebagai saudara ialah yang
mendukungku, temanku satu kelompok, orang yang seagamaku, seorang yang memiliki
harta banyak, dan kaitannya dengan hal-hal yang remeh dan berciri duniawi. SARA
dan diskriminasi-diskriminasi ciptaan manusia menguasai pola pikir dan
keberadaan manusia. Yesus hari ini mengajak kita untuk menjadi pribadi baru,
pribadi yang penuh belas kasih, belas kasih dan cinta kasih tanpa memandang
bulu, kepada siapa saja manusia harus memberikan cintanya. Allah memberikan
kepada kita teladan dan keteladanan yang sudah sewajarnya kita ikut.
Bagaimana digambarkan seorang imam yang seharusnya
menampakkan belas kasih Tuhan bagi umat-Nya, malah lewat jalan lain, demikian
juga dengan orang Lewi. Petinggi Yahudi yang “menghindar” dan tidak memberikan
bantuan sama sekali kepada orang yang menderita. Pribadi ketiga yang justru
menolong ialah orang Samaria, di mana orang Samaria pada konteks waktu itu,
digambarkan sebagai orang yang tidak murni, bukan sebagai orang yang sebaik
pembesar Yahudi. Namun dia justru mengukurkan tangan, materi, dan kasihnya yang
nyata.
Saudara terkasih, empati, mengulurkan tangan, dan
kasih secara nyata bagi saudara yang membutuhkan, siapapun dia, kemanusia
berhadapan dengan manusia yang memiliki martabat yang sama. Bangsa ini masih
berkutat dengan hal-hal yang remeh temah, dengan adanya wacana dan pemikiran,
serta rancangan undang-undang tenaga kesehatan seagama dengan agama pasiennya.
Pemikiran yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan ilustrasi ribuan tahun lalu
yang disampaikan oleh Yesus.
Saudara terkasih, tugas kita ialah memperbesar
harapan, memanjatkan doa, dan menyatakan hal-hal positif agar kemanusiaan
semakin menjadi panglima di atas segalanya. Manusia semartabat dan kemanusia
jauh lebih penting dibandingkan “asesoris” yang melekat di badan kita.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar