Senin, 06 Oktober 2014

Siapakah Sesamamu?

Senin Biasa (H)
Gal. 1:6-12
Mzm. 111:1-2,7-8,9-10c
Luk. 10:25-37


Gal. 1:6-12

1:6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
1:7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
1:9 Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.
1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus


Luk. 10:25-37

10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Siapakah Sesamamu?

Saudara terkasih, berbicara mengenai saudara atau sesama, saat ini paling mudah dan akan dianggap sebagai saudara ialah yang mendukungku, temanku satu kelompok, orang yang seagamaku, seorang yang memiliki harta banyak, dan kaitannya dengan hal-hal yang remeh dan berciri duniawi. SARA dan diskriminasi-diskriminasi ciptaan manusia menguasai pola pikir dan keberadaan manusia. Yesus hari ini mengajak kita untuk menjadi pribadi baru, pribadi yang penuh belas kasih, belas kasih dan cinta kasih tanpa memandang bulu, kepada siapa saja manusia harus memberikan cintanya. Allah memberikan kepada kita teladan dan keteladanan yang sudah sewajarnya kita ikut.
Bagaimana digambarkan seorang imam yang seharusnya menampakkan belas kasih Tuhan bagi umat-Nya, malah lewat jalan lain, demikian juga dengan orang Lewi. Petinggi Yahudi yang “menghindar” dan tidak memberikan bantuan sama sekali kepada orang yang menderita. Pribadi ketiga yang justru menolong ialah orang Samaria, di mana orang Samaria pada konteks waktu itu, digambarkan sebagai orang yang tidak murni, bukan sebagai orang yang sebaik pembesar Yahudi. Namun dia justru mengukurkan tangan, materi, dan kasihnya yang nyata.
Saudara terkasih, empati, mengulurkan tangan, dan kasih secara nyata bagi saudara yang membutuhkan, siapapun dia, kemanusia berhadapan dengan manusia yang memiliki martabat yang sama. Bangsa ini masih berkutat dengan hal-hal yang remeh temah, dengan adanya wacana dan pemikiran, serta rancangan undang-undang tenaga kesehatan seagama dengan agama pasiennya. Pemikiran yang jauh lebih buruk dibandingkan dengan ilustrasi ribuan tahun lalu yang disampaikan oleh Yesus.


Saudara terkasih, tugas kita ialah memperbesar harapan, memanjatkan doa, dan menyatakan hal-hal positif agar kemanusiaan semakin menjadi panglima di atas segalanya. Manusia semartabat dan kemanusia jauh lebih penting dibandingkan “asesoris” yang melekat di badan kita.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar