Pw.
S. Teresia Avila, PrwPujG (P)
Gal.
5:18-25
Mzm.1:1-2,3,4,6
Luk.11:42-46
Gal.
5:18-25
5:18 Akan tetapi jikalau kamu
memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
5:19 Perbuatan daging telah
nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
5:20 penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah,
5:21 kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti
yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian,
ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
5:22 Tetapi buah Roh ialah:
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
5:23 kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
5:24 Barangsiapa menjadi
milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan
keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh
Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Luk.11:42-46
11:42 Tetapi celakalah kamu,
hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu
dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
11:43 Celakalah kamu, hai
orang-orang Farisi, sebab kamu suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat
dan suka menerima penghormatan di pasar.
11:44 Celakalah kamu, sebab
kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di
atasnya, tidak mengetahuinya."
11:45 Seorang dari antara
ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya: "Guru, dengan
berkata demikian, Engkau menghina kami juga."
11:46 Tetapi Ia menjawab:
"Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan
beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh
beban itu dengan satu jari pun.
Kemunafikan
Saudara terkasih, hari ini Gereja masih
memperlihatkan apa yang Tuhan Yesus lakukan terhadap Kaum Farisi. Yesus
menyinggung bahwa demi mengejar kesucian, Farisi lebih menitikberatkan kepada
ritual-ritual lahiriah dan melupakan kemurinian batin. Akibatnya ialah
kesombongan dan kemunafikan. Keadilan dan kasih Allah mereka abaikan demi
ritual dan bentuk-bentuk kesucian luaran.Kesombongan mereka sebagai pemimpin
justru tidak membawa umat yang harus mereka bawa ke dalam keselamatan, malah
membebani dan menjauhkan mereka dari Tuhan. Merasa diri penting dan lebih
dibandingkan orang kebanyakan, merupakan tindakan yang menghambat keselamatan.
Saudara terkasih, kecaman itu ternyata juga
menyinggung Ahli-Ahli Taurat. Oleh Yesus mereka mendapatkan “pencerahan” ketika
ahli-ahli hukum ini meletakkan beban kepada umat namun mereka berjalan dengan
santai-santai saja tanpa menanggung beban. Mereka mengambil kunci namun tidak
masuk, dan menghalangi orang yang hendak memasukinya. Kaum ini pula yang
membangun makam nabi-nabi, sedang
kematian mereka akibat perbuatan nenek moyang mereka.
Saudara terkasih, sering kita berperilaku yang
senada dengan Farisi ataupun ahli Taurat ketika kita menunjuk orang dengan
kejam tanpa kita melihat ke dalam diri kita terlebih dahulu. Kita menghardik
orang dengan penuh amarah, padahal perilaku kita jauh lebih buruk dari mereka.
Hari-hari ini bangsa kita “terbelah” oleh politik dalam dua kubu. Para pengikut
terutama di dalam dunia maya, begitu hebohnya saling menghujat, saling
menjelekkan, namun tahukah kita, bahwa dengan demikian kita juga menghujat diri
sendiri? Tuhan mengajarkan kepada kita untuk banyak melihat ke dalam diri kita
terlebih dahulu baru kemudian memperbaiki keadaan. Relasional kepada sesama dan
Tuhan secara seimbang dan tidak berat sebelah, dengan merugikan satu di
antaranya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar