Senin
Biasa (H)
Ef.
4:32-5:8
Mzm.
1:1-2,3,4,6
Luk.
13:10-17
Ef.
4:32-5:8
4:32 Tetapi hendaklah kamu
ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
5:1 Sebab itu jadilah
penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam
kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi
Allah.
5:3 Tetapi percabulan dan
rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu,
sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
5:4 Demikian juga perkataan
yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas
-- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
5:5 Karena ingatlah ini
baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya
penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.
5:6 Janganlah kamu disesatkan
orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan
murka Allah atas orang-orang durhaka.
5:7 Sebab itu janganlah kamu
berkawan dengan mereka.
5:8 Memang dahulu kamu adalah
kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah
sebagai anak-anak terang.
Luk.
13:10-17
13:10 Pada suatu kali Yesus
sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang
perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai
bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat
perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu,
penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan
tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu,
dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah
ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata
kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah
pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab
dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu
melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan
membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini,
yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari
ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata
demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena
segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
"Hai
ibu, penyakitmu telah sembuh."
Saudara terkasih, Yesus hari ini kita masih mengajarkan
kepada kita untuk melihat apa yang perlu dan penting di dalam hidup. Hukum
memang penting, namun bukan mengalahkan kemanusiaan. Hukum untuk manusia, bukan
manusia menjadi budak hukum. Pengajaran kedua ialah, Yesus menunjukkan berkat
itu adalah hak Allah, usaha dan apa yang manusia lakukan bukan segalanya.
Ilustrasi dan sabda di atas menunjukkan perempuan tersebut hanya datang dan tidak
berbuat apapun bagi kehidupannya, dan Tuhan menyembuhkan. Sikap pasrah dan
menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Sering kita salah, mengusahakan banyak hal
dan melupakan ada Tuhan yang akan menyelesaikan. Kita mengintervensi kehendak
dan rencana Tuhan.
Saudara terkasih, Yesus juga menunjukkan kepada
kita bagaimana manusia itu penting dan utama. Bagi bangsa kita sabda ini
menjadi konkret, karena ketika semua hal sudah sesuai dengan prosedur dianggap
sebagai hal yang baik dan selesai. Padahal saat menjalankan prosedur tersebut
banyak ketidakadilan, penuh dengan pelanggaran etis, dan dilakukan dengan
sembarangan. Prosedur mengatasi esensi hukum yang seharusnya adil, bebas, dan tidak
pandang bulu. Kita saksikan bersama kita masih seperti orang Farisi, ketika
menyembuhkan pada hari yang dilarang akan dikecam, padahal mereka juga merawat
hewan peliharaan.
Saudara terkasih, bacaan pertama mengajarkan kepada
kita untuk berlaku ramah satu terhadap yang lain. Kita berlaku demikian karena
kita ialah anak-anak terang. Kegelapan telah usai dan kita menjadi anak terang
di dalam Tuhan. Terang yang membawa kita menjadi manusia baru. Manusia yang
peduli kepada sesama bukan mengikat sesama demi hukum dan ketaatan kita akan
hukum manusia.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar