Jumat
Biasa (H)
Ef.
4:1-6
Mzm.
24:1-2, 3-4ab, 5-6
Luk.
12:54-59
Ef.
4:1-6
4:1 Sebab itu aku
menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu
sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
4:2 Hendaklah kamu selalu
rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling
membantu.
4:3 Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh,
sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam
panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman,
satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari
semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Luk.
12:54-59
12:54 Yesus berkata pula
kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat,
segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55 Dan apabila kamu
melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu
memang terjadi.
12:56 Hai orang-orang
munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat
menilai zaman ini?
12:57 Dan mengapakah engkau
juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
12:58 Sebab, jikalau engkau
dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia
selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke
dalam penjara.
12:59 Aku berkata kepadamu:
Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai
lunas."
Kamu
Harus Pandai Menilai Zaman
Saudara terkasih, Rasul Paulus mengajarkan kepada
kita untuk tetap rendah hati, lemah lembut, dan sabar, ketika ada di dalam
penjara karena panggilan kita. Salib memang bisa membawa kepada penjara,
penyiksaan, penyingkiran, atau pengucilan secara halus. Itu adalah konsekuensi
iman kita kepada Tuhan. Zaman berubah dan berkembang, tentu akan bervariasi apa
yang bisa menimpa kita sebagai umat beriman. Namun Tuhan melalui Rasul Paulus
memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap rendah hati, berarti menerima itu
sebagai bagian dari rencana Tuhan yang terbaik bagi kehidupan kita. Tuhan masih
sayang kepada kita, sehingga mengajak untuk merasakan Salib-Nya. Penuh
kerendahan hati sehingga kita tidak menjadi sombong dan merasa paling hebat
karena boleh merasakan derita bersama dengan DIA. Tetap DIA yang menjadi pusat
orientasi kita. Lemah lembut merupakan reaksi yang kita berikan ketika kita
mendapatkan “hambatan” karena iman kita. Biasa dan manusiawi adalah membalas,
mengutuk, atau mengecam, Tuhan menghendaki kita tetap lemah lembut dan bahkan
mengajarkan untuk mengampuni. Pengampunan menyelesaikan semua persoalan dari
hati yang paling dalam, bukan hanya permukaan atau pencitraan semata. Sabar menjalankan apa yang menjadi rencana-Nya
dengan setia sambil berdoa memuliakan Tuhan serta memohon kekuatan untuk mampu
memikul salib bersama dengan DIA.
Saudara terkasih, kita oleh Yesus diajak untuk
pandai menilai zaman, dengan demikian kita mampu melihat rencana-Nya dalam
berbagai suasana, bagaimana kita harus mampu menghadapi itu dengan rendahhati, lemah
lembut, dan sabar. Kecerdasan secara emosional merupakan ketrampilan yang Tuhan
anugerahkan untuk mampu melihat, mencermati, dan menghadapi keadaan yang selalu
berubah, namun perlu cerdik agar tidak tergilas dan tertipu oleh dunia dan
zaman yang sering dimanfaatkan oleh kuasa gelap untuk menjauhkan manusia dari
Tuhan yang penuh kasih tersebut.
Saudara terkasih, salib kita masing-masing tentu
berbeda. Apa yang perlu kita lakukan hanyalah satu dan sama yaitu tetap rendah
hati, lemah lembut, dan sabar dalam memanggulnya bersama di dalam Tuhan.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar