Jumat, 24 Oktober 2014

Kamu Harus Pandai Menilai Zaman

Jumat Biasa (H)
Ef. 4:1-6
Mzm. 24:1-2, 3-4ab, 5-6
Luk. 12:54-59



Ef. 4:1-6

4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.


Luk. 12:54-59

12:54 Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi.
12:56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
12:57 Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
12:58 Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.
12:59 Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."


Kamu Harus Pandai Menilai Zaman

Saudara terkasih, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk tetap rendah hati, lemah lembut, dan sabar, ketika ada di dalam penjara karena panggilan kita. Salib memang bisa membawa kepada penjara, penyiksaan, penyingkiran, atau pengucilan secara halus. Itu adalah konsekuensi iman kita kepada Tuhan. Zaman berubah dan berkembang, tentu akan bervariasi apa yang bisa menimpa kita sebagai umat beriman. Namun Tuhan melalui Rasul Paulus memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap rendah hati, berarti menerima itu sebagai bagian dari rencana Tuhan yang terbaik bagi kehidupan kita. Tuhan masih sayang kepada kita, sehingga mengajak untuk merasakan Salib-Nya. Penuh kerendahan hati sehingga kita tidak menjadi sombong dan merasa paling hebat karena boleh merasakan derita bersama dengan DIA. Tetap DIA yang menjadi pusat orientasi kita. Lemah lembut merupakan reaksi yang kita berikan ketika kita mendapatkan “hambatan” karena iman kita. Biasa dan manusiawi adalah membalas, mengutuk, atau mengecam, Tuhan menghendaki kita tetap lemah lembut dan bahkan mengajarkan untuk mengampuni. Pengampunan menyelesaikan semua persoalan dari hati yang paling dalam, bukan hanya permukaan atau pencitraan semata.  Sabar menjalankan apa yang menjadi rencana-Nya dengan setia sambil berdoa memuliakan Tuhan serta memohon kekuatan untuk mampu memikul salib bersama dengan DIA.
Saudara terkasih, kita oleh Yesus diajak untuk pandai menilai zaman, dengan demikian kita mampu melihat rencana-Nya dalam berbagai suasana, bagaimana kita harus mampu menghadapi itu dengan rendahhati, lemah lembut, dan sabar. Kecerdasan secara emosional merupakan ketrampilan yang Tuhan anugerahkan untuk mampu melihat, mencermati, dan menghadapi keadaan yang selalu berubah, namun perlu cerdik agar tidak tergilas dan tertipu oleh dunia dan zaman yang sering dimanfaatkan oleh kuasa gelap untuk menjauhkan manusia dari Tuhan yang penuh kasih tersebut.
Saudara terkasih, salib kita masing-masing tentu berbeda. Apa yang perlu kita lakukan hanyalah satu dan sama yaitu tetap rendah hati, lemah lembut, dan sabar dalam memanggulnya bersama di dalam Tuhan.BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar