Pesta
S. Simon dan Yudas, Ras (M)
Ef.2:19-22
Mzm.
19:2-3,4-5
Luk.
6:12-19
Ef.2:19-22
2:19 Demikianlah kamu bukan
lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas
dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh
seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga
turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Luk.
6:12-19
6:12 Pada waktu itu pergilah
Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia
memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas
orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga
diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus
dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan
Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
6:17 Lalu Ia turun dengan
mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah
besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea
dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk
mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang
dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak
itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua
orang itu disembuhkan-Nya
Panggilan
Keduabelas Murid
Saudara terkasih hari ini Gereja memperingati Santo
Simon dan Yudas sebagai Rasul Yesus. Kalangan murid awali Yesus, Simon ini
bukan Simon Petrus karena perayaannya berbeda, dan Yudas bukan pula Yudas
Iskariot yang menjadi tertuduh atas peristiwa salib. Peristiwa panggilan para
murid memberikan kepada kita gambaran bahwa Yesus mengawali karya-Nya dengan
berdoa. Doa membuat pilihan-Nya berdasar kepada rencana dan kehendak yang bukan
sembarangan, apalagi demi kebanggaan diri.
Pelajaran kedua dari pihak manusia, panggilan
apapun bentuknya ialah berkat dari Allah. Kita tidak bisa memaksakan keinginan
dan kehendak kita dengan mengintervensi rencana-Nya bagi hidup kita. Rahmat-Nya
yang terbaik bagi kehidupan kita masing-masing, dan itu tidak ada yang sama.
Saudara terkasih, ketika kita hendak menjalankan
apapun dengan terlebih dahulu dengan berdoa, kita akan menjalankannya dengan
ringan, riang gembira karena menjalankan rencana dan kehendak Tuhan. Apabila
berhasil kita bersyukur dengan hati terbuka dan rendah hati bahwa itu berkat
Allah semata, kita menjalankan rencana-Nya, bukan keberhasilan diri kita
sendiri. Spiritualitas kerja akan mewarni hidup kita, perilaku menyimpang,
negatif, dan jahat akan bisa kita minimalkan ketika kita melibatkan Tuhan dalam
seluruh aktivitas kita.
Menyadari bahwa semua adalah rahmat, membuat kita
akan bersyukur atas keberhasilan orang lain, bukan iri dan dengki atas rahmat
yang Tuhan anugerahan bagi orang lain. Kita mampu menanti dengan setia dan
tulus hati apabila belum mendapatkan apa yang kita inginkan.
Bacaan pertama menggugah semangat kita karena kita
dibangun di atas para rasul, para rasul menjadi alas kita, dan batu penjurunya
adalah Yesus sendiri. Betapa kita patut berbangga memiliki keluarga sedemikian
hebat. Keluarga kita yang belum baik masih ada harapan, yang sudah baik patut
bersyukur memiliki dasar sedemikian hebat dan luar biasa.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar