Pw.
S. Fransiskus dr Assisi (P)
Ayb.42:1-3,5-6,12-16
Mzm.
119:66,71,75,91,125,130
Luk.
10:17-24
Ayb.42:1-3,5-6,12-16
42:1 Maka jawab Ayub kepada
TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa
Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia
yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa
pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan
yang tidak kuketahui.
42:5 Hanya dari kata orang
saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang
Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku
mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.
42:12 TUHAN memberkati Ayub
dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia
mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang
lembu, dan seribu ekor keledai betina.
42:13 Ia juga mendapat tujuh
orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
42:14 dan anak perempuan yang
pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
42:15 Di seluruh negeri tidak
terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya
milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
42:16 Sesudah itu Ayub masih
hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan
cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
Luk.
10:17-24
10:17 Kemudian ketujuh puluh
murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan
takluk kepada kami demi nama-Mu."
10:18 Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
10:19 Sesungguhnya Aku telah
memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa
untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian
janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah
karena namamu ada terdaftar di sorga."
10:21 Pada waktu itu juga
bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu,
Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa,
itulah yang berkenan kepada-Mu.
10:22 Semua telah diserahkan
kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain
Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakan hal itu."
10:23 Sesudah itu
berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.
10:24 Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi
tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya."
Kuasa
dan Pengenalan Allah Bapa
Saudara terkasih, apa yang ditampilkan dalam bacaan
hari ini, hendak memperlihatkan kuasa Allah yang begitu besar. Kemuliaan Allah,
kekuasaan Allah yang agung itu dinyataka justru kepada para murid, seseorang
dalam konteks waktu itu bukan siapa-siapa. Banyak cerdik pandai, ahli kitab,
raja, dan pembesar-pembesar lain ingin menyaksikan apa yang mampu dilakukan
para murid namun tidak bisa. Para murid orang yang sederhana, bahkan bukan
siapa-siapa itu justru bukan hanya melihat, namun menjadi pelaku. Pelaku kebesaran
dan kuasa Allah.
Saudara terkasih, tindakan para murid tersebut juga
menjadi sarana pengenalan siapa Yesus,siapa Allah, dan siapa murid-murid-Nya
tersebut. Kaitan Yesus dengan Allah, antara Yesus dan para murid. Kuasa Allah
telah diserahkan sepenuhnya kepada Yesus, dan Yesus mengutus para murid-Nya
dalam kesatuan perutusan-Nya sendiri. Hanya Bapa yang tahu dengan persis siapa
Anak, hanya Anak dan kepada siapa yang Dia berkenan menyampaikannya siapakah
Bapa itu.
Rasa syukur dan sukacita itu selalu diungkapkan
Yesus. Sebelum bekarya, sesaat setelh bekarya, memberikan kepada kita keteladanan
untuk selalu mohon rahmat Tuhan untuk membantu setiap aktivitas kita, dan
mengucap syukur setelah kita selesai melaksakan tugas kita. Dengan demikian
kita selalu melibatkan Tuhan dalam aktivitas kita. Kita di dunia ini melakukan
tugas perutusan Yesus, maka kita tidak mungkin melepaskan diri dari kesatuan
dengan Diri-Nya itu.
Bacaan Pertama memberikan kita keteladanan
kesetiaan luar biasa dari Ayub. Bagaimana Ayub menjadi pribadi baru yang penuh
berkat, bukan hanya materi, anak, dan umur panjang semata, namun berkat mengenal
Allah dengan lebih baik. Masukan dan informasi yang dia terima dari
rekan-rekannya ternyata, tidak seluruhnya tepat. Allah menyatakan diri melalui
hati Ayub yang bersih dan setia, sehingga mengenal Allah dengan lebih baik,
karena tidak tertutup “kabut” hati yang tidak bersih.
Saudara terkasih, pengenalan akan kuasa Allah
sungguh berguna, namun sering kita salah mengerti, salah memahami kebaikan
Tuhan itu. Kita orang beriman perlu berserah setia di dalam Dia sehingga mampu
mengenal Siapa Dia dengan tepat.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar