Senin
Biasa (H)
Ef.
2:1-10
Mzm. 100:2,3,4,5
Luk.
12:13-21
Ef.
2:1-10
2:1 Kamu dahulu sudah mati
karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya,
karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan
angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya
dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada
kita,
2:5 telah menghidupkan kita
bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan
kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus
Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama
dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang
akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang
melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah,
2:9 itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan
Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Luk.
12:13-21
12:13 Seorang dari orang
banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya
ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau
pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada
mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan
kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya
berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam
hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana
aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah
yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan
mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum
dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan
berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah
kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah.
Kaya
di hadapan Allah
Saudara terkasih, Yesus menyatakan kekayaan itu
bermakna sepanjang memperkembangkan hidup di dalam kebersamaan dan relasi
pribadi tersebut kepada Allah. Manusia
tidak perlu takut akan apapun terutama terhadapan harta benda dan kehidupannya,
takut hanya kepada Allah. Allah telah menjamin dan memelihara kehidupan kita.
Ketamakan dan kerakusan semakin menjadi punggawa
dan panglima, terutama bangsa kita. Semua berorientasi kepada kekayaan pribadi.
Yesus tidak membenci kekayaan, namun kekayaan yang membuat Yesus mengkritik
pemiliknya, ialah orang kaya yang penuh ketamakan dan selalu merasa kurang,
khawatir akan kekayaannya tersebut. Bagaimana korupsi merajalela, ini
menunjukkan sebuah tindak kerakusan, ketamakan, dan selalu merasa kurang akan
harta dan materi. Orang atau pribadi yang tamak akan menggunakan segala cara,
tipu-tipu, suap, mark up, menyelewengkan,
menggerogoti anggaran, dan banyak mekanisme lain demi kekayaan pribadinya.
Saudara terkasih, namun apakah benda, materi,
kekayaan, banyaknya dolar tersebut mampu memberikan kehidupan kekal? Sama
sekali tidak. Yesus menghendaki kita kaya di hadapan Allah. Kaya di muka Allah
akan mampu bagi orang yang setia akan salib, rendah hati, penuh empati,
kebenaran, dan penuh kasih. Pribadi yang berorientasi akan materi dan melupakan
etika di dalam mengumpulkannya, itulah orang yang menjadi sasaran kritik
Tuhan.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar