Senin, 20 Oktober 2014

Kaya di hadapan Allah

Senin Biasa (H)
Ef. 2:1-10
 Mzm. 100:2,3,4,5
Luk. 12:13-21


Ef. 2:1-10

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


Luk. 12:13-21

12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.


Kaya di hadapan Allah

Saudara terkasih, Yesus menyatakan kekayaan itu bermakna sepanjang memperkembangkan hidup di dalam kebersamaan dan relasi pribadi  tersebut kepada Allah. Manusia tidak perlu takut akan apapun terutama terhadapan harta benda dan kehidupannya, takut hanya kepada Allah. Allah telah menjamin dan memelihara kehidupan kita.
Ketamakan dan kerakusan semakin menjadi punggawa dan panglima, terutama bangsa kita. Semua berorientasi kepada kekayaan pribadi. Yesus tidak membenci kekayaan, namun kekayaan yang membuat Yesus mengkritik pemiliknya, ialah orang kaya yang penuh ketamakan dan selalu merasa kurang, khawatir akan kekayaannya tersebut. Bagaimana korupsi merajalela, ini menunjukkan sebuah tindak kerakusan, ketamakan, dan selalu merasa kurang akan harta dan materi. Orang atau pribadi yang tamak akan menggunakan segala cara, tipu-tipu, suap, mark up, menyelewengkan, menggerogoti anggaran, dan banyak mekanisme lain demi kekayaan pribadinya.
Saudara terkasih, namun apakah benda, materi, kekayaan, banyaknya dolar tersebut mampu memberikan kehidupan kekal? Sama sekali tidak. Yesus menghendaki kita kaya di hadapan Allah. Kaya di muka Allah akan mampu bagi orang yang setia akan salib, rendah hati, penuh empati, kebenaran, dan penuh kasih. Pribadi yang berorientasi akan materi dan melupakan etika di dalam mengumpulkannya, itulah orang yang menjadi sasaran kritik Tuhan.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar