Sabtu
Biasa Pekan III (H)
2 Sam.
12:1-7a,10-17
Mzm. 51:12-13,14-15,16-17
Mrk.
4:35-41
2 Sam.
12:1-7a,10-17
12:1 TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan
berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya,
yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak
domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi
besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum
dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa
sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya
bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina
kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya
itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia
berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu
harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali
lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas
kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang
itu!
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari
keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil
isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan
Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan
mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain;
orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi
Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara
terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa
kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan
dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah
sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak
yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia
berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia
berbaring di tanah.
12:17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk
meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan
bersama-sama dengan mereka.
Mrk.
4:35-41
4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada
mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan
membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan
perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak
menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru,
Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau
itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi
teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu
takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat
kepada-Nya?"
Percaya
dan Takut
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja belajar dan merenungkan sikap percaya dan ketakutan. Bagaimana Tuhan
Yesus mengajarkan kepada kita, di dalam Bacaan Injil jelas dinyatakan
pengalaman para murid.
Jadi ingat, ketika memberikan pelatihan
kepemimpinan untuk suatu sekolah, dalam permainan untuk pengembangan diri, ada
namanya, trust fall, menjatuhkan diri
ke belakang dengan diterima oleg rekan-rekan satu regu. Ada satu anak yang
tidak mau, dan seluruh kelompok besar, itu mereka datang mendukung untuk tidak
takut, mereka semua pasti kuat untuk menerima dia. Sama sekali tidak cukup
meyakinkan bagi si anak yang takut karena tidak percaya itu.
Kepercayaan itu tidak akan mampu dipaksakan. Lihat siapa
yang tidak mengenal reputasi Yesus, toh murid-Nya di samping-Nya lagi saja bisa
jatuh pada posisi tidak percaya. Ketakutan dan cemas karena hilangnya sikap
percaya. Dalam kisah di atas si anak susah menerima dengan akalnya
teman-temannya akan menerima dia, padahal satu rekannyapun tidak ada yang yang
jatuh.
Pengalaman yang identik, seorang teman bisa menjadi
tidak bisa tidur semalam karena hujan deras. Banjir awal tahun membuat
kepercayaannya hilang, bahwa jaminan tidak banjir tidak ada lagi. Jelas alasannya
karena jaminan itu tidak ada. Kepercayaan akan pemeiliharaan dari pemerintah
telah hilang.
Saudara terkasih, dalam konteks pemuridan menjadi
penting mengenai sikap percaya. Bagaimana para murid bisa mewartakan khabar
suka cita jika dirinya saja penuh ketakutan, kecemasan, dan kegaualan. Melihat badai
sudah takut, padahal Yesus tidur nyenyak, bagaimana pertanggungjawaban sebagai
janji Guru jika murid-Nya saja tenggelam, kan demikian sebenarnya. toh mereka
takut dan malah sempat marah.
Salah satu dasar fakta iman adalah sikap percaya. Bagaimana
kita percaya akan segala sesuatu yang terkadang kita sendiri tidak semuanya
bisa kita pahami dan pikirkan dengan logika. Lihat saja, bagaimana kita tidak
bisa melepaskan diri dari sikap percaya ketika berbicara Allah, Kisah
Penciptaan, atau mukjizat. Semua itu percaya, tidak semua hal bisa dilogika
atau semua adalah nalar. Dalam hal-hal tertentu kita bisa dan harus memang
untuk beriman itu logis, namun ada sisi misteri dan itulah sikap percaya
menjadi penting. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar