Sabtu, 01 Februari 2020

Percaya dan Takut


Sabtu Biasa Pekan III (H)
2 Sam. 12:1-7a,10-17
Mzm. 51:12-13,14-15,16-17
Mrk. 4:35-41



2 Sam. 12:1-7a,10-17

12:1 TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin.
12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu!
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.
12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.
12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan."
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
12:17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.


Mrk. 4:35-41

4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"




Percaya dan Takut

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dan merenungkan sikap percaya dan ketakutan. Bagaimana Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, di dalam Bacaan Injil jelas dinyatakan pengalaman para murid.
Jadi ingat, ketika memberikan pelatihan kepemimpinan untuk suatu sekolah, dalam permainan untuk pengembangan diri, ada namanya, trust fall, menjatuhkan diri ke belakang dengan diterima oleg rekan-rekan satu regu. Ada satu anak yang tidak mau, dan seluruh kelompok besar, itu mereka datang mendukung untuk tidak takut, mereka semua pasti kuat untuk menerima dia. Sama sekali tidak cukup meyakinkan bagi si anak yang takut karena tidak percaya itu.
Kepercayaan itu tidak akan mampu dipaksakan. Lihat siapa yang tidak mengenal reputasi Yesus, toh murid-Nya di samping-Nya lagi saja bisa jatuh pada posisi tidak percaya. Ketakutan dan cemas karena hilangnya sikap percaya. Dalam kisah di atas si anak susah menerima dengan akalnya teman-temannya akan menerima dia, padahal satu rekannyapun tidak ada yang yang jatuh.
Pengalaman yang identik, seorang teman bisa menjadi tidak bisa tidur semalam karena hujan deras. Banjir awal tahun membuat kepercayaannya hilang, bahwa jaminan tidak banjir tidak ada lagi. Jelas alasannya karena jaminan itu tidak ada. Kepercayaan akan pemeiliharaan dari pemerintah telah hilang.
Saudara terkasih, dalam konteks pemuridan menjadi penting mengenai sikap percaya. Bagaimana para murid bisa mewartakan khabar suka cita jika dirinya saja penuh ketakutan, kecemasan, dan kegaualan. Melihat badai sudah takut, padahal Yesus tidur nyenyak, bagaimana pertanggungjawaban sebagai janji Guru jika murid-Nya saja tenggelam, kan demikian sebenarnya. toh mereka takut dan malah sempat marah.
Salah satu dasar fakta iman adalah sikap percaya. Bagaimana kita percaya akan segala sesuatu yang terkadang kita sendiri tidak semuanya bisa kita pahami dan pikirkan dengan logika. Lihat saja, bagaimana kita tidak bisa melepaskan diri dari sikap percaya ketika berbicara Allah, Kisah Penciptaan, atau mukjizat. Semua itu percaya, tidak semua hal bisa dilogika atau semua adalah nalar. Dalam hal-hal tertentu kita bisa dan harus memang untuk beriman itu logis, namun ada sisi misteri dan itulah sikap percaya menjadi penting. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar