Rabu, 19 Februari 2020

Semua Ada Proses dan Caranya


Rabu Pekan Biasa VI (H)
Yak. 1:19-27
Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5
Mrk. 8:22-26



Yak. 1:19-27

1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
1:24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
1:25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
1:26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


Mrk. 8:22-26

8:22 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
8:23 Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
8:24 Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
8:25 Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
8:26 Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!



Semua Ada Proses dan Caranya

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai karya Tuhan itu melalui proses dan istimewa orang per orang. Dalam  bacaan Injil digambarkan bagaimana Tuhan menyembuhkan si buta dengan dua kali tindakan. Pertama kali si buta masih kabur penglihatannya, dan disembuhkan secara total kemudian. Ada dialog untuk itu.
Dalam kisah dan kejadian lain Yesus sering hanya berkata semata, dan sembuh. Ada pula yang secara jarak jauh, sembuh, bahkan hidup lagi. Ada pula yang harus meminta bantu, ada pula yang ditolak dengan cukup kasar. Toh semuanya tetap saja sembuh. Ada proses. Dan proses itu berbeda satu sama lain.
Proses itu tidak bisa dihilangkan. Tuhan pernah menyembuhkan hanya dengan kata-kata,lain waktu dengan meludah dan membuat semacam ramuan. Waktu yang berbeda menyentuh, dan ada pula seorang perempuan hanya menyentuh ujung jubah-Nya. Yesus tidak melakukan apapun. Proses itu toh tetap ada, lisan ataupun dengan tindakan.
Dialog, permohonan, dan juga ujian sangat mungkin terjadi. Hal-hal yang  logis, sederhana, dan pastinya demikian pun dalam hidup harian kita. Bagaimana Tuhan mengajak kita untuk berdoa, memohon, dan menyatakan keinginan kita. Hal yang sangat wajar, kita diajak untuk menyatakan keinginan kita. Kadang lama baru terujud, ada pula yang tidak pernah terwujud. Terkadang kita tidak meminta malah datang sendiri.
Sikap batin, kita perlu sadar dan mengerti bagaimana di hadapan Tuhan. Apakah malah mengatur Tuhan bukannya berserah diri. Dengan pongah atau rendah hati tahu batas sebagai ciptaan di depan Pencipta? Hal demikian yang sering menjadi masalah dan tanpa kita sadari. Apalagi dalam era modern yang sering mengedepankan kecepatan. Tuhan pun diajak berpacu.
Tidak jarang kita juga terjebak dengan model meremehkan, kan Tuhan tahu apa yang kita perlukan. Benar bahwa Tuhan Allah tahu segalanya, jauh lebih paham malah. Kita manusia kan anak-anak Allah, layak dan pantas ketika kita juga berbincang, mengadakan wawanhati, mengeluh dan juga menyatakan apapun keadaan kita. Bukankah Tuhan juga bersabda dan mengundang untuk datang dan menyatakan apapun keadaan kita. Tuhan bahkan menjanjikan, kelegaan, dan sekaligus penghiburan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar