Rabu Pekan
Biasa VI (H)
Yak.
1:19-27
Mzm.
15:2-3ab,3cd-4ab,5
Mrk.
8:22-26
Yak.
1:19-27
1:19 Hai
saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat
untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20 sebab amarah
manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21 Sebab itu
buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang
berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22 Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika
tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
1:23 Sebab jika
seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama
seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
1:24 Baru saja ia
memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
1:25 Tetapi
barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,
dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya,
tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
1:26 Jikalau ada
seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia
menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
1:27 Ibadah yang
murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya
sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Mrk.
8:22-26
8:22
Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa
kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah
dia.
8:23
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia
meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya:
"Sudahkah kaulihat sesuatu?"
8:24
Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab
melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
8:25
Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu
sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala
sesuatu dengan jelas.
8:26
Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan
masuk ke kampung!
Semua Ada
Proses dan Caranya
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai karya Tuhan itu melalui proses dan
istimewa orang per orang. Dalam bacaan
Injil digambarkan bagaimana Tuhan menyembuhkan si buta dengan dua kali
tindakan. Pertama kali si buta masih kabur penglihatannya, dan disembuhkan
secara total kemudian. Ada dialog untuk itu.
Dalam kisah dan kejadian lain Yesus sering hanya
berkata semata, dan sembuh. Ada pula yang secara jarak jauh, sembuh, bahkan
hidup lagi. Ada pula yang harus meminta bantu, ada pula yang ditolak dengan
cukup kasar. Toh semuanya tetap saja sembuh. Ada proses. Dan proses itu berbeda
satu sama lain.
Proses itu tidak bisa dihilangkan. Tuhan pernah
menyembuhkan hanya dengan kata-kata,lain waktu dengan meludah dan membuat
semacam ramuan. Waktu yang berbeda menyentuh, dan ada pula seorang perempuan hanya
menyentuh ujung jubah-Nya. Yesus tidak melakukan apapun. Proses itu toh tetap
ada, lisan ataupun dengan tindakan.
Dialog, permohonan, dan juga ujian sangat mungkin
terjadi. Hal-hal yang logis, sederhana,
dan pastinya demikian pun dalam hidup harian kita. Bagaimana Tuhan mengajak
kita untuk berdoa, memohon, dan menyatakan keinginan kita. Hal yang sangat
wajar, kita diajak untuk menyatakan keinginan kita. Kadang lama baru terujud,
ada pula yang tidak pernah terwujud. Terkadang kita tidak meminta malah datang
sendiri.
Sikap batin, kita perlu sadar dan mengerti
bagaimana di hadapan Tuhan. Apakah malah mengatur Tuhan bukannya berserah diri.
Dengan pongah atau rendah hati tahu batas sebagai ciptaan di depan Pencipta? Hal
demikian yang sering menjadi masalah dan tanpa kita sadari. Apalagi dalam era
modern yang sering mengedepankan kecepatan. Tuhan pun diajak berpacu.
Tidak jarang kita juga terjebak dengan model
meremehkan, kan Tuhan tahu apa yang kita perlukan. Benar bahwa Tuhan Allah tahu
segalanya, jauh lebih paham malah. Kita manusia kan anak-anak Allah, layak dan
pantas ketika kita juga berbincang, mengadakan wawanhati, mengeluh dan juga
menyatakan apapun keadaan kita. Bukankah Tuhan juga bersabda dan mengundang
untuk datang dan menyatakan apapun keadaan kita. Tuhan bahkan menjanjikan,
kelegaan, dan sekaligus penghiburan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar