Selasa, 25 Februari 2020

Rabu Abu


Rabu Abu (U)
Yl. 2:12-18
Mzm. 51: 3-4,5-6a,12-13,14,17
2 Kor. 5:20-6:2
Mat. 6:1-6



Yl. 2:12-18

2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
2:18 TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya


2 Kor. 5:20-6:2

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah
6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2 Sebab Allah berfirman:  "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,  dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."  Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.


Mat. 6:1-6

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.


Rabu Abu

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Rabu Abu, di mana kita memasuki masa pertobatan, Prapaskah kesempatan untuk  retret agung umat. Kesempatan untuk memperbaiki diri. Pertobatan yang hakiki, di mana ada balik arah. Mengubah hidup secara radikal. Tobat tanpa perubahan, dan balik arah itu belum bertobat.
Satu yang khas dalam masa ini adalah adanya pantang dan puasa. Bagus tahun ini ada perubahan, di mana dinyatakan makan hanya sekali menggantikan makan kenyang sekali yang sering diplesetkan makan sangat kenyang, atau makan berkali-kali, asal tidak kenyang, dan yang kenyang satu kali. Pemilihan kata yang lebih tepat dan tidak multi tafsir.
Dalam bacaan Injil Yesus berfirman, koyakanlah hatimu, jangan pakaianmu. Dalam alam Perjanjian Lama, simbol pertobatan adalah mengoyakan pakaian. Pakaian yang terkoyak itu masih sebatas tanda, simbol, dan pralambang, bagi yang mau bertobat itu mengoyakkan pakaian. Yesus meminta leih dari itu, yaitu mengoyakkan hati. Mengubah perilaku dan perihidup, yang berasal dari hati yang berubah.
Perubahan sikap itu menambah apa yang sudah baik, mengurangi apa-apa yang belum bagus. Jika selama ini melakukan doa masih sebatas rutinitas, bagaimana menyadari dan melakukan itu sebagai sebuah prioritas. Pun dengan sakramen lainnya.
Kebiasaan boros, makan sisa-sisa, bagaimana bisa lebih hemat dan peduli, bahwa ada orang lain yang kesulita hanya untuk makan. Dan perubahan itu bukan semata prapaskah, namun juga mengubah hidup ke depan menjadi lebih baik lagi.
Peduli. Jika selama ini mikir hanya untuk diri, keluarga, atau kelompok, mampu bisa lebih  berpikir bagi orang lain. Dengan demikian lebih berdaya guna dan memberikan makna yang mendalam. Benar apa yang dikatakan Tuhan, mengoyakkan hati. Hati yang bebal dan buruk menjadi lembut dan lebih baik dari hari ke hari.
Tanda salib di dahi adalah simbol pertobatan, kerapuhan, dan harapan untuk sadar sebagai orang berdosa. Nah apakah simbol itu dimaknai, atau berhenti hanya sampai di dahi saja? Inilah pentingnya kesadaran. Kita tidak hanya menandai dahi dengan abu, namun berbalik arah kepada kebaikan yang berarti adalah Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar