Kamis, 13 Februari 2020

Berdoa dan Berusaha dengan Rendah Hati



Kamis Biasa Pekan VI (H)
1 Raj. 11:4-13
Mzm. 166:3-4,35-36,37,40
Mrk. 7:24-30



1 Raj. 11:4-13

11:4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11:5 Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon,
11:6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.
11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.
11:8 Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka.
11:9 Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,
11:10 dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
11:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
11:12 Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
11:13 Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih.


Mrk. 7:24-30

7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.



Berdoa dan Berusaha dengan Rendah Hati

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dari firman Tuhan mengenai kasih karunia, kerendahan hati, dan doa, serta usaha yang tiada henti.  Bagaimana Yesus memberikan kesembuhan kepada perempuan Siro-Fenesia. Ia yang masuk dalam kalangan kafir dalam konteks Yahudi, berani meminta kesembuhan dari Yesus.
Yesus menjawab dengan sebuah kalimat sarkasme, di mana perempuan itu seolah dipersamakan dengan anjing. Dan tanggapan si ibu itu ternyata jauh lebih hebat lagi ketika menyatakan pendapatnya adalah kerendahan hati. Yesus tergerak dan memberikan kesembuhan bagi anak si ibu. Kasih-Nya tak terbatas. Itu yang perlu menjadi pegangan dan keyakinan kita. Percaya sepenuhnya pada kuasa Allah.
Rendah hati sangat penting bagi hidup yang mendalam dan di dalam iman. Contoh dalam kisah bacaan hari ini, si ibu ditolak, sangat mungkin juga diterjemahkan sama dengan anjing, namun ia tidak marah. Ia fokus pada tujuannya, yaitu memohon kesembuhan. Ia mengalahkan dirinya dan dengan rendah hati memohon.
Pantang menyerah, usaha terus, dan tidak henti-hentinya berusaha dan memohon. Si ibu tentu tidak kenal lelah karena memikirkan anaknya. Sikap yang diterima dari Yesus itu belum apa-apanya dari pada letih lelah dan berharap yang terbaik bagi si anak. Kadang kita baru sebentar berusaha sudah menyerah. Ditolak beberapa kali putus asa. Merasa Tuhan tidak mendengar doa kita.
Doa dan usaha tentu saja harus seimbang. Jangan malah  mlekotho Tuhan atas nama iman dan kemalasan pribadi. Toh Tuhan bisa menyelesaikan, tidak usah usaha. Atau sikap sebaliknya, tidak usah berdoa, kan Tuhan Mahatahu. Ini sama-sama melakukan perbuatan yang tidak semestinya. Usaha dan doa harus selaras.
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan memberikan bukti dan contoh nyata dalam diri si ibu yang memohon dan juga berusaha. Ada kalanya doa itu langsung berbuah, namun sangat mungkin bahwa Tuhan melakukan ujian kepada kita. Tuhan hendak melihat seberapa tahan uji kita di dalam berusaha dan berdoa juga.
Saudara terkasih, Tuhan mengajak kita untuk tetap rendah hati, berusaha, dan tidak melupakan doa meskipun kasih karunia itu adalah pemberian Allah semata. Allah Yang Mahakasih, tidak memerlukan permintaan kita, namun bahwa kita perlu tahu diri juga untuk berserah diri, rendah hati, dan berkomunikasi dengan Allah. BD.eleSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar