Senin, 17 Februari 2020

Jangan Hanya Berhenti pada Tanda Sampailah kepada Tuhan!



Senin Biasa Pekan VI (H)
Yak. 1:1-11
Mzm. 119:67,68,71,7275,76
Mrk. 8:11-13



Yak. 1:1-11

1:1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.


Mrk. 8:11-13

8:11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.
8:12 Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."
8:13 Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang



Jangan Hanya Berhenti pada Tanda Sampailah kepada Tuhan!

Saudara terkasih, hari ini, kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai tanda. Bagaimana orang-orang meminta tanda dari Yesus. Sebenarnya bukan barang sulit bagi Yesus jika mau memberikan tanda yang mereka minta. Toh orang bisa disembuhkan, orang buta disembuhkan, dan juga memberikan makan bagi ribuan orang telah terjadi.
Persoalan sederhana, jika hanya membuat dan memberikan tanda. Namun jauh lebih dari itu adalah, bahwa Tuhan mengajak kita, termasuk para peminta tanda, untuk bisa melihat segala sesuatunya dengan hati nurani. Kepekaan budi, bukan semata meminta dan meminta saja. Mereka tahu dan paham sebenarnya, namun tidak mau tahu. Perbuatan besar apapun akan mereka tolak, karena mereka tidak suka.
Ada sikap iri dan tidak terima di sana. Juga Tuhan menghendaki para pendengarnya bukan semata tanda, namun bagaimana mereka juga bersyukur, memahami apa yang telah Tuhan perbuat sebelum-sebelumnya. Jangan naif dan menuntut tanpa mau melihat yang lainnya.
Saudara terkasih, kita sebagai sebuah bangsa juga sedang dihinggapi dengan kebanggaan akan tanda. Bagaimana simbol, label, dan tanda-tanda kadang mengalahkan esensi yang seharusnya dilakukan. Bagaimana mengenakan liontin salib, asesoris rosario dan salib dalam mobil, namun perilakunya jauh dari apa yang disematkan dan dikenakannya.
Beberapa waktu lalu, dalam waktu yang relatif bersamaan ada keluhan dari rekan media sosial. Bagaimana ada status, postingan, dan juga nasihat-nasihat suci ditebarkan oleh seorang rohaniwan, namun pada sisi lain, secara privat mereka juga melakukan yang sangat terlarang. Mirisnya ini ditanyakan oleh orang yang bukan beragama Katolik. Tanda yang dibagikan indah, bagus, saleh, dan suci, namun ternyata belum sepenuhnya dijalani dan dilakukan.
Kehendak Tuhan, rencananya bukan seperti itu. Bahwa mereka  sangat mungkin hanya berhenti di dalam mendapatkan tanda, bukan kepada pengenalan siapa Yesus itu. Apakah kita bangga dengan tanda dan asesoris semata? Atau sampai kepada Tuhan? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar