Sabtu, 29 Februari 2020

Tobat itu Balik Arah


Sabtu Sesudah Rabu Abu (U)
Yes. 58:9-14
Mzm. 86:1-2,3-4,5-6
Luk. 5:27-32




Yes. 58:9-14

58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
58:10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
58:11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
58:12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".
58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.


Luk. 5:27-32

5:27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
5:28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.
5:29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia.
5:30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"
5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
5:32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.


Tobat itu Balik Arah

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja sedang memasuki masa pertobatan, masa puasa di mana kita diajak untuk menyadari kerapuhan kita. Waktu untuk sejenak menggali persoalan-persoalan yang perlu kita benahi. Tema-tema pertobatan dan kerapuhan menjadi topik sentral hari-hari ini. Dalam bacaan Injil kita bersama diajak untuk memperbaiki diri. Seturut dengan panggilan Lewi.
Apa yang dapat kita pelajari dalam kisah tersbut? Pertama, perjumpaan dan panggilan Yesus menjadi yang utama. Lewi yang berprofesi sebagai pemungut cukai adalah pendosa bagi warga Yahudi waktu itu. Karena menjadi kaki jangan penjajah, mereka juga biasa memungut lebih untuk keuntungan sendiri. Panggilan Yesus juga untuk mereka ini.
Kedua, mendengarkan sapaan dan panggilan Yesus, Lewi melepaskan semuanya dan mengikuti Yesus. Masa lalunya ia tanggalkan dan tinggalkan. Semuanya digantikan dengan yang baru. Hidup di dalam Tuhan.
Ketiga, akan selalu ada olok-olok, sikap tidak menerima perubahan menjadi baik. Hal yang sama terjadi. Bagaimana  orang Farisi dan ahli agama memperolok Lewi dan pemungut cukai yang makan bersama Yesus.
Keempat. Orang sakit memerlukan tabib, bukan orang sehat. Hal yang logis dan sederhana dilakukan Yesus untuk menyelesaikan iri dan dengki di mana menjadi hasutan. Ini berbahaya dan perlu dijawab dengan lugas dan tegas. Ingat kelompok ini justru terdidik namun kaku dalam pola pikir.
Saudara terkasih pertobatan itu berbalik arah, memperbaiki yang buruk, dan menambahkan kebaikan sehingga lebih baik lagi. Ada tindakan, aksi, perbuatan, dan tidak semata kata-kata atau keinginan. Perubahan yang radikal dan mendalam, tidak hanya sebatas rasionalisasi dan perubahan sementara. Meninggalkan hal-hal yang selama ini buruk dan jelek. Memperbaiki diri.
Inisiatif pertobatan dari Allah. Tuhan yang mengusik, menggebah, dan menggelitik nurani kita, sehingga kita menyadari kesalahan itu dan mau memperbaiki. Peran Tuhan cukup besar dan kuat. Kuasa jahat juga ikut terlibat untuk menggoda agar kita tetap terlena.
Kata orang yang memperolok perubahan kita adalah dorongan si jahat. Iblis enggan ada yang meninggalkannya. Dan menggunakan sekitar kita, orang terdekat untuk mengganggu langkah kita kembali kepada-Nya. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar