Sabtu, 08 Februari 2020

Kesepian di Tengah Keramaian, Ambilah Tempat Sepi!


Sabtu Pekan Biasa IV (H)
1 Raj. 3:4-13
Mzm. 119:9,10,11,12,13,14
Mrk. 6:30-34



1 Raj. 3:4-13

3:4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu.
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
3:6 Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.
3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
3:8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
3:10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
3:11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
3:13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.

Mrk. 6:30-34

6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.



Kesepian di Tengah Keramaian, Ambilah Tempat Sepi!

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar bagaimana menjadi pribadi beriman itu perlu mempersiapkan diri dengan serius. Doa dan membangun sikap batin dalam relasi bersama Allah itu menjadi penting dan mendasar. Dalam bacaan Injil kita oleh Yesus diajak ke tempat yang sepi. Di mana kesempatan untuk menyepi dan beristirahat dan jangan lupa, menimba kekuatan rohani dan spiritual.
Era modern ini cenderung bergegas, bergerak cepat, kadang tergesa-gesa, ini semua dalam alur yang siapa cepat dapat. Sangat mungkin benar, namun tidak jarang juga mengalami yang namanya cepat lelah, kehabisan energi, merasa letih tanpa alasan. Jamak kita temui wajah, letih, lesu, cemberut, dan betapa mudahnya emosi tersulut.
Jalanan adalah etalase kepribadian kita bersama. Lihat bagaimana orang bergegas, mau menang dan cepat sendiri, namun abai akan keselamatan, persiapan, dan banyak hal lainnya. Alasan sibuk, bangun terlambat, dan ugal-ugalan di jalan. Sejatinya mereka mengejar kecepatan tanpa persiapan. Abai akan persiapan batin di dalam mempersiapkan kesibukan itu.
Boleh dan benar memang susah melihat di zaman modern ini untuk santai, namun ingat yang serius pun perlu diimbangi dengan suasana hening, tenang, dan sepi. Ingat sepi, bukan kesepian. Kesepian di tengah hiruk pikuk, di mall itu justru banyak orang kesepian di antara keramaian. Ironis bukan? Iya, karena mereka mengandalkan otak, gerak tubuh dan badan, dan mengabaikan hati yang tenang dan damai.
Ada masukan dari seorang guru, mencoba doa Bapa Kami dalam waktu 3.5 menit. Dan upaya yang tidak mudah satu menit saja sudah perjuangan. Ini adalah salah satu sarana untuk menjadikan pribadi yang lebih tenang, pelan-pelan, dan tidak tergesa-gesa di dalam hidup. benar terasa perbedaannya ketika kita mau memperlambat diri, terutama dalam beraksi dan memberikan tanggapan.
Atas nama kebutuhan ekonomi, kecepatan dalam bertindak, kadang kita abai akan sisi spritual. Bersama Tuhan dalam kasih karunia-Nya adalah ketenangan, keheningan, dan menjalin relasi dan komunikasi bersama Tuhan di tempat yang tersembunyi.
Berbahagialah kita di dalam Gereja memiliki kharisma hidup dalam pertapaan. Itu salah satu wujud konkrit menyingkir ke tempat yang sunyi. Mengistirahatkan hiruk pikuknya pikiran dan raga di tengah dunia yang semakin cepat berputar dan menuntut kecepatan laju gerak kita. Sisi spritual menjadi penyeimbang yang penting.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar