Jumat, 28 Februari 2020

Puasalah Hatimu!


Jumat Sesudah Rabu Abu (U)
Yes. 58:1-9
Mzm. 51:3-4,5-6,18-19
Mat. 9:14-15



Yes. 58:1-9

58:1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,


Mat. 9:14-15

9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa


Puasalah Hatimu!

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai puasa dalam firman Tuhan. Puasa yang ada di dalam Gereja, perlu kita pahami dengan paradigma dan pengetahuan Gereja. Kita hidup  di tengah kelompok yang dengan gegap gempita puasa dengan kondisi dan syarat yang cukup berbeda.
Konsep yang sama dipertanyakan oleh orang-orang Farisi kepada Yesus. Kemarin, ada rekan yang bertanya mengenai bagaimana puasa, ketika ia tergantung pada obat yang harus ia konsumsi. Ini jelas berkaitan dengan puasa saudara kita Muslim yang demikian ketat dan harus tidak makan dan minum sama sekali dari matahari terbit hingga tenggelam.
Dalam aturan yang telah diedarkan, dibacakan dalm Surat Gembala sebenarnya telah gamblang, namun toh sangat mungkin ada yang terpengaruh kebiasaan lain. Makan hanya satu kali. Jelas, artinya mengosumsi obat bukan masalah.
Sejatinya menahan makan dan minum itu bukan perkara susah. Lihat pribadi-pribadi diet. Mereka tahan haus dan lapar bukan? Artinya itu sangat mungkin dan bisa dilakukan dengan relatif mudah. Jauh lebih penting, sebagaimana kata Paus Fransiskus. Mengubah diri, menuju kepada pribadi yang lebih baik dan bagus. Perubahan sikap batin, bukan semata mengurangi ini dan itu. bagaimana Paus menyatakan, puasa dari yang negatif kepada yang positif. Pergerakan pada arah yang lebih baik.
Perubahan sikap juga sejatinya bisa hingga usai dari masa Paskah. Adanya kebaikan bukan berhenti pada saat Prapaskah semata. Bagaimana berbagi dengan penuh kesadaran. Mengurangi hal-hal buruk agar menjadi lebih baik. Lha apa ya pantes mosok baik kog terbatas waktu.
Saudara terkasih, inilah yang patut menjadi perhatian kita bersama. Bagaimana mengoyakan hati bukan semata pakaian. Jika mengoyakkan pakaian, akan lebih mudah, semua bisa. Dan bagaimana mengubah sikap batin. Tidak semata yang lahiriah, namun yang batin, spiritual, dan yang rohani itu. Mau pantang makan dan minum atau kesenangan, namun mulutnya masih mudah untuk mengumpat, memaki, atau malah menyakiti orang lain. Untuk apa susah-susah menahan lapar dan haus. Memang tidak salah berpantang ini dan itu. Itu adalah langkah awal yang  perlu kita perjuangkan terus menerus. Hingga pada akhirnya mampu melakukan puasa dan pantang yang hakiki. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar