Kamis, 20 Februari 2020

Siapakah Yesus bagimu?


Kamis Pekan Biasa VI (H)
Yak. 2:1-9
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7
Mrk. 8:27-33



Yak. 2:1-9

2:1 Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2 Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3 dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau: "Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
2:4 bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?
2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
2:6 Tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
2:7 Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
2:8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.
2:9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.


Mrk. 8:27-33

8:27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?"
8:28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
8:29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
8:30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.


Siapakah Yesus bagimu?

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai siapa diri Yesus itu menurut para murid. Sangat mungkin juga kita terapkan pertanyaan itu untuk kita. Siapakah Yesus itu menurutku pribadi. Pertanyaan secara personal, privat, dan kita masing-masing. Dalam bacaan Injil kita menemukan banyak jawaban.
Ada yang mengenal sebagai Elia, sebagai nabi yang lalu, atau yang lainnya. Pengenalan ini berkaitan dengan beberapa hal,
Masa lalu dan pengalaman, bagaimana masa lalu seseorang dapat membentuk pola dan pengenalan seseorang. Orang yang dididik dengan kekerasan cenderung akan melakukan kekekaran pula jika menghadapi masalah.
Demikian pun dengan pengenalan akan Allah. Sebagian orang mengenal Tuhan sebagai pemarah, penuntut balas, dan pendendam. Itu karena pengalaman dan masa lalu mereka terbentuk dalam emosi demikian. Suka mendapatkan tuntutan, didikan dendam, dan sejenisnya.
Pengetahuan dan didikan. Bagaimana pengetahuan mengenai Allah yang mereka pelajari. Pendidikan pengetahuan akan Tuhan yang seperti apa yang mereka ajarkan dan terima. Bagaimana  bisa orang mengenal Tuhan Mahakasih kalau pengajaran mereka menekankan Tuhan yang pendendam dan pemarah.
Relasi personal dengan Tuhan. Ini ranah rasa, ranah jiwa, bagian hati yang mengenal Tuhan sebagaimana pengenalan diri. Ini menyangkut relasi yang mendalam antara diri dengan Penciptanya. Relasi yang dibangun dengan baik dan mendalam akan memberikan pengenalan dengan baik pula. Berbeda dengan yang tidak menjalin relasi dan komunikasi.
Pengenalan ini juga berkembang. Mulai dari pengenalan karena pengetahuan, kata orang, guru, katekis, imam, atau siapapun dari luar. Perkembangan membaik, ketika pribadi itu bisa mengatakan mengenal, mengakui Tuhan itu karena penemuan diri sendiri. Tidak ikut kata orang, bisa mempertahankan apa yang ia nyatakan itu.  Bagaimana pengenalan itu juga berkembang, bukan semata sama saja.
Sauadara  terkasih, Petrus sebagai typologi, gambaran, dan wakil dari  para murid bisa sampai mengenal Tuhan sebagai Mesias Putera Allah. Sampaikah kita ke sana? Mengenal Yesus sebagai Juru Selamat utusan Allah karena kasih-Nya yang besar? Atau sepanjang pelajaran kita semata?
Kita layak belajar dan terus menggali pengalaman spiritual, sehingga mampu mengenal Yesus sebagai Mesias Putera Allah. Roh Kudus akan membantu kita, menolong kita, dan memampukan kita mengenal siapa Yesus dengan tepat.  Bd.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar