Kamis Pekan
Biasa VI (H)
Yak. 2:1-9
Mzm.
34:2-3,4-5,6-7
Mrk.
8:27-33
Yak. 2:1-9
2:1
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita
yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.
2:2 Sebab, jika
ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian
indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk,
2:3 dan kamu
menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya:
"Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang
yang miskin itu kamu berkata: "Berdirilah di sana!" atau:
"Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!",
2:4 bukankah kamu
telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan
pikiran yang jahat?
2:5 Dengarkanlah,
hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang
dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli
waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
2:6 Tetapi kamu
telah menghinakan orang-orang miskin. Bukankah justru orang-orang kaya yang
menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
2:7 Bukankah
mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?
2:8 Akan tetapi,
jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci:
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat
baik.
2:9 Tetapi,
jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi
nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.
Mrk.
8:27-33
8:27
Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar
Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
"Kata orang, siapakah Aku ini?"
8:28
Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."
8:29
Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"
8:30
Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada
siapa pun tentang Dia.
8:31
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus
menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
8:32
Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke
samping dan menegor Dia.
8:33
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus,
kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.
Siapakah
Yesus bagimu?
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai siapa diri Yesus itu menurut para
murid. Sangat mungkin juga kita terapkan pertanyaan itu untuk kita. Siapakah Yesus
itu menurutku pribadi. Pertanyaan secara personal, privat, dan kita
masing-masing. Dalam bacaan Injil kita menemukan banyak jawaban.
Ada yang mengenal sebagai Elia, sebagai nabi yang
lalu, atau yang lainnya. Pengenalan ini berkaitan dengan beberapa hal,
Masa lalu dan pengalaman, bagaimana masa lalu
seseorang dapat membentuk pola dan pengenalan seseorang. Orang yang dididik
dengan kekerasan cenderung akan melakukan kekekaran pula jika menghadapi
masalah.
Demikian pun dengan pengenalan akan Allah. Sebagian
orang mengenal Tuhan sebagai pemarah, penuntut balas, dan pendendam. Itu karena
pengalaman dan masa lalu mereka terbentuk dalam emosi demikian. Suka mendapatkan
tuntutan, didikan dendam, dan sejenisnya.
Pengetahuan dan didikan. Bagaimana pengetahuan
mengenai Allah yang mereka pelajari. Pendidikan pengetahuan akan Tuhan yang
seperti apa yang mereka ajarkan dan terima. Bagaimana bisa orang mengenal Tuhan Mahakasih kalau
pengajaran mereka menekankan Tuhan yang pendendam dan pemarah.
Relasi personal dengan Tuhan. Ini ranah rasa, ranah
jiwa, bagian hati yang mengenal Tuhan sebagaimana pengenalan diri. Ini menyangkut
relasi yang mendalam antara diri dengan Penciptanya. Relasi yang dibangun
dengan baik dan mendalam akan memberikan pengenalan dengan baik pula. Berbeda dengan
yang tidak menjalin relasi dan komunikasi.
Pengenalan ini juga berkembang. Mulai dari
pengenalan karena pengetahuan, kata orang, guru, katekis, imam, atau siapapun
dari luar. Perkembangan membaik, ketika pribadi itu bisa mengatakan mengenal,
mengakui Tuhan itu karena penemuan diri sendiri. Tidak ikut kata orang, bisa
mempertahankan apa yang ia nyatakan itu. Bagaimana pengenalan itu juga berkembang,
bukan semata sama saja.
Sauadara
terkasih, Petrus sebagai typologi, gambaran, dan wakil dari para murid bisa sampai mengenal Tuhan sebagai
Mesias Putera Allah. Sampaikah kita ke sana? Mengenal Yesus sebagai Juru
Selamat utusan Allah karena kasih-Nya yang besar? Atau sepanjang pelajaran kita
semata?
Kita layak belajar dan terus menggali pengalaman
spiritual, sehingga mampu mengenal Yesus sebagai Mesias Putera Allah. Roh Kudus
akan membantu kita, menolong kita, dan memampukan kita mengenal siapa Yesus
dengan tepat. Bd.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar