Selasa, 25 Februari 2020

Berikanlah Waktu Prioritas untuk Doa


Senin Biasa Pekan VII (H)
Yak. 3:13-18
Mzm. 19:8,9,10,15
Mrk. 9:14-29



Yak. 3:13-18

3:13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai


Mrk. 9:14-29

9:14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan  sesuatu dengan mereka.
9:15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia.
9:16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?"
9:17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
9:19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
9:20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
9:21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya.
9:22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."
9:23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"
9:24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"
9:25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!"
9:26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya  seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati."
9:27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.
9:28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?"
9:29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."


Berikanlah Waktu Prioritas untuk Doa

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman Tuhan perihal berdoa. Bagaimana Tuhan menasihatkan dengan contoh yang konkret ketika para  murid gagal di dalam mengusir kuasa jahat. Peristiwa yang akhirnya menjadi pembelajaran bagi para murid hingga kita hari ini. Doa dan memberikan prioritas untuk aktifitas yang berkaitan dengan relasi bersama Tuhan. Ini menjadikan yang rutinitas menjadi sebuah prioritas.
Kadang kita di dalam hidup ini terlalu sibuk dan menyempatkan yang spiritual itu sebagai yang rutinitas semata. Seolah-olah menghabiskan waktu malah. Padahal berkaitan dengan yang memberikan waktu sejatinya. Menjadi naif dan lucu, malah mengabaikan yang utama. Karena yang utama tidak akan pernah nagih dan meminta untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan.
Sikap si bapak yang mendapatkan teguran Yesus juga cukup bijaksana. Ia langsung menjadi percaya dan mendapatkan rahmat bahkan mukjizat kesembuhan. Derita si anak sejak kecil menjadi berkat, sembuh karena kepercayaan dari sang bapak yang memohon rahmat kesembuhan dari Yesus.
Saudara terkasih, Yesus yang Putera Allah saja selalu menyematkan berdoa. Dalam waktu-waktu tertentu, terutama sebelum mengambil keputusan penting, Yesus berdoa. Berdialog dengan Bapa dan menyerahkan semua ke dalam tangan Allah Bapa.  Lihat, apa yang Tuhan lakukan adalah keteladanan. Wujud nyata di dalam memberikan contoh perihal berdoa.
Kadang kita masih berdoa itu karena rutinitas. Perintah untuk Misa, doa harian, atau karena kebiasaan didikan sejak kecil. Lebih parah lagi jika berdoa karena mau meminta sesuatu. Biar lulus ujian, biar rezeki lancar. Dan pas sudah mendapatkan itu semua lupa. Apalagi bersyukur, lha berdoa nya saja sudah ditinggalkan. Lebih parah lagi jika doa itu takut Tuhan murka. Lha dalah, bagaimana bisa Tuhan Maha Murah dan Maharahim kog murka, memangnya Tuhan itu pribadi yang haus pujian apa?
Doa itu kekuatan kita. Lihat para murid tidak berdaya karena teryata mereka gamang. Mereka lupa senjata utama mereka. Tuhan tahu persis apa yang diperlukan saat itu dan itulah yang dinyatakan dan dilakukan. Doa itulah mukjizat yang mampu kita lakukan juga. Jika kita mau dan bersama Tuhan. Doa bukan kekuatan dan usaha kita, namun anugerah yang kita dapatkan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar