Jumat
Pekan Biasa VI (H)
Yak.
2:14-24
Mzm.
112:1-2,3-4,5-6
Mrk. 8:34-9:1
Yak.
2:14-24
2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan,
bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman
itu menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan
kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan,
kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak
memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak
disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan
padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku
imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku."
2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik!
Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.
2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang,
bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas
mezbah?
2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan
dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan:
"Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu
kepadanya sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat
Allah."
2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman
Mrk. 8:34-9:1
8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan
berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan
karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia
kehilangan nyawanya.
8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di
tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan
malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya,
diiringi malaikat-malaikat kudus."
9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati
sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Alter
Kristus, Menyangkal Diri, Melepaskan dan Memanggul Salib
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Tuhan mengenai mengikuti-Nya. Alter Kristus menjadi
sebuah penggambaran yang lebih sederhana. Di mana kita diajak untuk menjadi seperti Kriistus di
dalam hidup harian kita. Di tengah dunia yang ternyata kadang harus
berseberangan dengan apa yang Tuhan kehendaki.
Harapan pertama. Menyangkal diri, bagaimana kita
yang biasa hidup di tengah dunia dengan keyakinan viral, popularitas, dan
kadang berpamrih itu diajak untuk melepaskan itu semua. Dunia yang diwarnai
dengan perlombaan untuk bisa menjadi terbaik, oleh Tuhan diajak untuk menjadi
pribadi yang tidak perlu menonjol. Ketika banyak pihak berlomba menjadi yang
terdepan, berani tidak untuk menjadi pribadi di balik layar.
Dunia menjadikan orang untuk mengumpulkan dan
menimbun. Tuhan mengajari kita untuk berbagi. Tidak ada gunanya memiliki segala
sesuatu namun kehilangan nyawa dan keselamatan. Konteks yang dinyatakan adalah,
bahwa kita diajak untuk memikirkan kebutuhan orang lain pula. Tidak hanya
mengumpulkan dan kadang di dalam prosesnya malah merugikan pihak lain.
Berbagi itu sebagai bentuk pertanggungjawaban
karena sudah mendapatkan kebaikan Tuhan terlebih dahulu. Kesempatan untuk
memperlengkapi kekurangan orang lain. memberi juga terbuka untuk menerima. Tahu
diri.
Memanggul salib. Menanggung segala kesulitan di
dalam suka cita dan rendah hati melihat sebagai rencana Tuhan. Kehendak Tuhan
di dalam hidup kita. Apa yang perlu dilakukan adalah memanggul salib, kesulitan
itu dengan kesadaran, itu ada kehendak Tuhan di sana. Tidak perlu mengeluh, menyatakan
kekecewaaan dan keresahan dengan berlebihan.
Memangggul salib juga menunjukkan keberanian
bersengsara bersama Tuhan yang juga menderita sengsara. Memanggul salib dengan
setia. Keberanian malu dan menderita di hadapan dunia. Salib bukan semata liontin yang indah dan mahal itu. Atau
nisan di makam. Salib adalah piihan hidup yang tidak mudah, namun harus
dijalani dengan kesetiaan.
Saudara terkasih, menjadi pribadi yang sekaligus
alter Kristus jelas tidak mudah. Perjuangan terus menerus untuk tetap sadar
bahwa ini adalah konsekuensi pilihan atas iman kepada Yesus. Hal-hhal yang
tidak mudah, berat, dan sangat berbeda
dengan dunia perlu untuk dijalani dengan rendah hati, setia, dan penuh suka
cita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar