MINGGU
PEKAN BIASA VII (H)
Im.
19;1-2,17-18
Mzm.
103: 1-2,3-4,8-10,12-13
1
Kor. 3:16-23
Mat.
5:38-48
Im.
19;1-2,17-18
19:1 TUHAN berfirman kepada
Musa:
19:2 "Berbicaralah
kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
19:17 Janganlah engkau
membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor
orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.
19:18 Janganlah engkau
menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,
melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.
1
Kor. 3:16-23
3:16 Tidak tahukah kamu,
bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
3:17 Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah
adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
3:18 Janganlah ada orang yang
menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat.
3:19 Karena hikmat dunia ini
adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang
berhikmat dalam kecerdikannya."
3:20 Dan di tempat lain:
"Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya
semuanya sia-sia belaka."
3:21 Karena itu janganlah ada
orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah
milikmu:
3:22 baik Paulus, Apolos,
maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu
yang akan datang. Semuanya kamu punya.
3:23 Tetapi kamu adalah milik
Kristus dan Kristus adalah milik Allah
Mat.
5:38-48
5:38 Kamu telah mendengar
firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
5:39 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan
siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
5:40 Dan kepada orang yang
hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapa pun yang
memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua
mil.
5:42 Berilah kepada orang
yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu.
5:43 Kamu telah mendengar
firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat
demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya
memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat
demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
Balas
Membalas Tidak Menghentikan Kejahatan,
Hukum
Kasih Jawabannya
Saudara terkasih, hari ini kita layak merenungkan
firman Tuhan yang mengajak begitu dalam beriman. Bersama Bunda Gereja kita
terus belajar dan bebenah untuk mampu menjadi pribadi sebagiamana Allah
kehendaki. Bukan hal yang sederhana dan biasa saja. Harapan, kehendak, dan
Tuhan mengajak kita di dalam kwalitas terbaik, termasuk di dalam beriman.
Beriman yang sangat berbeda dengan apa yang biasa
terjadi, dilakukan, dan menjadi kebiasaan. Mengasihi orang yang mencintai kita,
menghargai orang yang menghargai kita, dan berbuat baik pada pihak yang baik
kepada kita. Ada unsur pamrih, saling berbalas dengan setimpal. Itu memang apa
yang ada di dalam dunia ini. Sangat biasa, lumrah, dan mudah ditemui.
Ketika di Karimun, ada penolakan renovasi gedung
gereja, dan kemudian melebar ke mana-mana. Malah ada seorang anak Tuhan
memberikan tanahnya untuk membangun masjid. Jelas ini sudah melakukan apa yang
Tuhan kehendaki di dalam bacaan hari ini. Perilaku dan tindakan konkret,
membalas dengan apa yang sebaliknya atau biasanya dilakukan.
Membalas kejahatan dengan kebaikan akan berpotensi
menghentikan kejahatan. Benar, belum tentu demikian, jika melihat rupa dunia
yang tidak kenal malu seperti ini. Toh perlu dicoba dan terus dicoba untuk mengubah wajah dunia. Dan itu bukan tidak
mungkin. Sudah terbukti banyak orang melakukannya dan toh dapat bukan?
Dalam skala nasional politis kita melihat apa yang
Presiden Jokowi lakukan. Lihat bagaimana para penghujat, pemfitnah, penghina,
toh Pak Jokowi melaju dengan apa yang memang menjadi fokus beliau. Tidak terlihat
gusar sedikitpun dalam tampilan kesehariannya. Berarti ada yang mampu
melakukan.
Paus Yohanes Paulus II juga memberikan teladan
konkret, ketika beliau mengampuni penembak yang hampir merenggut nyawa beliau. Proses
hukum tetap berjalan, namun sebagai pribadi pengampunan malah membuat
penembaknya ikut menjadi anak-anak Allah. Hasil yang sangat berbeda bukan? Dan itu
nyata kog. Konkret.
Nelson Mandela juga melakukan hal yang sama. Ketika
dibui sebagai tahanan politik ada sipir yang selalu mengencingi beliau. Pas sudah
bebas dan menjadi presiden, si sipir diundang sebagi tamu kehormatan di
istananya.
Saudara terkasih, apa yang terjadi di dunia kadang
membuat kita emosional, membalas dendam menjadi sebentuk kepuasan. Rasa dan
emosi yang menjadi panglima. Ketika ada opsi lain pengampunan menjadi sebuah
hal yang sangat berat. Padahal itu mungkin, apalagi di dalam Tuhan. Bersama Tuhan
segalanya adalah mungkin, termasuk mengampuni. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar