Selasa
Pekan Biasa VI (H)
Yak. 1:12-18
Mzm.
94;12-13a,14-15,18-19
Mrk.
8:14-21
Yak. 1:12-18
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab
apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan
Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:
"Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai
oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa;
dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna,
datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada
perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh
firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di
antara semua ciptaan-Nya.
Mrk.
8:14-21
8:14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya
sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.
8:15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya:
"Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi
Herodes."
8:16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang
lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."
8:17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia
berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah
kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?
8:18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai
telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi,
8:19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu
orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?"
Jawab mereka: "Dua belas bakul."
8:20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu,
berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka:
"Tujuh bakul."
8:21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum
mengerti?"
Ragi
Kebaikan atau Keburukan?
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja bersama merenungkan firman Tuhan mengenai ragi baik dan ragi buruk. Ragi baik tentu yang membawa dampak positif
dalam hidup bersama. Menjadi garam dan terang sebagaimana kita renungkan
beberapa hari lalu. Namun ada pula ragi, hal yang memberikan dampak, namuk
secara buruk. Ada dua yang Tuhan nyatakan yaitu ragi orang Farisi dan ragi
Herodes.
Kita lihat kedua jenis ragi yang negatif tersebut. Pertama,
ragi Farisi. Sifat orang Farisi itu legalis, sangat taat aturan Taurat versi mereka. Hal ini kadang membuat ribet
karena mereka sendiri tidak melakukan. Namun menuntut orang lain menjadi pelaku
yang sangat taat. Sikap beda antara pernyataan dan perilaku. Ragi munafik. Di mana
apa yang dituntutkan beda dengan yang dijalankan. Miris.
Ragi kedua, ragi haus kekuasaan ala Herodes. Herodes,
hanya memikirkan kekuasaan. Mau caranya
bagaimana tidak peduli. Bersama dengan para penjilat, atau pelaku kejahatan
lain tidak menjadi persoalan. Asal kekuasaan itu tetap padanya. Kekuasaan menjadi
fokus bagi Herodes. Semua yang ada untuk mengamankan kekuasaannya.
Saudara terkasih, mungkin kita pun merasakan hal
yang sama. Bagaimana dalam hidup bersama kita, menghadapi hal yang demikian. Ragi
buruk di mana-mana. Sikap tidak sabaran dan menuntut orang lain mengerti khas
Farisi sedang kita alami. Bagaimana orang teriak-teriak mengapa KWI diam soal
pembangunan gereja. Kan masalah seperti ini tidak serta merta perlu dengan
teriakan. Mengapa malah mengabaikan peran doa? Ini ragi yang buruk lebih
berdaya guna.
Pun ragi kekuasaan ala Herodes. Bagaimana hal itu
begitu banyak. Baik dalam dunia klerus atau awam, contoh dalam dewan paroki. Bagaimana
mereka bekerja dan mempertahankan itu. Di mana-mana model demikian ada. Kekuasaan
itu seolah milik dan perlu dipertahankan dengan sekuat tenaga. Tidak jarang
dengan cara-cara yang tidak baik pula.
Saudara terkasih, dua hal itu penting untuk kita
jadikan perhatian. Mengapa? Hidup kita tidak diperbudak oleh ragi si jahat. Biarkan
Tuhan hadir dan memberikan kekuatan kepada kita bisa menjadi ragi yang baik. Bisa
memberikan dampak positif dalam hidup bersama. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar