Jumat, 31 Januari 2020

Yang Terkecil pun Bisa Berdaya Guna


Pw. S. Yohanes Bosco, Im (P)
2 Sam. 11:1-4a, 5-10, 13-17
Mzm. 51:3-4,5-6a,6bcd-7,10-11
Mrk. 4:26-34



2 Sam. 11:1-4a, 5-10, 13-17

11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."
11:4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia
11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."
11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.
11:7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.
11:8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
11:9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.
11:10 Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya
11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.
11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.
11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."
11:16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.
11:17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.


Mrk. 4:26-34

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka.
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.



Yang Terkecil pun Bisa Berdaya Guna

Saudara terkasih, hari ini bersama Bunda Gereja, kita merenungkan betapa kasih Allah itu besar dan luar biasa. Kerajaan Allah sejatinya adalah Allah itu sendiri, sebagaimana kita yang berbudaya Jawa memiliki pengganti untuk menghormati, seperti menyebut raja sebagai sampeyan dalem, yang artinya adalah tongkat.
Perumpamaan Kerajaan Surga itu seperti biji sesawi, biji yang paling kecil, yang paling tidak terlihat dibandingkan biji-bijian lain. Namun ketika sudah tumbuh bisa menjadi tempat bernaung burung sekalipun. Apa yang kecil itu belum tentu tidak berdaya guna, jika di dalam Tuhan. Mau bertumbuh dan membiarkan Tuhan menggunakan itu sebagai sarana bagi sesama.
Orientasi juga memegang penting, jangan berpikir demi diri sendiri, namun pergunakan itu untuk orang lain. Untuk apa gede, gagah, megah, ketika hanya untuk diri sendiri. Apalagi malah merugikan pihak lain. Jadi, jika  diri itu kecil, seolah tidak memiliki keunggulan apapun, jangan berkecil hati. Biarkan Tuhan memilihkan untuk dijadikan apa di dalam hidup bersama.
Saudara terkasih, hari ini Gereja juga merayakan peringatan S. Yohanes Bosko, seorang imam yang sangat sederhana. Dilahirkan dalam keluarga sederhana, masa kecilnya tidak boleh bersekolah karena harus bekerja di ladang. Namun karena desakan dan juga bantuan pendidikan dan pengajaran oleh imam tua di desanya,  orang tuanya sadar. Kemudian ia tertarik menjadi imam.
Yohanes Bosko mendedikasikan panggilannya pada pendidikan, dan ketrampilan bagi kaum muda. Berangkat dari pengalaman dan keprihatinannya sendiri, ia mengembangkan pendidikan khusus. Sekolah teknik pertama lahir karena karya dan buah pikirnya.
Ia mengubah dapur rumah ibunya menjadi bengkel dan cikal bakal sekolah teknik Katolik perdana. Salah seorang muridnya juga menjadi orang Kudus, yaitu Dominikus Savio. Bosko menjadi imam yang saleh dan pendengar pengakuan yang menyenangkan  bagi para remaja.
Saudara terkasih, kisah hidup Bosko sejatinya adalah faktualisasi atas Injil yang selalu ia renungkan. Menjadi kecil seperti biji sesawi pun bisa memberikan dampak dan naungan yang besar bagi lingkungannya. Ia mendirikan asrama dan sekolah bagi kaum muda miskin, telantar, dan tidak memiliki harapan. Naungan seperti biji sesawi yang sudah tumbuh menjadi pohon rindang. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar