Senin, 13 Januari 2020

Ikutlah AKU!!!


Senin Biasa Pekan I (H)
1 Sam. 1:1-8
Mzm. 116:12-13,14-17,18-19
Mrk. 1:14-20




1 Sam. 1:1-8

1:1 Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim.
1:2 Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.
1:3 Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.
1:4 Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian.
1:5 Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.
1:6 Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.
1:7 Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.
1:8 Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?"


Mrk. 1:14-20

1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
1:16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
1:17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
1:18 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
1:19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
1:20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia



Ikutlah AKU!!!

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan firman Tuhan bersama Bunda Gereja mengenai panggilan dan pemuridan. Ada yang menarik dan itu penting, bagaimana Yesus sebagai Guru dan memanggil murid-Nya, bukan murid yang datang melamar. Kekuasaan penuh ada Si Pemanggil, dan yang dipanggil langsung juga menunjukan wibawa yang sangat besar.
Sisi para murid awali ini, respons, tanggapan, dan reaksi mereka spontan meninggalkan seluruh apa yang mereka miliki. Mereka segera meninggalkan apa yang sedang dan mereka kerjakan. Nelayan meninggalkan perahu, jala, dan juga danau dan ikut Sang Guru yang memanggil.
Pemuridan juga tinggal dan menyatu dengan Sang Guru sendiri. Mereka sepenuhnya hidup dalam naungan dan bersama Si Guru 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Total menjadi murid itu, tidak setengah-setengah. Apa yang dipelajari para murid itu bukan hanya soal agama dengan teori dan apa yang mereka perlu tahu, namun juga dengan perihidup dan perilaku setiap hari dari gurunya.
Saudara terkasih, kita sebagai anak-anak Tuhan yang berjarak ribuan tahun, masih memiliki panggilan yang sama. Panggilan untuk ikut Tuhan Yesus di dalam kesatuan utuh dengan-Nya. Panggilan-Nya nyaris tak terdengar, karena kita asyik, sibuk, dan terus menerus tenggelam dalam alam hidup dunia yang selalu riuh rendah. Kesibukan dunia melenakan dan menjadikan panggilan-Nya yang halus mengundang itu terlewatkan.
Melewatkan panggilan dan sapaan Tuhan itu aneka macam sebab, ketakutan karena dunia, kecemasan akan materi, atau karena kesibukan dengan ini dan itu. Tuhan yang hadir, tersenyum, dan mengajak untuk datang dan menyatu itu tidak lagi terdengar dan terlihat. Berlalu begitu saja. Sayang bukan kehendak Tuhan terabaikan.
Bersatu dengan Tuhan untuk menjadi murid pun berarti meninggalkan seluruhnya demi Tuhan, kecemasan, prestasi, ketakutan, dan harapan pribadi harus ditanggalkan. Mengapa? Totalitas dan mengikuti visi dan perutusan Tuhan, bukan lagi apa yang kita rancang dan inginkan. Menjadi murid juga siap untuk diutus, apapun perutusan Tuhan harus kita jalani dan ikuti, apakah ini menelikung kebebasan kita? Tidak, justru kita bebas karena mau ikut kehendak Tuhan. Kasih karunia-Nya yang membuat kita mampu. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar