Minggu, 12 Januari 2020

Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku Berkenan.


PESTA PEMBAPTISAN TUHAN (P)
Yes. 42:1-4,6-7
Mzm. 29:1-2,3ac-4,9b-10
Kis. 10:34-38
Mat. 3:13-17




Yes. 42:1-4,6-7

42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.
42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.
42:6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa,
42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.


Kis. 10:34-38

10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah
tidak membedakan orang.
10:35 Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran
berkenan kepada-Nya.
10:36 Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.
10:37 Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes,
10:38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia



Mat. 3:13-17

3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”.



Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku Berkenan.

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan peristiwa pembaptisan Tuhan. Ini sejarah faktual yang terjadi. Pembaptisan Yohanes Pembaptis adalah ciri pertobatan. Mempertobatkan orang yang berdosa untuk menjadi pribadi beriman. Mengapa Yesus dibaptis, padahal Yesus sebagai Putera Allah tidak berdosa? Layak kita merenungkan lebih dalam beberapa hal sebagai berikut;
Pernyataan dan pertanyaan Yohanes kepada Yesus, bagaimana seharusnya Yesus yang membaptis Yohanes bukan sebaliknya, Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis. Ada kerendahan hati, dan juga menjaga tradisi. Mereka adalah lakon sejarah yang sudah dinubuatkan sejak ribuan tahun oleh  nabi-nabi. Sejarah terpenuhi dengan rendah hati dan keterbukaan rencana Allah oleh para pelakunya.
Jauh lebih penting dari penggenapan sejarah dan nubuat para nabi adalah betapa Yesus dan Yohanes melakukan kehendak Allah sebagai bagian utama hidup keduanya. Mereka tidak berjalan dan melakukan apapun karena keinginan sendiri. Semua dalam rangka kehendak Allah. Perutusan mereka adalah karena kehendak Allah semata.
Pembaptisan Tuhan, ketika IA dibaptis setelah semua orang, memberikan penjelasan, bagaimana IA solider atas keberadaan manusia yang jatuh ke dalam kuasa dosa. Artinya, bukan Yesus yang berdosa, namun manusia yang berdosa. Untuk mengetahui hal yang terbaik adalah masuk dalam pengalaman manusiawi. Menerima diri dibaptis, adalah upaya Tuhan untuk menyelami hidup manusia seutuhnya.
Suara dari langit dan merpati. Gambaran  pemakluman siapa Yesus. Jati diri Yesus sebagai Anak Allah dinyatakan secara publik di depan Yohanes Pembaptis dan para murid. Selama ini Yohanes yang menyuarakan itu dan kini peneguhan oleh Allah sendiri.
Merpati, sebagai simbol kehadiran Allah itu lembut, halus, menggeser Allah yang keras, api sebagaimana Musa, atau angin dan sejenisnya yang digambarkan keras dan kuat. Hal baru telah datang dan itu dinyatakan secara luas.
Saudara terkasih, dalam hidup kita, sering kita terjebak oleh paradigma, terjebak oleh label, gambaran, simpulan, dan tafsiran sesuai dengan pengalaman, pengetahuan, serta rekaman-rekaman masa lalu kita. Di dalam Tuhan itu semua diperbarui. Apa yang kita lakukan, respons, tanggapan, dan aksi-reaksi kita adalah kasih dan karena kehendak Allah. Di sanalah peran bimbingan Roh Kudus menjadi penting. Pribadi baru di dalam Tuhan yang mampu hidup dengan kasih yang lembut, rendah hati, dan berbela rasa.
Bela rasa itu perwujudan dari pembaptisan dan iman yang ada dalam diri kita masing-masing. Hidup sehari-hari yang berdasar pada iman dan pembatisan, merayakan Sakramen, menghidupi itu dalam hidup dengan suka cita dan damai sejahtera bersama saudara di tengah dunia.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar