Jumat
Sesudah Penampakan Tuhan (P)
1
Yoh. 5:5-13
Mzm.
147:12,13,14-15,19-20
Luk.
5:12-16
1
Yoh. 5:5-13
5:5 Siapakah yang mengalahkan
dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
5:6 Inilah Dia yang telah
datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi
dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh
adalah kebenaran.
5:7 Sebab ada tiga yang
memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya
adalah satu.
5:8 Dan ada tiga yang memberi
kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
5:9 Kita menerima kesaksian
manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang
diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:10 Barangsiapa percaya
kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa
tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak
percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya.
5:11 Dan inilah kesaksian
itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada
di dalam Anak-Nya.
5:12 Barangsiapa memiliki
Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki
hidup.
5:13 Semuanya itu kutuliskan
kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu
memiliki hidup yang kekal
Luk.
5:12-16
5:12 Pada suatu kali Yesus
berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia
melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan
dapat mentahirkan aku."
5:13 Lalu Yesus mengulurkan
tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau
tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
5:14 Yesus melarang orang itu
memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah
dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti
yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
5:15 Tetapi kabar tentang
Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong
kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
5:16 Akan tetapi Ia
mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa
Harapan,
Doa, dan, Permohonan dengan Rendah Hati
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan firman Tuhan yang mengajarkan bagaimana kita di dalam berdoa.
Ada beberapa hal yang cukup menarik dan mendalam untuk kita renungkan. Doa
sebagai sebuah permohonan, meskipun banyak aspek doa yang lain yang tidak boleh
kita abaikan. Namun dalam bacaan Injil kali ini, kita mempelajari dari kisah
orang kusta.
Permohonan si kusta itu langsung, jika kita hari
ini tentu saja dalam bentu doa. Jika kita berdoa, kita dapat belajar dari si
kusta, ia tersungkur dan merendahkan diri serta memohon dengan rendah hati
pula, jika ENGKAU mau, ia tidak
memaksa, ia tahu diri, dan ia paham bahwa ia meminta kepada SI Empunya, bukan
sembarangan.
Kerendahan hati, bukan malah memalak atau memaksa
baik dengan kasar ataupun halus. Jangan dikira kita di dalam berelasi dengan
Tuhan merasa baik dan benar. Sering tanpa sadar ada pula yang sadar, bukan
memohon, namun memaksa Tuhan. Paksaan dengan halus atau kasar. Kita bisa
belajar dari lingkungan kita, apalagi dalam berpolitik Tuhan demikian murahnya
diecer dengan segala permohonan dan pemaksaan kehendak atas dasar pemikiran
sendiri.
Pemaksaan halus adalah pamrih, Tuhan aku sudah
berbuat ini, Engkau sewajarnya membantuku, bukan kehendak dan kuasa Tuhan Allah
yang menjadi pertimbangan, namun keakuanku dan bahwa aku sudah memiliki jasa. Padahal
sama sekali tidak ada kaitannya dengan Allah Sang Pemberi.
Saudara terkasih, kita di dalam berelasi dengan
Tuhan dan sesama tidak perlu mengeluarkan jurus memalak dan memaksa kog. Tuhan
sudah mencatat dan mengingat semuanya dengan baik. Bahkan ketika kita lupa Tuhan
jauh lebih ingat dan akan membalaskannya. Kita berbeda dengan Tuhan yang tidak
terbatas itu, namun sering kita menggunakan paradigma, pola pikir, dan kehendak
kita di dalam menilai dan cara pandang terhadap Tuhan.
Jika ENGKAU mau, memberikan pembelajaran bahwa kita
tahu diri, tahu batas, dan rendah hati di dalam berdoa, berharap, dan
mengandalkan Tuhan. Kasih karunia-Nya luar biasa, patut kita sambut dengan
sepantasnya pula. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar