Pw. S.
Antonius Abbas (P)
1 Sam.
8:4-7,10-22
Mzm.89:16-17,18-19
Mrk.
2:1-12
1 Sam.
8:4-7,10-22
8:4 Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang
kepada Samuel di Rama
8:5 dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu
tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami
untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."
8:6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang
raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka
berdoalah Samuel kepada TUHAN.
8:7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan
bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau
yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi
raja atas mereka
8:10 Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa
itu, yang meminta seorang raja kepadanya,
8:11 katanya: "Inilah yang menjadi hak raja yang akan
memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya
pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya;
8:12 ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala
pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian
baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka.
8:13 Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur
rempah-rempah, juru masak dan juru makanan.
8:14 Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu
akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada
pegawai-pegawainya;
8:15 dari gandummu dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya
sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada
pegawai-pegawainya yang lain.
8:16 Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu
yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk
pekerjaannya.
8:17 Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu
sendiri akan menjadi budaknya.
8:18 Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu
pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."
8:19 Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan
mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami;
8:20 maka kami pun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain;
raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang."
8:21 Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan
menyampaikannya kepada TUHAN.
8:22 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan
mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel
kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya.
Mrk.
2:1-12
2:1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi
ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2:2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi
tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada
mereka,
2:3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh,
digotong oleh empat orang.
2:4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang
banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka
menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
2:5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang
lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"
2:6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka
berpikir dalam hatinya:
2:7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah.
Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"
2:8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka
berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir
begitu dalam hatimu?
2:9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini:
Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalan?
2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia
berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --:
2:11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu
dan pulanglah ke rumahmu!"
2:12 Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya
dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu
memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Kasih
Karunia, di Antara Doa dan Usaha
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan kasih karunia Allah yang memerlukan doa dan usaha dari pihak
manusia. Allah mengaruniakan banyak hal
kepada manusia. Manusia selayaknya menanggapi itu dengan positif, bukan hanya
duduk diam semata. Gerak, usaha, dan langkah menyambutnya.
Beberapa hal menarik dalam bacaan hari Injil hari
ini. Bagaimana kuasa Yesus ternyatakan dengan perbuatan nyata. Kembali Yesus
mengembalikan kemanusiaan. Konsep doa yang membuat penyakit, lumpuh, kusta, dan
kesurupan. Kali ini menemukan faktualisasi. Yesus mengampuni dosa si lumpuh dan
menjadikannya pulih dan bisa berjalan. Mengangkat tilamnya dan pulang. Dosa diampuni,
sembuh, dan itu adalah kuasa Allah semata yang mampu melakukannya.
Upaya tidak kenal lelah ditampilkan dalam bacaan
kali ini. Mereka memasukkan si sakit melalui atap. Bisa dibayangkan bagaimana
susahnya membawa si lumpuh ke atap, membongkar atap, dan kemudian
menurunkannya. Ini usaha luar biasa, sekaligus upaya kerendahan hati untuk
mendapatkan kesembuhan.
Dua sikap yang sangat diperlukan, bahwa ada usaha,
ada pula doa yang memberikan daya dan kekuatan untuk bisa melakukan apapun. Kadang
kita menjadi lemah dan tidak kuat berusaha karena mengabaikan doa. Menghadapi
kesulitan sedikit sudah mengeluh dan malah kadang menuding Tuhan diam saja. Doa
dan usaha perlu terus menerus, bukan semata ketika menginginkan sesuatu saja. Apalagi
lupa bersyukur dan kebanyakan keluhan.
Saudara terkasih, hari ini kita juga merayakan
Perayaan Santo Antonius Abbas. Ia pribadi saleh yang menyerahkan hidupnya pada
kasih karunia Allah. Pedoman iman dan percaya membawanya kepada penghayatan
iman yang lebih dalam. Orang tuanya termasuk keluarga kaya yang meninggal
ketika Antonius berusia 20 tahun. Harta warisan itu ia tinggalkan dan malah
mengikuti Yesus.
Antonius pergi ke gurun dan menjadi pertapa. Keinginannya
makin dekat dan erat pada Tuhan dengan meditasi dan mati raga. Kepercayaan pada
Tuhan menjadi kekuatannya di dalam menghadapi godaan setan yang membuatnya
semakin percaya kepada Tuhan.
Pertapa yang sangat kuat bermatiraga ini mengenal
godaan dan rayuan setan yang ia jadikan nasihat pada orang yang memohon nasihat
kepadanya. Godaan yang tidak akan pernah berkurang, namun dengan iman yang kuat
dan bersama Tuhan mampu diatasi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar