Rabu
Biasa Pekan III (H)
2
Sam. 7:4-17
Mzm.
89:4-5,27-28,29-30
Mrk.
4:1-20
2
Sam. 7:4-17
7:4 Tetapi pada malam itu
juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah,
katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:6 Aku tidak pernah diam
dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi
Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman.
7:7 Selama Aku mengembara
bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada
salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku
Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?
7:8 Oleh sebab itu, beginilah
kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah
yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk
menjadi raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah menyertai
engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu
dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada
di bumi.
7:10 Aku menentukan tempat
bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya
sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang
lalim seperti dahulu,
7:11 sejak Aku mengangkat
hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada
semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan
keturunan kepadamu.
7:12 Apabila umurmu sudah
genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu,
maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku
akan mengokohkan kerajaannya.
7:13 Dialah yang akan
mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk
selama-lamanya.
7:14 Aku akan menjadi
Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku
akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang
diberikan anak-anak manusia.
7:15 Tetapi kasih setia-Ku
tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang
telah Kujauhkan dari hadapanmu.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu
akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk
selama-lamanya."
7:17 Tepat seperti perkataan
ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.
Mrk.
4:1-20
4:1 Pada suatu kali Yesus
mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat
besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang
berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi
danau itu.
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak
hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada
mereka:
4:3 "Dengarlah! Adalah
seorang penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur
sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya
sampai habis.
4:5 Sebagian jatuh di tanah
yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera
tumbuh, karena tanahnya tipis.
4:6 Tetapi sesudah matahari
terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di
tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati,
sehingga ia tidak berbuah.
4:8 Dan sebagian jatuh di
tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga
puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali
lipat."
4:9 Dan kata-Nya: "Siapa
mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:10 Ketika Ia sendirian,
pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang
perumpamaan itu.
4:11 Jawab-Nya:
"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
4:12 supaya: Sekalipun
melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti,
supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
4:13 Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana
kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
4:14 Penabur itu menaburkan
firman.
4:15 Orang-orang yang di
pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar
firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam
mereka.
4:16 Demikian juga yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman
itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka tidak
berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
4:18 Dan yang lain ialah yang
ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
4:19 lalu kekuatiran dunia
ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
4:20 Dan akhirnya yang
ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman
itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Buah
Limpah dari Tanah yang Subur
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan mengenai tanah yang subur bagi hidup beriman kita. Kitalah sebagai
tanahnya dan bagaimana merespons dan menanggapi benih yang Tuhan taburkan. Bagaimana
peran, tugas, dan perutusan kita di tengah dunia itu. Apakah memberikan dampak
dan bermanfaat atau malah jadi batu sandungan dan masalah bagi hidup bersama?
Benih yang sama, yang ditaburkan Tuhan Allah, hidup
kita itu sama anugerah, berkat, dan pemberian dari Tuhan dengan cuma-cuma, dan bagaimana kita mengembangkan diri dari
bekal yang sama itu. Tuhan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Perbedaan itu
hanya soal warna, jalan, atau tempat semata. Manusia sebagai sebuah insan
ciptaan itu sama. Dan dari yang sama itu jatuh ke mana?
Ada yang tepi jalan sehingga mudah terkoyak dan
mati. Jika mati benih, mana bisa berdampak dan apalagi malah menghasilkan. Sangat
mudah dan rentan ketika jatuh pada tanah yang tidak kondusif. Relatif akan
mudah untuk tidak menghasilkan. Boro-boro berbuah, hidup belum tentu.
Ada pula yang jatuh pada tempat yang penuh dengan
gulma, onak dna duri, dan terjepit yang kemudian mematikan. Lagi-lagi jangan
mengharapkan buah jika demikian. Apalagi jika diperparah dengan sikap apatis
dan malah menjeratkan diri pada onak dan duri. Hal yang sangat mungkin di era
modern seperti ini.
Godaan, tawaran, dan indahnya dunia bisa menjadi
mala petaka iman, jika tidak disadari dan direnungkan dengan masak-masak. Kadang
seolah-olah itu adalah kehendak Allah, tampak seolah itu baik, namun ternyata
adalah belitan ular dan akar semak yang akan membawa kepada kematian.
Tanah yang subur itu perlu pemeliharaan. Kesiapsediaan
kita untuk memberikan diri dibentuk Tuhan, kesiapan kita merenungkan firman
Tuhan melalui Kitab Suci, dan kebersamaan di dalam merayakan sakramen-sakramen
adalah berkat luar biasa yang akan menggemburkan tanah dan iman kita bisa
bertumbuh dan berkembang serta akhirnya berbuah melimpah.
Salah satu buah yang bisa kita camkan sebagai bukti
adalah ketika banyak orang mengingat kita sebagai orang yang bisa memberikan
bantuan. Orang nyaman dengan keberadaan kita. Ketulusan dan kerendahan hati
bisa menjadi salah satu tolok ukur buah kita adalah baik. Tuhan menciptakan
kita baik adanya, selayaknya juga kita berbuat baik pada sesama dan lingkungan
kita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar