Senin
Pekan Biasa III (H)
2
Sam. 5:1-7,10
Mzm.
89:20,21-22,25-26
Mrk.
3:22-30
2
Sam. 5:1-7,10
5:1 Lalu datanglah segala
suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah
dagingmu.
5:2 Telah lama, ketika Saul
memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan
TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku
Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel."
5:3 Maka datanglah semua
tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian
dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud
menjadi raja atas Israel.
5:4 Daud berumur tiga puluh
tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah.
5:5 Di Hebron ia memerintah
atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh
tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.
5:6 Lalu raja dengan
orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu.
Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari;
orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud
mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.
5:7 Tetapi Daud merebut kubu
pertahanan Sion, yaitu kota Daud.
5:10 Lalu makin lama makin
besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.
Mrk.
3:22-30
3:22 Dan ahli-ahli Taurat
yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan:
"Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
3:23 Yesus memanggil mereka,
lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat
mengusir Iblis?
3:24 Kalau suatu kerajaan
terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
3:25 dan jika suatu rumah
tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
3:26 Demikianlah juga kalau
Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak
dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
3:27 Tetapi tidak seorang pun
dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila
tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok
rumah itu.
3:28 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua
hujat yang mereka ucapkan.
3:29 Tetapi apabila seorang
menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah
karena berbuat dosa kekal."
3:30 Ia berkata demikian
karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat
Iri
Hati Membuahkan Fitnah, Karena Ketidakmampuan
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan bagaimana sikap dan pola pikir iri hati dan dengki itu bisa
merembet ke mana-mana. Dalam bacaan Injil kita merenungkan, bagaimana ahli
Taurat dan para penguasa yang takut tersaingi menuding Yesus bersekutu dengan
kuasa jahat dalam melakukan karya-Nya. Secara logis saja, bagaimana mungkin
mengusir setan dengan kuasa pembesar setan itu sendiri?
Hal yang sama juga sering kita hadapi atau kadang
kita lakukan. Iri hati, dengki, membuat kita abai akan moral dan juga logika. Dalam
politik kita menyaksikan bagaimana orang bisa memutarbalikan fakta, demi bisa
meraih simpati. Jelas ini adalah keliru, mana ada orang bisa simpati dengan hal
yang jelek. Namun toh juga dilakukan. Pun dalam hidup bersama dalam masyarakat,
ada orang maju sedikit diisukan dengan menggunakan pesugihan, atau maju dalam
karir menggunakan pelet atau susuk.
Mengapa perilaku demikian ada, bahkan sepanjang
sejarah ada saja model dan coraknya? Karena fokusnya pada apa yang tidak
dimiliki. Apa yang kita lihat adalah yang merupakan kepemilikan orang atau
pihak lain. Padahal kita bisa kog fokus dengan apa yang kita miliki dan itu dikembangkan.
Mengapa malah ngulik milik pihak
lain. Apa yang kita teropong itu yang tidak kita miliki, ini selain membuat iri
dan dengki, juga membuat hidup tidak nyaman.
Padahal kita pun memiliki, mempunyai, dan
dianugerahi dengan cara dan bentuk yang berbeda. Nah karena kita abai melihat
ini, menjadikan kita pengin. Keinginan yang tidak tercapai itu membuat kita
berpikir buruk, sehingga bisa menimbulkan fitnah, caci maki, hoax, dan menjadi dengki, susah melihat
kelebihan dan kesuksesan pihak lain.
Saudara terkasih, kadang kita itu sebagai anak
Allah namun malah perilakunya seperti ahli Taurat, lebih banyak iri hati dari
pada bersyukur, ketika mendapatka tudingan menjadi marah. Lihat Yesus tidak
marah, namun menjawab dengan logis dan kritis. Ini penting, karena kita sering
dihadapkan dengan tuduhan-tuduhan yang senada dengan itu. Kadang kita menjadi
marah atau membalas dengan tudingan yang sama.
Iman memerlukan juga pertanggungjawaban logis kritis, sehingga tidak malah menimbulkan
pertikaian, namun juga menjawab dengan jernih, baik, dan bisa
dipertanggungjawabkan. Bersama Tuhan semuanya mungkin. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar