Senin, 27 Januari 2020

Iri Hati Membuahkan Fitnah, Karena Ketidakmampuan


Senin Pekan Biasa III (H)
2 Sam. 5:1-7,10
Mzm. 89:20,21-22,25-26
Mrk. 3:22-30





2 Sam. 5:1-7,10

5:1 Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu.
5:2 Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel."
5:3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.
5:4 Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah.
5:5 Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.
5:6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.
5:7 Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.
5:10 Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.


Mrk. 3:22-30

3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
3:27 Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat



Iri Hati Membuahkan Fitnah, Karena Ketidakmampuan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana sikap dan pola pikir iri hati dan dengki itu bisa merembet ke mana-mana. Dalam bacaan Injil kita merenungkan, bagaimana ahli Taurat dan para penguasa yang takut tersaingi menuding Yesus bersekutu dengan kuasa jahat dalam melakukan karya-Nya. Secara logis saja, bagaimana mungkin mengusir setan dengan kuasa pembesar setan itu sendiri?
Hal yang sama juga sering kita hadapi atau kadang kita lakukan. Iri hati, dengki, membuat kita abai akan moral dan juga logika. Dalam politik kita menyaksikan bagaimana orang bisa memutarbalikan fakta, demi bisa meraih simpati. Jelas ini adalah keliru, mana ada orang bisa simpati dengan hal yang jelek. Namun toh juga dilakukan. Pun dalam hidup bersama dalam masyarakat, ada orang maju sedikit diisukan dengan menggunakan pesugihan, atau maju dalam karir menggunakan pelet atau susuk.
Mengapa perilaku demikian ada, bahkan sepanjang sejarah ada saja model dan coraknya? Karena fokusnya pada apa yang tidak dimiliki. Apa yang kita lihat adalah yang merupakan kepemilikan orang atau pihak lain. Padahal kita bisa kog fokus dengan apa yang kita miliki dan itu dikembangkan. Mengapa malah ngulik milik pihak lain. Apa yang kita teropong itu yang tidak kita miliki, ini selain membuat iri dan dengki, juga membuat hidup tidak nyaman.
Padahal kita pun memiliki, mempunyai, dan dianugerahi dengan cara dan bentuk yang berbeda. Nah karena kita abai melihat ini, menjadikan kita pengin. Keinginan yang tidak tercapai itu membuat kita berpikir buruk, sehingga bisa menimbulkan fitnah, caci maki, hoax, dan menjadi dengki, susah melihat kelebihan dan kesuksesan pihak lain.
Saudara terkasih, kadang kita itu sebagai anak Allah namun malah perilakunya seperti ahli Taurat, lebih banyak iri hati dari pada bersyukur, ketika mendapatka tudingan menjadi marah. Lihat Yesus tidak marah, namun menjawab dengan logis dan kritis. Ini penting, karena kita sering dihadapkan dengan tuduhan-tuduhan yang senada dengan itu. Kadang kita menjadi marah atau membalas dengan tudingan yang sama.
Iman memerlukan juga pertanggungjawaban logis  kritis, sehingga tidak malah menimbulkan pertikaian, namun juga menjawab dengan jernih, baik, dan bisa dipertanggungjawabkan. Bersama Tuhan semuanya mungkin. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar