Kamis, 23 Januari 2020

Fokus Perutusan untuk Menyembuhkan dan Menyatukan



Kamis Pekan Biasa II (H)
1 Sam. 18:6-9,19:1-7
Mzm. 56:2-3,9-10a,10b,11,12-13
Mrk. 3:7-12



1 Sam. 18:6-9,19:1-7

18:6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
18:7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."
18:9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud
19:1 Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh. Tetapi Yonatan, anak Saul, sangat suka kepada Daud,
19:2 sehingga Yonatan memberitahukan kepada Daud: "Ayahku Saul berikhtiar untuk membunuh engkau; oleh sebab itu, hati-hatilah besok pagi, duduklah di suatu tempat perlindungan dan bersembunyilah di sana.
19:3 Aku akan keluar dan berdiri di sisi ayahku di padang tempatmu itu. Maka aku akan berbicara dengan ayahku perihalmu; aku akan melihat bagaimana keadaannya, lalu memberitahukannya kepadamu."
19:4 Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, ayahnya, katanya: "Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu!
19:5 Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?"
19:6 Saul mendengarkan perkataan Yonatan dan Saul bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup, ia tidak akan dibunuh."
19:7 Lalu Yonatan memanggil Daud dan Yonatan memberitahukan kepadanya segala perkataan itu. Yonatan membawa Daud kepada Saul dan ia bekerja padanya seperti dahulu.


Mrk. 3:7-12

3:7 Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea,
3:8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
3:9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.
3:10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
3:11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."
3:12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia



Fokus Perutusan untuk Menyembuhkan dan Menyatukan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan sabda Tuhan dan mendapatkan banyak inspirasi hidup dari apa yang Tuhan lakukan. Perilaku, pilihan, dan fokus sangat mungkin menjadi bahan permenungan kita, di mana hidup pada era yang namanya viral, populer, dan menjadi tenar itu seolah segala-galanya. Fokus pada perutusan menjadi utama bagi Yesus.
Makin tenar, makin banyak orang yang datang mencari kesembuhan. Toh Yesus yang makin terkenal, tenar, populer, dan pastinya pandangan orang-orang adalah sakti. Penyembuh hebat. Semakin banyak orang datang dari berbagai penjuru wilayah. Toh IA tidak terlena dengan itu semua. Perutusan-Nya bukan semata untuk menyembuhkan, atau mengusir setan, namun lebih dari itu, membawa kembali yang tersesat kepada Tuhan Allah Bapa di surga.
Keberadaan-Nya yang dicari-cari bisa membuat terhambat, bisa melenakan, bukan karena gila hormat, namun karena belas kasihan yang tidak pada tempatnya. Sering kita sebagai manusia salah memaknai dan gagal bersikap dengan bijaksana dan jatuh pada pilihan  yang tidak utama. Tergelincir bukan pada kesalahan, namun pada pilihan yang tidak seharusnya. Fokus menjadi penting dan utama, sehingga tidak salah mengambil keputusan.
Saudara terkasih, beragama, beriman, perlu menyadari adanya tugas bagaimana menjadi anak-anak Tuhan. Mebawa orang yang tersesat pada jalan kebenaran. Apa yang dilakukan Yesus adalah menyembuhkan yang sakit, mengembalikan martabat mereka yang sempat hilang karena dosa struktural, atau memulihkan mereka yang tidak berdaya.
Dalam hidup bersama kita, perutusan kita juga sama dengan perutusan Yesus. Menyembuhkan yang sakit, atau malah kita membuat orang sakit hati? Menyatukan bukan memisahkan. Merekatkan bukan malah memecahkan. Pilihan-pilihan itu ada di depan mata, dan bagaimana mengikut kuasa jahat atau kuasa baik. Ke mana pilihan bebas itu dan itu tergantung kita masing-masing.
Perlu kesatuan dengan SI DIA agar mampu memilih yang terbaik, menjadi pemersatu bukan malah pemecah belah, menjadi penyembuh bukan pembuat luka. Siapa yang kita ikuti? Tuhan Mahacinta yang menyembuhkan bukan? Dan arahnya adalah kebaikan. Jika ada yang mengarahkan kepada yang buruk, kita perlu tahu bagaimana pilihan dan kepada siapa mereka mengabdi. Tidak perlu menghakimi, biarkan saja, asal bukan malah ikut dan menjadi pencela juga. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar