Sabtu, 30 November 2019

Karya dan Hidup Kita adalah Wajah Allah


Pesta S. Andreas , Ras (M)
Rm. 10:9-18
Mzm. 19:2-3,4-5,
Mat. 4:18-22



Rm. 10:9-18

10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"
10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
10:18 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."

Mat. 4:18-22

4:18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
4:20 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
4:21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
4:22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia



Karya dan Hidup Kita adalah Wajah Allah

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan mengenai panggilan dan konsekuensi atas itu. Kedua mengenai Andreas dan pemuridan di dalam Tuhan. Kita semua dipanggil menjadi murid dan saksi Kristus di tengah dunia, tanpa kecuali. Panggilan itu berlaku universal, siapa saja, dan tanpa kenal batas apapun juga. Tidak hanya imam atau hirarkhi yang dipanggil oleh Tuhan.
Baptisan membawa konsekuensi panggilan yang sama. Tugas, perutusan, dan konsekuensi bagi saiapa saja adalah sama. Peran dan tugasnya yang berbeda seturut panggilan masing-masing. Satu yang pasti bahwa kita dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan itu total, sepenuhnya, full timer, bukan hanya sesaat saja. Hidup dan karya kita adalah kesaksian kita. Apa yang kita lakukan, hidupi, dan kerjakan adalah perwujudan hidup dan kehadian Allah sendiri. Bagaimana kita membawa citra Allah dalam hidup dan karya kita.
Jangan berpikir kita menjadi citra, gambaran, dan wajah Tuhan hanya  ketika kita ke gereja saja, atau ketika kita berdoa,   mendirikan gua Maria di mana-mana, devosi setiap saat. Itu baik-baik saja, bahkan bagus dan perlu. Namun apakah juga peduli pada derita, kekurangan, atau keberadaan saudara-saudari sekitar kita yang masih belum beruntung? Jangan  malah kita menjadi batu sandungan memperlihatkan wajah Tuhan yang glamour, mewah, dan abai akan derita. Padahal Salib jauh dari itu bukan?
Permenungan kita kedua adalah mengenai Andreas, seorang nelayan yang dipanggil Tuhan untuk menjadi penjala manusia. Ia meninggalkan segala sesuatunya demi mengikuti Tuhan. Pasrah bongkokan di dalam Tuhan. Sikap total ini menjadi penting dan utama. Ia dipanggil untuk hadir, bergaul, dan hidup bersama Tuhan. Seluruh dinamika Yesus yang harus Andreas mengerti.
Meninggalkan segala sesuatu itu menjadi fokus, bidikan utama, dan segala-galanya, sehingga hanya Tuhan yang menjadi prioritas. Menyampaikan khabar gembira di dalam Tuhan. Mengabarkan kasih karunia Tuhan yang tiada batas.
Saudara terkasih, kita dipanggil untuk mewartakan khabar kasih karunia Tuhan secara total, tidak setengah-setengah, apalagi hanya mau enaknya. Gak enaknya ditinggal. Konsekuensi pemuridan itu tidak mudah. Namun itulah khas, unik, dan spesialnya menjadi murid Yesus. Tidak mudah. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar