Pw. S.
Yosafat, Usk. Mrt (M)
Keb.
2:23-3:9
Mzm. 34:2-3,16-17,18-19
Luk. 17:1-7
Keb.
2:23-3:9
2:23 Sebab Allah
telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya
sendiri.
2:24 Tetapi
karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan
mencari maut itu.
3:1 Tetapi jiwa
orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka.
3:2 Menurut
pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap
malapetaka,
3:3 dan
kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam
ketenteraman.
3:4 Kalaupun
mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan.
3:5 Setelah
disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji
mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya.
3:6 Laksana emas
dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban
bakaran.
3:7 Maka pada
waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di
ladang jerami.
3:8 Mereka akan
mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan
memerintah mereka selama-lamanya.
3:9 Orang yang
telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih
akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian
orang-orang pilihan-Nya.
Luk. 17:1-7
17:7
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau
menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang
dari ladang: Mari segera makan!
17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan
sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan
apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang
ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak
berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
Ketulusan,
Spiritualitas Kerja, dan Yosafat
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan betapa kasih karunia Allah itu hadir dalam segala suasana. Spiritualitas
kerja menjadi bagian penting dalam bacaan hari ini. Bagaimana Tuhan mengajak
kita menjadi hamba yang tidak berguna, bukan malah menjadi tuan yang congkak.
Kerendahan hati menjadi kualifikasi sebagai hamba
yang tidak berguna di hadapan Tuhan. Apa yang dilakukan, dikerjakan, dan
diselesaikan itu adalah karena kasih karunia Allah. Ada beberapa tahapan makna
kerja, mencari uang, itu yang paling dasar, juga tidak salah. Tahap selanjutnya
adalah mencari kawan atau karena semua bekerja, ikut kerja. Itu juga sah-sah saja. Meningkat aktualisasi
diri, sebagai manusia selayaknya bererja, jangan makan kalau tidak bekerja.
Dan yang paling baik atau idealnya adalah demi
memuliakan Allah. taraf spiritual, di mana melibatkan Tuhan. Melihat ada kasih
karunia Tuhan di sana. Jadi tidak akan mengeluh jika gajinya kurang, melihat
ada rencana Tuhan di sana. Tetap menjalankan
tugas meskipun dicibir temannya, atau tidak menjadi beban ketika tidak
mendapatkan kenaikan pangkat, padahal telah bekerja dengan baik dan
berprestasi.
Semua dikembalikan kepada Tuhan. Melayani Tuhan
dengan kerjanya. Ia tidak mencari apa-apa, ketulusan yang menjadi dasar atas
kinerjanya. Uang, rekan, dan juga aktualisasi diri adalah bonus, upah, atau
konsekuensi, bukan menjadi tujuan kerja.
Saudara terkasih, ketulusan dan kerendahan hati
juga ditunjukkan Yosafat. Ia disekolahkan orang tuanya untuk menjadi pedagang
yang ulung. Melihat lingkungan dan dorongan untuk lebih berciri rohaniah ia
tergerak aktif dalam menggereja. Gereja yang ada dipenuhi dengan kekerasan dan
konflik, bahkan fitnah. Ia melihat Gereja yang benar ketika melihat
lingkungannya demikian. cita-citanya untuk menyatukan Gereja Roma dan Rusia
bisa terwujud dengan kematiannya.
Ia menjadi imam dan uskup yang keras terhadap
dirinya, namun murah hati kepada umatnya. Ia wafat karena dibunuh oleh para penjahat yang
membunuh pelayannya. Ia maju ke depan dan mengapa membunuh pelayan, sedang ia
yang mereka cari. Kesatuan Gereja Rusia yang memilih skisma dengan Roma
akhirnya terwujud karena melihat perjuangannya yang gigih itu.
Saudara terkasih, ketulusan dan melayani Tuhan
seharunya menjadi gaya hidup dan motivasi dasar kita di dalam kehidupan
sehari-hari. Melibatkan Tuhan dan Tuhan menjadi sentral dan inti dari seluruh
hidup kita.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar