Selasa, 19 November 2019

Sudahkah Menemukan Tuhan Hari ini?


Selasa Pekan Biasa XXXIII (H)
2 Mak. 6:18-31
Mzm. 4:2-3,4-5,6-7
Luk. 19:1—10



2 Mak. 6:18-31

6:18 Eleazar adalah seorang ahli Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan rupanya. Ia dibuka mulutnya dengan kekerasan dan begitu dipaksa makan daging babi.
6:19 Tetapi dengan mengutamakan kematian terhormat dari pada hidup ternista ia menuju tempat pukulan dengan rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali.
6:20 Dan demikian mestinya tindakan orang yang berani menolak apa yang bahkan karena cinta kepada hidup sekalipun tidak boleh dikecap.
6:21 Tetapi para pengurus perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, oleh karena sudah lama mereka kenal baik dengan orang itu. Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil daging yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri. Cukuplah kalau dari daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja.
6:22 Dengan berbuat demikian ia dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi persahabatan lama di antara mereka.
6:23 Tetapi Eleazar mengambil keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan oleh Allah sendiri. Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke dunia orang mati saja.
6:24 Katanya: "Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak pemuda kusesatkan juga, oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing.
6:25 Boleh jadi mereka kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam pada itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku.
6:26 Kalaupun sekarang aku lolos dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati.
6:27 Dari sebab itu dengan berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.
6:28 Dengan demikian akupun meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan.
6:29 Adapun orang-orang yang mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru diucapkan Eleazar dan yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka.
6:30 Ketika sudah hampir mati karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar, katanya: "Bagi Tuhan yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan suka hati karena takut akan Tuhan."
6:31 Demikian berpulanglah Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi kebanyakan orang dari bangsanya.



Luk. 19:1--10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."




Sudahkah Menemukan Tuhan Hari ini?

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan pencarian Tuhan dan kasih karunia-Nya yang tak terbatas itu. Bagaimana Zakheus yang pendek, pemungut cukai, dan pendosa bagi konteks Yahudi kala itu, malah mendapatkan anugerah, menjadi tempat makan Tuhan Yesus. Ia memanjat pohon untuk mengatasi tubuhnya yang pendek, demi melihat dan bisa menyaksikan Yesus.
Acap dalam hidup kita, kita terpaku dengan kekurangan kita. Kita fokus dengan kelemahan kita, kita tidak berusaha untuk memperkuat dengan melibatkan Tuhan dalam hal ini. Lihat bagaimana perjuangan Zakheus yang pendek itu bisa memenuhi keinginannya menyaksikan Yesus, pribadi yang menjadi bahan pembicaraan di mana-mana. Usaha yang tidak sia-sia.
Makan siang itu juga menjadi ajang pengajaran para guru era itu. Di sana para guru mengajarkan ilmu pengetahuan, terutama mengenai Taurat Musa, dan Yesus juga mengajarkan ajaran-Nya mengenai keselamatan yang sudah datang. Persoalan yang kemudian timbul adalah, bahwa biasanya yang datang adalah kelompo elit, orang-orang yang terpelajar, kalangan ahli-ahli Taurat dan bukan pendosa seperti pemungut cukai.
Pemungut cukai malah menjadi tuan rumah pengajaran dari Yesus. Aneh dan kontroversial. Itulah keselamatan ala Yesus. IA datang untuk menyelamatkan domba yang sesat. Domba yang juga anak-anak Abraham. Konsep anak Abraham bukan hanya yang saleh semata, namun juga yang berdosa, namun mau mencari dan menemukan Tuhan.
Perjumpaan dengan Tuhan yang mengubah dan menghasilkan buah yang melimpah. Ia membagikan setengah harta miliknya. Dan sangat mungkin sebagai pemungut cukai ia mengambil lebih, atau memeras. Dan ia berjanji untuk mengembalikan empat kali lipatnya. Perjumpaan yang mengubah, bahkan berbalik arah menuju kepada kebaikan. Bagaimana buah itu melimpah di dalam Tuhan. Si pendosa dan pemungut cukai memberikan hartanya dengan segala bunga yang mungkin pernah ia perbuat yang merugikan pihak lain.
Saudara terkasih, Tuhan itu Mahakasih, bagaimana gerak batin kita untuk berjumpa, menemui, dan mengenal Tuhan lebih baik dari hari ke hari. Sudahkah kita menyiapkan setiap waktu kita menemukan Tuhan? Seluruh dinamika hidup kita itu bisa melihat dan menemukan Tuhan. Kitapun menjadi wajah Tuhan bagi sesama kita, jika melakukan perbuatan kasih. Menemukan Tuhan dengan bersyukur atas seluruh kasih karunia. Alam ciptaan yang demikian indah, sesama kita yang memerlukan uluran tangan, dan kasih kita, bagaimana sikap kita, rela berbagi atau malah berat hati?
Sudahkah menemukan Tuhan hari ini?BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar