Minggu, 10 November 2019

Kebangkitan adalah Hidup Abadi, Tidak Ada Kawin dan Dikawinkan


HARI MINGGU BIASA PEKAN XXXII (H)
2 Mak. 7:1-2,9-14
Mzm. 17:1,5-6,8,15
2 Tes. 2:16-3:5
Luk. 20:27-38




2 Mak. 7:1-2,9-14

7:1 Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
7:2 Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini: "Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih bersedia mati dari pada melanggar hukum nenek moyang."
7:9 Ketika sudah hampir putus nyawanya berkatalah ia: "Memang benar kau, bangsat, dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!"
7:10 Sesudah itu maka yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta segera dikeluarkannya lidahnya dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga.
7:11 Dengan berani berkatalah ia: "Dari Sorga aku telah menerima anggota-anggota ini dan demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa. Tetapi aku berharap akan mendapat kembali semuanya dari pada-Nya!"
7:12 Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnyapun tercengang-cengang atas semangat pemuda itu yang memandang kesengsaraan itu bukan apa-apa.
7:13 Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula.
7:14 Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya berkatalah ia: "Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Sedangkan bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan."


2 Tes. 2:16-3:5

2:16 Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
2:17 kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
3:1 Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu,
3:2 dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.
3:3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
3:4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
3:5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.


Luk. 20:27-38

20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,
20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak.
20:32 Akhirnya perempuan itu pun mati.
20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan,
20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.
20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.
20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."



Kebangkitan adalah Hidup Abadi, Tidak Ada Kawin dan Dikawinkan

Saudara terkasih, hari ini bersama Bunda Gereja kita merenungkan perihal kebangkitan orang mati. Bacaan Injil memberikan kepada kita permenungan mengenai pertanyaan orang Saduki yang memang tidak memercayai kebangkitan orang mati. Yesus menyatakan, bahwa kehidupan kemudian tidak ada kawin dan dikawinkan. Hidup seperti malaikat di mana tugasnya memuji dan memuliakan Allah.
Seorang pastor berkotbah hal ini dalam misa arwah, ada seorang ibu yang menelan bulat-bulat pernyataan pastor bahwa tidak ada perkawinan lagi dalam surga. Dan si ibu memilih berjarak dengan si suami. Seperti orang yang tidak saling kenal, kamar terpisah, padahal si bapak tidak menghendaki yang demikian. si pastor benar, si bapak juga benar menuntut haknya, si ibu juga tidak bisa dipersalahkan jika mengayati demikian.
Persoalan adalah ketika ada yang  merasa dirugikan, di dunia ketika masih dalam koridor perkawinan tentunya masih sah ketika salah satu pihak mau berbincang, minta dalam kamar yang sama, atau saling melayani, bukan hidup terpisah seperti alam kematian tersebut.
Sebenarnya si imam juga tidak salah mengatakan kotbah itu karena dasarnya memang juga kuat, namun sangat mungkin bahwa si ibu tersebut sedang memiliki masalah dan kemudian seolah mendapatkan pembenaran biblis lagi. Namun abai bahwa ada yang menjadi korban, suaminya sendiri menjadi menderita karena pilihannya tersebut.
Saudara terkasih, kebangkitan dan kehidupan kekal adalah kepastian, dan hidup kita di dunia ini adalah mempersiapkan kehidupan nanti itu. Bagaimana persiapan kita, apakah kehidupan kekal yang bahagia atau kehidupan kekal yang merana? Itu adalah dalam keputusan mutlak manusiawi. Allah Mahakasih telah memberikan kebebasan sepenuhnya, termasuk ketika kita memilih memisahkan diri dari pada-Nya.
Tuhan menganugerahkan kebebasan itu tidak setengah-setengah. Kebebasan yang sangat berharga mahal jika kita hanya mengejar hal-hal yang bersifat duniawi semata. Dan yang surgawi kemudian terhanyut. Kasih karunia Allah sejatinya tidak pernah rela jika kita terpisah, namun Tuhan tidak bisa menghianati diri-Nya dengan memaksakan kehendak pada manusia yang bersifat mrosal. Merasa diri bebas dan seenaknya sendiri dalam hidup di dunia ini.
Gambaran manusia mrosal demikian banyak dan gampang kita temui, kesenangan dunia, kemudahan, dan kemewahan sangat mungkin melenakan. Terlena yang disengaja sering menyesatkan, dan ketika sadar sudah terlambat. Sejatinya Tuhan tidak pernah berharap ada yang tersesat, namun sangat mungkin terjadi, meskipun sudah ditebus Yesus dengan mengalahkan kematian. Kebangkitan Yesus mengalahkan kematian dan kedosaan kita.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar